🎻 ʜꜱʜ : ꜱᴘᴇᴄɪᴀʟ ʜᴇᴇʜᴏᴏɴ 1

594 75 15
                                    

📌 2012, saat semua belum berubah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📌 2012, saat semua belum berubah...  


"Ditempat inilah aku pertama jatuh cinta, namun hanya bisa berseru lantang dalam hati saja. Memandanginya seperti orang tak kenal, karena nyatanya aku lebih takut pada kenyataan yang belum datang"



"Sunghoon.."

Sunghoon mendongak, persis saat dia baru saja membubuhkan alkohol ke siku tangannya yang lecet karena jatuh saat bermain basket.

"Ada apa?"

Heeseung membuka pintu lebih lebar, langkahnya gugup ketika mendekat ke tepi tempat Sunghoon berada, ruang kesehatan sekolah.

"Sunghoon.." panggilnya lagi.

Sunghoon menghembuskan nafas sedikit keras, kesal. "Ada apa, Heeseung?"

"Kau terluka?" tanyanya.

Sunghoon melempar kapas beralkohol ke tempat sampah. "Kau sama saja seperti Geonu, sudah tahu kenapa bertanya lagi? Ah! Benar, kalian kan teman sebangku, perangkat kelas juga, ketua dan wakil ketua, pasti sama."

"Kau juga teman Geonu, Sunghoon" Heeseung duduk di samping tempat Sunghoon, tangannya terulur mengambil plester. "Kau juga temanku."

Sunghoon mundur ketika Heeseung berusaha menyentuh siku tangan Sunghoon, "Kau mau apa?"

Heeseung menahan tangan Sunghoon agar tetap diam, Sunghoon tidak pernah tahu kalau cengkraman Heeseung sekuat itu, "Mengobati mu, Sunghoon. Apa lagi?" Heeseung mulai memplester siku Sunghoon yang terluka.

Sunghoon berdecak, "Jangan sebut aku dengan 'teman', itu terdengar bodoh." Sunghoon membereskan kotak P3K nya kedalam laci meja. Kemudian naik ke atas tempat tidur. "Pergi, aku mau tidur." Sunghoon menarik selimut melewati kepalanya, berbalik membelakangi Heeseung yang masih duduk di tempat tidurnya.

Tak lama, Sunghoon merasakan tempat tidurnya bergerak. Heeseung berdiri, berjalan ke arah pintu kemudian menutup gorden agar silau cahaya tidak langsung mengarah ke Sunghoon.

"Sunghoon," ucap Heeseung sebelum melangkah keluar, "Selamat beristirahat, lekas sembuh ya."

Sunghoon memejamkan mata kuat-kuat, tidak ingin membiarkan air matanya lolos begitu saja.








"Masih adakah tempat itu? dimana kau duduk sekedar melepas lelah, dan aku memperhatikannya dari kejauhan. "






Namanya Lee Heeseung, itulah yang Sunghoon tahu, pemuda itu lahir di bulan Oktober saat musim dingin, ketika 2 bulan lagi banyak kembang api dan salju bertabrakan di langit.

Sunghoon pikir, Heeseung akan sedingin salju, namun nyatanya Heeseung memiliki hati sebersih dan seputih salju di bulan Desember. Bahkan Sunghoon salah menduga, sejak awal pemuda dengan mata bulat doe cemerlang itu tidak sekalipun nampak terganggu dengan kehadiran Sunghoon.

Remember | HSH🎻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang