Hanya dalam waktu beberapa menit setelah dokter masuk ke ruangan dan segera menangani Hoshi, empat orang datang ke rumah sakit dengan wajah cemas. Tentu saja itu Minhye, Bibi Bong, Eundong dan Seungcheol. Raut dua perempuan itu berubah kesal ketika melihat Yerin.
Tidak seperti Eundong yang bertanya dengan baik, tentang apa yang terjadi dan bagaimana kabarnya, Minhye malah mendorong dan memarahinya.
"Apa kau puas hah? Setelah mengacaukan pernikahanku, kau juga hampir membuatnya kehilangan nyawa. Sekarang kau puas?"
"Pergi. Pergi dan jangan pernah menunjukkan dirimu lagi. Apa kau tidak sadar kehadiranmu selalu menjadi kesialan baginya hah?"
Melihat Yerin hanya diam menunduk, Bibi Bong mendorongnya. "Pergi, wanita jalang!"
Air mata Yerin jatuh, ia menaikkan pandangan dan menggeleng. "Shireo."
"Shireo?" Minhye tertawa. Tidak percaya dengan apa yang barusan Yerin katakan. "Ka! Apa aku perlu menyuruh satpam untuk membawamu keluar?"
"Kau tidak bisa melakukan itu. Kau bukan keluarganya."
Minhye tersenyum sinis. "Tapi ada bibinya disini, dan dia juga tidak mengharap kehadiranmu, Jung Yerin."
Kali ini, pandangan Yerin beralih pada bibi Bong. Menatap tepat pada sepasang matanya. "Dia bukan bibinya." Bisa dilihat, raut bibi Bong langsung berubah.
"Yak berani sekali kau mengatakan itu! Kau memang pembawa sial! Pergi!"
"Kenapa kau sangat marah? Apa ucapanku benar?"
Jawaban tenang dari Yerin malah semakin menyulut emosi wanita tua itu. "Pergi!!"Dia mendorong Yerin dengan kencang hingga jatuh.
Beruntungnya, Sehun segera datang dan dengan sigap membantu Yerin untuk berdiri. "Lebih baik kau pergi dari sini." bisik Sehun.
"Tapi dia-"
"Aku tahu. Tapi kehadiranmu disini hanya akan memperburuk keadaan."
Akhirnya Yerin menurut dan membiarkan Sehun membawanya keluar dari rumah sakit.
⸙⸙⸙
"Makanlah. Kau belum makan selama tiga hari." Sehun menaruh kantung berisi makanan pada tangan Yerin. Yerin menerimanya tanpa bicara.
Mereka sedang duduk di depan rumah sakit, dekat parkiran. Wanita itu bersikeras tidak mau pergi dari sana. Minhye dan bibi Bong mungkin bisa mengusirnya dari sana, tetapi Yerin akan menunggu Hoshi bangun. Akhirnya Sehun menurut dan mengikuti Yerin untuk duduk disana.
"Hei," panggil Sehun. "Apa kau terluka?"
Yerin menggeleng. Air matanya jatuh. "Aku hanya umpan. Mereka menginginkan oppaku."
Sehun tidak terkejut. Dia memang sudah menduga hal ini. Bahwa Kwon Hoshi memanglah oppa Yerin yang menghilang itu. "Jadi dia oppamu?" Yerin mengangguk.
Melihat Yerin menunduk sedih, Sehun bergerak hendak mengusap kepala wanita itu. Namun entah kenapa, sebelum telapaknya menyentuh puncak kepala Yerin, hatinya mengatakan bahwa ia tidak perlu melakukan itu. Bahwa sampai kapanpun Yerin tidak akan pernah mau melihat perasaannya. Akhirnya Sehun mengepalkan tangannya pelan dan menariknya kembali.
Pria itu malah bergerak mengusap tangan Yerin pelan. "Jangan lupa memakannya."
"Kau akan pergi?" Yerin menoleh.
Pria itu mengangguk. "Aku punya janji dengan seseorang. Karena sibuk mencarimu, aku melupakannya."
"Mianhae, Sehun oppa. Kalau begitu pergilah. Aku tidak apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
√ [SEASON 2] 星と夜 (Hoshi to Yoru) || Hoshi & Yerin FF
FanfictionSelama tujuh tahun lamanya, Jung Yerin berusaha mengikhlaskan semuanya tanpa harus melupakan. Itu semua tidaklah mudah. Bagaimana ia ingin melupakan bagian yang menyedihkan, tetapi ingin tetap mengenang bagian yang menyenangkan. Ketika ia sudah ha...