Locked part 10

11.1K 523 5
                                    

Aku menatap david jengah. Dia masih menatapku dengan intens.

Chitra :"bagaimana kau tahu aku di sini!"

David :"aku sudah bilang aku tahu semua."

Chitra :"dasar penguntit."

Aku duduk kembali ditempatku dan menatap lurus tanpa berniat menatap david. David juga duduk disampingku sambil mengamatiku.

Chitra :"kau sudah baik - baik saja?"

David :"aku butuh pengobatan serius."

Chitra :"lalu kenapa tidak ke rumah sakit?"

David :"aku tidak bisa ke sana karna mobilku dan dompetku di rampas calon istriku."

Chitra :"aku hanya mengambil mobilmu!"

David :"dompetku ada di sana my love."

Chitra :"kau menaruh dompet di mobil? Dasar bodoh! Kau itu punya saku dicelanamu. Bagaimana kalau kau kehilangan mobilmu di jalan kalau dompetmu di mobil."

David :"aku senang perhatianmu."

Chitra :"aku tidak perhatian padamu!"

David hanya tersenyum lebar menatapku.

Chitra :"ayo aku antar ke rumah sakit."

David :"untuk?"

Chitra :"katamu kau harus mendapatkan pengobatan serius."

David :"tidak jangan ke sana. Hmm kau yang bisa mengobatinya. Makanya besok orang tuaku datang meminta pertanggung jawabanmu."

Chitra :"ya tuhan, orang tuamu tahu?"

David :"juga orang tuamu."

Chitra :"kau mengadukanku?"

David :"kalau orang tuamu karna kau menendangku di depan rumahmu. Lalu aku di bawa pulang ke rumah dan harus menggunakan tandu karna tidak bisa berjalan. Ibuku sangat khawatir melihatku bahkan untuk berbicara saja aku tidak sanggup."

Chitra :"lalu kenapa kau di sini? Kau bisa berjalan."

David :"sesakit apapun aku tidak mungkin aku membiarkanmu tengah malam di sini sendirian."

Chitra :"baiklah ayo kita pulang."

David :"tapi besok kau tidak akan kaburkan?"

Chitra :"tidak akan."

David nampak mengeluh kesakitan saat dia berdiri. Aku melingkarkan tangannya dileherku dan menahan pinggangnya untuk membantunya berjalan.

Beruntung dia membawa supir jadi dia tidak perlu menyetir dan aku tidak perlu menyetir mengantarnya pulang. Jujur aku takut berhadapan dengan orang tuanya. Aku segera masuk ke rumah saat sampai. Aku sedikit takut menghadapi kedua orang tuaku yang sudah menungguku sambil menatapku tajam. Aku hanya tertawa garing menatap mereka.

Hari ini aku benar - benar di paksa untuk cuti dan berdandan. Aku bingung mengapa aku harus berdandan. Ini berlebihan sekali karna hari ini aku hanya perlu menghadap orang tua david dan meminta maaf.

Mama :"chitra sambut mereka di depan."

Aku berjalan pelan ke arah pintu dan melihat orang tua david yang menatapku tajam. Mati aku sepertinya mereka benar - benar marah padaku. Aku melihat david nampak di papah oleh ayahnya. Aku menunduk ketakutan melihat ibunya.

Chitra :"tante maafkan aku.."

Mama david :"kau harus bertanggung jawab. Mana orang tuamu!"

Chitra :"ad..da di dalam... si.. Lah..kan masuk.."

Mereka melewatiku tanpa memandangku. David juga melakukan hal sama dengan kedua orang tuanya. Aku rasanya ingin menangis saat ini.

Aku masih terdiam menunggu mereka bicara. Aku benar - benar takut untuk menatap mereka.

Papa :"baiklah kapan kira - kira waktu yang tepat untuk mereka menikah?"

Papa david :"besok karna chitra harus segera bertanggung jawab atas david."

Chitra :"apa menikah?"

Mama :"ya kau harus menikah. Kau tidak bisa bertanggung jawab kepada david kalau kau belum sah menjadi istrinya."

Chitra :"kok bisa?"

Mama david :"ini bukan main - main chitra. Kau harus mengobati david secepatnya karna dia tidak mau di tangani dokter. Kau tidak mungkin melakukan itu tanpa ikatan chitra."

Chitra :"ta..."

David :"auh sakit sekali.. Aku tidak bisa menatapnya... Aku shok setiap kali melihatnya.. Tidak... Masa depanku yang malang... Kalau chitra tidak mau aku harus apa mom?"

Aku mengendus kasar melihat david yang masih mengeluh kesakitan.

Chitra :"baik besok kita menikah, tapi david tidak mungkin bisa berdiri terlalu lama bukan?"

Mama :"besok kita akan mengadakan akad nikah untuk resepsinya nanti menyusul."

Aku hanya mengangguk pasrah.

David melafalkan akad nikah dengan sekali tarikan nafas. Dia nampak bahagia saat kami sudah menandatangani surat nikah kami. Aku hanya mendesah lemah saat semua orang yang menyaksikan nampak senang. David mencium keningku saat aku selesai mencium tangannya.

David nampak berjalan normal saat membawaku ke apartementnya. Aku menyipitkan mata menatapnya.

David :"kenapa my love? Apa kau tidak suka dekorasinya?"

Chitra :"kau berjalan dengan baik."

David :"yah aku sudah minum obat penghilang sakit namun itu tidak memperbaiki yang rusak."

Chitra :"apa benar - benar parah?"

David mengangguk sedih. Aku jadi merasa bersalah melihatnya sedih seperti itu. Aku membawanya ke sofa dan mulai membuka celananya. Dia nampak terkejut dengan apa yang aku lakukan.

David :"tunggu kau mau apa?"

Chitra :"aku mau mengobatinya jadi aku perlu lihat seberapa parah lukanya."

David mengangguk ragu. Aku tahu dia takut aku menyentuhnya terlalu keras. Dulu saat kakiku terluka juga aku takut di sentuh orang lain karna rasa sakitnya akan berkali lipat. Itu karna orang lain takkan tahu seberapa besar kekuatan sentuhan mereka. Perlahan aku membuka resleting celananya dan terlihat sebuah gundukan besar di sana. Aku meminta david mengangkat bokongnya agar aku bisa membebaskan celananya. Aku belum membuka celana dalamnya. Sebenarnya aku takut melihat gundukan besar itu. David masih menatapku ragu. Nafasnya memburu dan aku bisa melihat dada bidangnya yang naik turun dengan cepat.

Chitra :"apa aku menyakitimu?"

David menggeleng cepat. Aku mulai meraih bagian atas celana dalamnya. Perlahan akunmulai membukanya dengan menutup mataku.

                               TBC


LOCKEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang