Awalnya, langit menampakkan warna biru indah dengan sinar matahari yang menghangatkan. Cuaca yang sempurna untuk memulai hari di awal minggu ini. Atau mungkin, memulai kehidupan baru, bagi seorang wanita bernama Choi Yewon.
Dan untuk memulai kehidupan baru itu, Yewon mesti melakukan sesuatu yang buruk, dan jahat. Katakan saja ia egois. Menelantarkan anaknya sendiri demi kebahagiaan dirinya.
Yewon menatap bayi laki-laki yang menggeliat nyaman dalam pangkuannya. Hati kecilnya mengatakan agar ia tidak melakukan perbuatan kejam itu. Namun kebenciannya pada ayah dari anak ini membuatnya hilang akal. Pria itu membuatnya mengandung, lantas pergi menghilang ditelan bumi.
Yewon ingin membuang semua yang berkaitan dengan pria brengsek itu, termasuk, darah dagingnya sendiri. Untuk memulai kehidupan baru, bayi ini tidak boleh ada.
Namun, dalam sekejap, langit indah yang dilihatnya sejak pagi tadi, berubah gelap. Suara petir terdengar, membuatnya terkejut. Dan hujan deras turun tanpa bisa dicegah. Rupanya, cuaca lebih memilih untuk mewakilkan perasaan bayi ini.
Bayi malang yang baru lahir dua minggu yang lalu itu tampak sangat nyamam dalam pangkuan sang ibu. Tanpa tahu bahwa wanita itu akan meninggalkannya sendiri, selamanya.
Yewon lantas berlari menuju sebuah toko yang sudah tutup. Bayinya aman dibalik mantel yang dipakai Yewon, meski rambut wanita itu dan mantelnya basah.
Tak lama ponselnya bergetar. Yewon meraih ponsel itu dengan tangan basahnya, dan mengangkat telepon dari ibunya. "Eoh eomma?"
"Kau belum selesai? Cepatlah. Sebentar lagi Park Minjae akan datang melamarmu."
"Ne eomma. Aku akan segera pulang."
Yewon memutuskan panggilan. Park Minjae. Pria yang dikenalkan ibunya kepadanya. Pria itu mengambil keputusan besar dalam sekejap, bahwa ia akan menikahi Yewon. Tentu saja, ia tidak tahu menahu tentang bayi ini. Maka itulah alasan Yewon melakukan hal ini.
Ditatapnya bayi laki-laki itu sekali lagi. Perlahan ia meletakkan bayi itu di teras toko yang ia pijak. Ia sengaja meletakkannya di pojok agar tidak terkena cipratan air hujan.
Seakan tahu yang dilakukan ibunya, bayi itu menangis begitu lepas dari pangkuan Yewon. Wanita dengan tahi lalat di pelipis itu menatap bayinya dengan sedikit rasa sedih.
Sebelum ada orang yang melihatnya, Yewon segera berbalik dan berlari kecil menjauhi toko itu. Didengarnya, tangisan si bayi semakim kencang. Bersahutan dengan suara petir, adu kencang dengan suara derasnya hujan.
Sebuah mobil hitam menepi tepat saat Yewon berhasil menyembunyikan diri dibalik sebuah pohon yang berdiri beberapa meter dari toko itu. Membiarkan tubuhnya diguyur hujan, ia mengamati seorang wanita berpakaian rapi keluar dari mobil dengan payung melindungi tubuhnya dari siraman hujan.
Suara khas high-heel terdengar saat wanita itu melangkah mendekati bayi yang tengah menangis. Sejenak, wanita itu mengedarkan pandangan mencari seseorang yang mungkin meninggalkan bayi ini dengan teganya. Yewon dengan cepat menyembunyikan wajah.
Selanjutnya, suara tangis bayi itu berhenti setelah berada dalam pangkuan wanita itu. Dibawanya bayi itu masuk ke dalam mobil sebelum mobil itu melaju menjauhi toko. Yewon hanya bisa melihat mobil itu memasuki halaman rumah besar. Jelas wanita itu adalah orang kaya, Yewon tersenyum kecil dibalik poninya yang basah. Setidaknya bayinya kini sudah aman. Semoga wanita itu adalah wanita yang baik.
Yewon menyingkirkan poni yang menghalangi penglihatannya. Wanita dengan tahi lalat di pelipis itu lantas berbalik dan melangkah pergi.
⸙⸙⸙
•••••
Jadi kejutannya apa hayo?
Kalau masih ga ngeh, baca ulang aja.
Baca baik baik ya wkwkwkBaca chapter sebelumnya juga siapa tahu ada clue 🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
√ [SEASON 2] 星と夜 (Hoshi to Yoru) || Hoshi & Yerin FF
Fiksi PenggemarSelama tujuh tahun lamanya, Jung Yerin berusaha mengikhlaskan semuanya tanpa harus melupakan. Itu semua tidaklah mudah. Bagaimana ia ingin melupakan bagian yang menyedihkan, tetapi ingin tetap mengenang bagian yang menyenangkan. Ketika ia sudah ha...