🎻 ʜꜱʜ : ʜᴇᴇsᴇᴜɴɢʜᴏᴏɴ 7

959 128 38
                                    

"Cinta adalah misteri yang datang tak terduga dan pergi tanpa terasa, meninggalkan luka. Cinta tak pernah datang terlambat, atau mungkin kita yang terlambat menyadari bahwa itu benar-benar cinta"

✧ <<---- :・゚✧ *:・゚ ---->> ✧

✦ . ✫ . ˚ ✦ ·

. + ·








"Anak-anak perempuan sudah kuberi tahu."

Heeseung melihat Geonu baru kembali dari lorong kamar anak perempuan sambil mengunyah sebungkus Pocky rasa stroberi. Yang laki-laki mengucapkan terima kasih ketika Geonu menawarinya Pocky. "Anak-anak laki-laki sudah kabur entah ke mana. Hanya beberapa yang ada di kamar," kata Heeseung sambil menggigit Pocky-nya, "memang tidak ada yang bisa diharapkan dari anak-anak laki-laki."

Geonu tertawa. "Aku tahu kau bohong," ujarnya.

"Maksudmu?"

"Yang barusan," Geonu menaikkan nada suara, mirip anak-anak usil, "aku yakin bagimu Sunghoon tidak begitu."

Heeseung hanya tersenyum. Geonu benar. Sunghoon tidak begitu.

"Sebenarnya ini di luar rencana, ya," kata Geonu, "rasanya akan lebih mudah bagimu setelah sampai di Jeju nanti."

"I don't know if he's into boys like me."

"I'm sure he is," Geonu berujar dengan suara menenangkan, "kita sudah menyusunnya sejak dua tahun yang lalu. Kau mau membiarkan semuanya berlalu begitu saja? Setidaknya jika ia tidak membalasmu, beban di hatimu akan berkurang."

Heeseung berhenti melangkah, berhadapan dengan Geonu yang masih asyik mengunyah Pocky. "Memang ada baiknya aku bersahabat dengan tukang gosip sepertimu, Lee Geonu," katanya sambil mencuri sebatang Pocky stroberi dan mematahnya jadi dua. Disodorkannya salah satu pada Geonu yang menerimanya dengan senang hati. "Terima kasih banyak."

"Bukan masalah, bukan masalah," tukas Geonu sambil menggoyangkan tangannya, "aku sudah pro soal ini. Sekarang giliran kau yang harus berani."

Heeseung mengangguk. Meskipun hal ini rasanya berat, tetapi Geonu benar. Heeseung tidak bisa membiarkan perasaannya yang menumpuk sejak dua tahun yang lalu akan hilang begitu saja di udara.

"Temui pangeranmu di dek, ajak dia masuk," Geonu membalikkan tubuh Heeseung dan mendorong punggungnya, "dia terlalu lama di luar. Kurasa dia sudah mengembang jadi balon—UGH!"

Heeseung tidak tahu apa yang terjadi secara pasti, tapi ia merasakan Geonu menabraknya dari belakang dan membuat mereka berdua jatuh bersamaan. Heeseung juga mendengar jeritan-jeritan panik dari luar, berteriak tentang "kapalnya miring!"

"Geonu? Apa yang terjadi?"

"Mana kutahu! Tiba-tiba saja semuanya terasa oleng dan aku menabrakmu!" keluh Geonu sambil mengusap-usap keningnya, "punggungmu keras sekali. Kau seperti makan batu bata, Seung."

Heeseung masih memproses apa yang baru saja terjadi ketika seisi kapal menjadi ribut, anak-anak menjerit, para guru berusaha menenangkan mereka dan suara tegang kapten kapal terdengar dari speaker yang terpasang di setiap sudut. Memberitahu bahwa kapal berubah miring dan penumpang diharap untuk tetap tenang serta mengambil jaket penyelamat.

"Kapalnya miring," desis Heeseung. Napasnya tercekat di tenggorokan ketika menyadari Sunghoon dan anak-anak lain yang masih berada di dek. "Geonu! Kau pergi cari jaket penyelamat dan kumpulkan anak-anak perempuan! Mereka harus berada di dekatmu sampai aku kembali dan kapal penyelamat datang!" perintahnya sebelum berlari pergi.

Remember | HSH🎻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang