Locked part 20

10K 467 4
                                    

Keesokkannya aku mengunjungi makam anakku. Kebetulan ini hari sabtu. Aku berjalan pelan ke arah makam anakku. Aku merasa berterima kasih kepada siapapun yang merawat makam ini hingga nampak lebih baik dari bayanganku. Aku duduk di dekat makam anakku dan melihat ada sebuah nama yang tertulis di nisan anakku. Putra argya smith itulah yang tertulis di sana. Aku yakin david yang memberikan nama ini. Aku membelai tulisan itu dengan lembut.

Chitra :"apa kabar sayang? Maaf mama sudah lama tidak berkunjung. Apa kau baik - baik saja?"

Aku menatap makam yang aku sentuh. Perlahan air mata menuruni pipiku. Aku tersentak saat ada yang menyentuh punggungku. Aku terdiam menatap mantan mertuaku yang nampak shok melihatku. Dia meraihku dalam pelukkannya. Dia menangis dan menggumamkan kata permintaan maafnya padaku. Aku hanya diam membalas pelukkannya sambil berusaha meredakan tangisanya.

Kami memutuskan untuk minum teh di kafe terdekat. Dia tidak henti - hentinya meminta maaf padaku.

Chitra :"itu sudah lama berlalu dan itu bukan salah david sepenuhnya. Aku saat itu terlalu egois hingga tidak memikirkan perasaan david."

Nyonya smith :"chitra mama mohon kembalilah."

Aku hanya tersenyum sambil meminta maaf padanya. Aku tidak mungkin kembali karna semua sudah usai.

Aku kembali sibuk dengan pekerjaanku. Terkadang aku pulang larut malam hingga tidak jarang waktu liburku tersita untuk pekerjaanku. Hari ini aku merasa sangat lelah. Aku memutuskan untuk pulang lebih awal. Namun entah mengapa aku ingin mengunjungi makam anakku.

Aku berjalan di bawah guyuran gerimis. Aku sengaja tidak memakai payung karna aku ingin menikmati gerimis membasahi tubuhku. Aku meletakkan bunga mawar putih di atas kuburan anakku. Aku tersenyum menatap makamnya. Aku menatap payung yang menutupiku. Aku melihat sosoknya yang memayungiku. David menatapku penuh kerinduan. Dia hanya diam menatapku. Aku juga melakukan hal yang sama. Aku hanya diam mengamatinya untuk menghilangkan rasa rinduku yang teramat dalam untuknya.

Chitra :"apa kabar?"

David :"buruk."

Aku mengangguk paham dan kembali menatapnya yang masih diam menatapku.

David :"aku merindukanmu."

Aku hampir ingin menangis saat dia mengatakan itu.

Chitra :"yah lama tidak bertemu."

David :"aku masih mencintaimu."

Dan akhirnya aku gagal menahan air mataku. Aku masih berusaha tersenyum walau air mata menetes.

Chitra :"aku juga."

David perlahan meraihku dalam pelukkannya. Dengan canggung kami saling berpelukkan. Perlahan pelukannya mulai semakin erat. Aku membalas pelukkannya. Kami menyalurkan kerinduan kami yang lama terpendam. Aku berusaha menahan isak tangisku. Aku membenamkan wajahku di dadanya dan menghirup aroma tubuhnya yang aku rindukan. Kami sama - sama berusaha memuaskan kerinduan kami. Berkali - kali dia mengatakan kata cinta yang membuatku tenang dan merasakan kehangatannya.

Aku masih diam menatap teh yang ada ditanganku. David membawaku keapartementnya. Dia pindah dari apartement yang lama. Dia memilih apartement yang tidak jauh dari makam anak kami. David masih diam disebelahku. Dia menatapku lekat - lekat. Mungkin dia takut aku menghilang kembali. Perlahan aku menyesap teh yang aku pegang.

Chitra :"ada apa?"

David perlahan memelukku. Perlahan aku melepas david. Dia nampak enggan melepaskanku dan makin mengeratkan pelukkannya.

Chitra :"aku tidak tanggung jawab kalau teh panas ini mengenaimu."

Perlahan david melepaskanku. Aku berjalan mengelilingi ruangan dan melihat beberapa foto yang terpajang. semua adalah foto - fotoku.

Chitra :"kau masih menyimpan ini semua?"

David :"aku tidak mungkin membuangnya."

Aku terdiam saat melihat foto USGku terpajang di salah satu frame. Aku menatapnya lekat - lekat foto anakku. Aku ingat betul ini foto yang di ambil saat terakhir aku memeriksakan kandunganku. David menghampiriku yang terdiam menatap foto anak kami. Air mata menetes saat mengingat betapa aktivnya dia di dalam kandunganku. Aku membelai perutku yang terasa hampa tanpanya.

David :"maafkan aku."

Aku menghapus air mataku. Aku berusaha sekuat tenaga menahan air mataku yang akan berjatuhan lagi. Aku menaruh gelasku di dapur dan meraih tasku.

Chitra :"aku harus pergi."

David :"tidak..."

Aku menatapnya yang memohonku tetap tinggal.

Chitra :"aku tidak mungkin..."

David :"kau masih istriku."

Chitra :"kita bahkan sudah tidak berhubungan selama 3 tahun. Secara agama kita sudah tidak bisa lagi bersama."

David :"kita bisa menikah kembali."

Chitra :"tidak semudah itu."

David :"apa kau sudah tidak mencintaiku lagi?"

Aku terdiam mendengar pertanyaan david.

                             TBC



LOCKEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang