Aku menutupi semua pemberitaan david dari keluarga kami. Aku tidak ingin mereka tahu apa yang terjadi. Biar bagaimanapun ini bukan hanya salah david. Kalau aku boleh jujur ini juga salahku yang tidak bisa mempertahankan david disisiku. Aku yang membiarkan david Pergi. Aku tidak ingin mengganggu kebahagiaannya. Aku mendesah letih menatap jalanan. Rasanya tubuhku tidak dalam keadaan baik untuk ke kantor, tapi aku merasa harus pergi karna akan semakin buruk kalau aku tetap di sana. Aku memutuskan untuk pergi ke dokter sebelum ke kantor.
Aku menatap bingung ke arah dokter yang nampak sumringah menatapku. Aku semakin bingung saat dia memberiku selamat.
Dokter :"anda hamil 2 bulan."
Chitra :"tapi bagaimana bisa?"
Dokter :"ada apa nyonya?"
Chitra :"boleh aku bertanya dok?"
Dokter :"ya tentu nyonya."
Chitra :"aku baru melakukannya sekali selama ini kami tidak berhubungan jadi apa mungkin aku hamil?"
Dokter :"tentu nyonya karna kemungkinan anda melakukannya pada masa subur anda dan anda di buahi dengan sperma yang berkualitas baik."
Chitra :"apa aku bisa aborsi dok?"
Dokter itu nampak bingung dengan pertanyaanku. Dia menatapku lekat -lekat.
Dokter :"apa anda berhubungan sex di luar nikah?"
Aku menggeleng kepala sambil menunduk.
Dokter :"lalu apa yang membuat anda ingin membunuh darah daging anda?"
Chitra :"aku harus melepaskan diri dari pernikahan ini dok. Aku tidak mau dia terbebani denganku. Dia pantas bahagia dengan orang lain."
Dokter :"nyonya anda tidak boleh berfikir seperti itu. Semua pasangan pasti pernah mengalami masalah berat tapi hal itu bisa diselesaikan dengan mudah bila kalian mau berbicara dan saling mengerti."
Aku hanya terdiam menatap perutku.
Saat aku keluar dari ruangan dokter marta, seseorang yang aku kenal memanggilku.
Richat :"chitra kau kesini? Ya tuhan kau hamil?"
Aku menatap richat yang masih terkejut menatapku. Dia memelukku dan memberiku selamat. Aku hanya tersenyum kecil menanggapinya.
Richat :"aku tahu karna tadi aku mendengar gosip dari suster yang baru keluar dari ruangan dokter marta. Kau butuh konsultasi denganku. Ayo ikut aku baby."
Aku mengikutinya.
Richat nampak menatap langit. Dia mendengarkan semua apa yang aku alami dan yang aku rasakan. Aku juga memberitahunya tentang rencanaku untuk meninggalkan david.
Richat :"cobalah bertahan chitra, kau tidak inginkan anakmu tidak memiliki ayah?"
Aku mendesah lelah mendengar pertanyaan richat.
Aku menatap kosong ke arah foto pernikahan kami. Sudah sejam aku terdiam di sini. Aku sengaja langsung pulang karna mendadak kepalaku pusing saat mau kembali ke kantor. Aku mendengar suara pintu yang terbuka. Aku menghampiri pintu masuk karna tidak mungkin david datang di jam kerja seperti ini. Aku salah bila berpendapat seperti itu karna saat ini yang aku lihat adalah david yang berada didepanku dengan seorang wanita. Mereka berciuman dengan liar. Aku reflek menyentuh perutku dan menutup mataku. Aku menunduk dan berjalan menuju kamarku. Sampai didalamnya aku terdiam menatap perutku.
Chitra :"haruskah?"
Aku sedih karna aku membiarkan anak yang ada dikandunganku melihat kejadian tadi. Aku menghapus air mataku dan mulai tersenyum membelai perutku.
Chitra :"lupakan yang tadi ya nak. Sekarang aku yakin kau lapar."
Aku mengambil tas dan hpku. Aku sengaja memasang handfree dan memasang lagu lembut untuk mencegahku mendengar suara yang tidak boleh di dengar oleh anakku. Aku berjalan melewati pasangan itu yang sekarang berada di sofa. Aku tidak memperdulikan tatapan mereka padaku.
Aku memilih duduk di taman setelah makan. Aku menghabiskan waktuku di sini untuk menatap beberapa anak kecil yang sedang bermain. Aku tersenyum melihat kelincahan mereka. Aku menatap hpku yang berdering. Aku memutuskan untuk tidak menerima telfon dari siapapun. Aku kembali menatap anak - anak di taman.
Aku pulang saat waktu menunjukkan pukul 7 malam. Sebelum pulang aku sengaja makan malam terlebih dahulu karna aku berencana untuk langsung tidur saat sampai di apartement. Aku melihat david dan wanita itu sedang makan malam di meja makan. Mereka menatapku yang melewati mereka untuk mengambil air putih di dapur.
David :"aku fikir kau mau lari seperti dulu."
Aku hanya diam tidak menanggapi kata - katanya.
Wanita :"apa dia pernah kabur? Kekanak - kanakkan sekali?"
David hanya tertawa sinis menanggapi kata - kata wanita itu.
Wanita :"kalau aku tidak akan pernah kabur dan membiarkan suamiku mencari wanita lain untuk memuaskannya."
Chitra :"dan aku tidak akan sudi menyerahkan tubuhku tanpa ikatan yang jelas. Selamat menikmati makan malam semoga kalian cepat menikah dan david cepat menceraikanku."
Senyum tulus masih terpasang dibibirku saat mengatakan itu untuk mereka. Aku berjalan pelan meninggalkan mereka yang masih terdiam di tempat karna ucapanku.
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
LOCKED
ChickLitSelalu bertepuk sebelah tangan dan mengalami hal menyedihkan lainnya membuat seorang Putri chitra carolina memilih tenggelam dan mengunci diri di dalam kegelapan... namun tanpa sadar seseorang yang berasal dari masa lalunya masih dan selalu mencinta...