🎻 ʜꜱʜ : ʜᴇᴇsᴇᴜɴɢʜᴏᴏɴ 1

2.1K 185 39
                                    

Flashback...
﹏﹏﹏﹏﹏﹏

🖇️ What is your worst nightmare?

Bagi Sunghoon, mimpi terburuknya adalah ketika dia sudah belajar keras bahkan sejak jauh-jauh hari sebelum ujian semester dimulai, mengabaikan waktu istirahat pertama dan makan siang demi menekuni buku-buku di perpustakaan, merasa dia sangat lancar ketika mengerjakan soal simulasi, namun justru soal yang tersaji begitu memuakkan.

Sunghoon sulit percaya bahwa soal yang keluar tampak berbeda dari yang dia pelajari. Tidak seperti bayangannya. Prediksinya selama ini jarang meleset. Dan kali ini bukan hanya meleset tapi prediksinya jauh di luar dugaan.

Kepalanya mulai pening melihat deretan soal di atas meja. Apa yang muncul tidak seperti apa yang dipelajarinya semalam. Sesuatu membentur punggung Sunghoon dari belakang, segumpal kertas kecil. Sunghoon melihat ke arah pengawas sekilas baru menolehkan kepalanya ke arah belakang, sumber gumpalan kertas itu berasal.

'Temannya', ah tidak. Sebenarnya bisa dikatakan dia dan Jay Park—orang yang melempar kertas pada Sunghoon adalah sahabatnya. Berandal sekolah itu meminta jawaban dengan mengisyaratkan nomor menggunakan jari-jarinya. Sunghoon heran dengan Jay yang cukup pintar tetapi sangat malas untuk belajar, dia lebih senang membuat ulah, salah satunya modus. Menggombal sana sini demi memikat lawan jenis maupun sesamanya, tidak untuk kencan ataupun menjalin hubungan tapi hanya untuk bersenang-senang, ulah para iblis yang memang menurun kepadanya.

Dan sialnya mereka adalah sahabat, double sialnya mereka sekelas, dan triple sialnya mereka juga sama-sama berada di tim inti Basket.

Sunghoon mengetukkan jari pada kepalanya sendiri. Memberi jawaban pada Jay yang masih menanti dalam isyarat juga yang berarti, 'Pikir saja sendiri'.

Jay berdecak lumayan keras lalu mengacungkan jari tengahnya pada Sunghoon. Sunghoon terkikik geli dengan tingkah sahabatnya, memilih kembali fokus pada soal ujiannya.



































﹏﹏﹏🎻-Remεmber-🎻﹏﹏﹏








































🖇️🖇️🖇️

Di kelas justru terdengar bising, Guru mereka tidak datang tepat waktu karena ada rapat, semuanya jadi sibuk mengobrol, adanya juga yang belajar meski tidak ada guru. Seperti Sunghoon yang kini tengah menyumpal kedua telinganya dengan earphone sambil membaca buku pelajaran. Heeseung memperhatikannya, berbeda dengan yang lain yang terkadang ikut mengobrol, tapi Sunghoon tidak, dia benar-benar akan fokus pada buku bacaannya.

Heeseung menopang dagu dengan sebelah tangannya. Dia tidak berhenti menatap Sunghoon yang terlihat menikmati dunianya sendiri. Dia jadi penasaran lagu seperti apa yang di dengarkan Sunghoon. Heeseung juga menyukai musik, siapa tahu hal itu bisa membuatnya dekat dengan Sunghoon selain di team inti basket.

Tidak ada yang menyadari, kini Heeseung tersenyum seperti orang bodoh.



◎◐◎◐◎

Siang ini adalah yang sangat amat ditunggu oleh Sunghoon, setelah kurang lebih 2 pekan sekolah mengadakan Ujian Semester, sekarang tiba saatnya pembagian rapor hasil pencapaian siswa, namun ketika rapor dibagikan, namanya tetap saja berada di bawah nama Lee Heeseung.

"Heeseung kau menempati peringkat teratas lagi, ya? Wah, Selamat!"

Sunghoon mengepalkan tangannya kuat-kuat, menatap seorang pemuda yang sedang dikerubuti teman-teman sekelas, sambil berebutan mengucapkan selamat karena berhasil mempertahankan peringkat satu paralel sejak kelas sepuluh.

Remember | HSH🎻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang