"Yerin-ah, geumanhae. Kau sudah minum banyak." Sehun menahan tangan Yerin yang bergerak hendak menuangkan soju lagi pada gelasnya.
Mereka berdua sekarang sedang duduk diatas karpet. Menyandar pada sofa di belakang mereka dan minum bersama. Minum di rumah lebih baik, dan Sehun ada bersama Yerin.
"Aish, kau pelit sekali!" Yerin memanyunkan bibirnya. Dan Sehun hanya terkekeh geli.
"Sehun oppa, kau belum menceritakannya padaku. Ah benar!! Kau berhutang cerita banyak padaku!"
Sehun menautkan alis. "Tentang aku yang menyukaimu sebelum kau mengenalku?"
Yerin mengangguk. "Dan satu lagi, saat hari terakhir kita di Jepang. Kau mengatakan akan menceritakan sesuatu jika kita sudah sampai di Korea."
"Ah masalah itu." Raut Sehun mendadak berubah. Tampak tidak nyaman, dan menyesali sesuatu. Apa yang ia pernah alami dulu masih mempengaruhinya? Tapi saat itu, ia sendiri yang bilang bahwa nanti tidak akan ada lagi penyesalan, melainkan kau akan bersyukur karena hal itu pernah terjadi.
Sehun tersenyum kecil. "Kuceritakan di lain waktu. Hmm?"
"Arraseo. Kalau begitu ceritakan bagaimana kau menyukaiku." Yerin mengubah posisi duduknya menghadap Sehun.
Ia menopang dagunya pada sofa di belakangnya. Menunggu Sehun bercerita.
"Kau ingat? Saat kau masih sekolah dulu, sepulang sekolah kau mengunjungi toko bunga."
Yerin berpikir sejenak. Lalu melebarkan matanya setelah berhasil mengingat. "Ah benar benar!! Aku ingat! Saat itu aku datang bersama Sinbi kan?"
Mendengar itu Sehun lalu menggeleng cepat. "Bukan, saat kau datang sendiri kesana."
"Ah aku ingat." Yerin yang membeli bunga untuk oppanya. Saat bunga pemberiannya sudah layu, Yerin lalu esoknya membeli bunga baru.
Sehun tersenyum. "Toko bunga itu milik pamanku. Dan aku ada disana saat kau datang."
Yerin diam sebentar, berusaha mengingat kejadian yang sudah lama itu. Lalu menautkan alis dan menatap Sehun. "Kau.. Pria dewasa yang mengajakku mengobrol saat itu?" Tanyanya ragu.
Mendengarnya Sehun tersinggung. Ia lantas mendorong dahi wanita itu menggunakan telunjuknya. "Aku bukan pria dewasa, Jung Yerin. Kita hanya berbeda 3 tahun. Aku masih kuliah saat itu."
"Mianhae, aku hanya bergurau, Sehun oppa." Yerin menahan senyumnya.
"Yah, saat itulah aku sedikit mengenalmu. Aku juga tahu namamu. Dan jangan marah, aku juga terkadang sering memperhatikanmu."
Yerin melotot. "Ye?!! Bagaimana bisa?"
"Tentu saja bisa, Jung Yerin. Aku juga melihatmu menangis saat pulang dari sekolah di hari ulang tahunmu."
Yerin sontak terdiam. Hari itu. Hari dimana ia menyakiti oppanya. Bayangan bagaimana wajah oppanya yang ceria membawa kue dan memakai topi ulang tahun. Dan saat kue buatan oppanya itu hancur karena Yerin menepisnya. Yerin membentaknya, dan membuat oppanya sedih.
Yerin meneteskan air matanya. Membuat Sehun panik. "Waeyo? Aku mengingatkanmu pada oppamu? Mianhae, Yerin-ah aku tidak tahu."
"Gwaenchanayo. Lalu apalagi yang kau lihat selain itu, Sehun oppa?"
Sehun diam sebentar. "Aku tidak sengaja bertemu denganmu di taman bermain. Kau bersama oppamu, dan satu lelaki. Aku tidak tahu namanya."
Yerin hanya dekat dengan satu lelaki di sekolah, sudah pasti dia adalah Wonwoo. "Ah, aku ingat. Dia Wonwoo."
KAMU SEDANG MEMBACA
√ [SEASON 2] 星と夜 (Hoshi to Yoru) || Hoshi & Yerin FF
FanfictionSelama tujuh tahun lamanya, Jung Yerin berusaha mengikhlaskan semuanya tanpa harus melupakan. Itu semua tidaklah mudah. Bagaimana ia ingin melupakan bagian yang menyedihkan, tetapi ingin tetap mengenang bagian yang menyenangkan. Ketika ia sudah ha...