Hari ini jadwal Hoshi sangat padat. Pria itu harus kembali syuting drama dan vareity show. Belum lagi dengan pemotretan. Itu sebabnya Yerin bangun sangat pagi. Seperti yang Eundong katakan kemarin, ia harus datang sebelum Hoshi bangun dari tidurnya.
Yerin merapikan poninya. Menyampirkan tas selempang, lalu keluar dari kamar. Sebisa mungkin ia tidak mengeluarkan suara yang akan membangunkan Sehun.
"Yerin-ah. Mau kemana sepagi ini?"
Heol
Yerin lantas menoleh ke belakang. Menemukan Sehun dengan piyamanya berdiri di depan pintu kamar. "Ah aku mau berangkat, Sehun oppa."
"Mwo? Sepagi ini?"
"Um." Yerin mengangguk.
Sehun ikut mengangguk samar. "Tunggu sebentar, biar aku antar."
"Aniyo, Sehun oppa. Aku bisa naik taksi. Kau tidur lagi saja, maaf aku membangunkanmu."
"Aku baru saja dari kamar mandi, Yerin-ah. Aku bukan terbangun karenamu. Berhenti meminta maaf dan biarkan aku mengntarmu. Eoh?"
Yerin tersenyum. "Arraseo. Gumawoyo, Sehun oppa."
Sehun mengusap kepala Yerin pelan sambil tersenyum. "Jamkhaman." bisiknya.
Hanya butuh waktu sebentar bagi Sehun untuk bersiap. Pria itu masih memakai celana piyamanya, ia hanya memakai mantel dan kaca mata transparannya. "Kaja!"
Sepanjang perjalanan, hanya deru motor dan suara mobil melaju saja yang menemani mereka. Tidak seperti biasanya, mereka berdua akan mengobrol ria atau menyanyi bersama.
Yerin menoleh. Sehun terlihat mengerjapkan dan melebarkan matanya. Berusaha untuk tidak mengantuk.
"Sehun oppa, kalau kau masih mengantuk jangan memaksakan dirimu. Aku sudah besar, tahu! Naik taksi juga tidak masalah."
"Tapi masalah bagiku, Jung Yerin." Katanya masih dengan suara serak.
"Eoh? Kenapa?"
"Kau masih kecil, kau masih remaja, kau sudah dewasa atau bahkan kau sudah tua, aku pasti khawatir kalau kau pergi sendiri sepagi ini."
Yerin memajukan bibirnya. "Ah waeyo?" Ia merengek. "Tidak akan terjadi apa-apa denganku, Sehun oppa. Gwaenchanayo."
Sehun menoleh. Mendorong dahi Yerin dengan telunjuknya. "Coba saja kau menjadi aku, pabbo!"
Yerin pura-pura marah. Tapi hanya sebentar karena ia tiba-tiba teringat sesuatu. Sesuatu yang ingin ia tanyakan tetapi selalu lupa. "Sehun oppa, aku ingin bertanya."
"Ada apa?"
Wanita itu diam sebentar.
"Siapa yang tidak marah saat pria lain menyebut wanita yang kau cintai dengan sebutan jalang?"
"Hari itu, saat Hoshi masuk ke apartemen begitu saja. Dan kau berdebat dengannya,"
Sehun tertegun. Ia bisa menebak apa yang akan ditanyakan Yerin.
"Kau bilang.. aku adalah wanita yang kau cintai. Apa itu benar?"
Pria itu tersenyum pada Yerin, senyum seperti biasa dengan sorotnya yang hangat. "Kau ingin aku menjawab apa, Yerin-ah?"
"Ne? Kenapa kau malah bertanya padaku?"
Sehun kembali melihat ke depan. "Dalam hatimu, kau pasti punya jawaban yang ingin kau dengar keluar dari mulutku bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
√ [SEASON 2] 星と夜 (Hoshi to Yoru) || Hoshi & Yerin FF
FanficSelama tujuh tahun lamanya, Jung Yerin berusaha mengikhlaskan semuanya tanpa harus melupakan. Itu semua tidaklah mudah. Bagaimana ia ingin melupakan bagian yang menyedihkan, tetapi ingin tetap mengenang bagian yang menyenangkan. Ketika ia sudah ha...