Locked part 17

9.7K 494 6
                                    

Aku membuka mataku dengan perlahan. Silau cahaya membuatku memejamkan mata kembali dan mulai membuka mata kembali untuk menyesuaikan cahaya di ruangan ini. Aku mendengar suara detuman yang memeka telingaku. Aku menatap layar pendeteksi jantung sumber suara yang aku dengar. Perlahan aku membuka masker oksigen yang terpasang untuk membantuku bernafas. Aku menyentuh perutku dan panik saat merasakan perutku berubah datar. Dengan sekuat tenaga aku berusaha bangun untuk memeriksa perutku.

Chitra :"anakku!"

Aku menggeleng lemah menatap perutku yang rata. Aku menatap pintu masuk saat mendengar suara. David menghampiriku dan berusaha meraihku dalam pelukkannya.

Chitra :"anakku?"

Aku membelai perutku dan menatap david. Air mata mengalir deras saat melihat david menunduk dan terdiam. Aku melepaskan infus yang terpasang ditanganku dan mulai berjalan ke luar ruangan. David berusaha menghentikanku namun aku mendorongnya dengan keras. Dokter marta yang melihatku keluar dari ruangan rawatku langsung menahanku.

Chitra :"anakku, dokter mana anakku!"

Dokter :"chitra tenang dulu."

Chitra :"anakku!"

Dokter marta memelukku untuk menenangkanku. Aku menangis di dalam pelukkannya.

Mereka bilang anakku meninggal. Mereka bilang saat itu hanya ini caranya untuk menyelamatkan nyawaku. Mengapa harus anakku yang dikorbankan. Itu yang selalu berputar dikepalaku. Aku membenci david dan wanita itu. Dia mengakui kesalahannya karna menabrakku. Mereka sedang berciuman saat itu dan mereka membunuh anakku.

David :"chitra maafkan ak..."

Chitra :"apa kau bisa memaafkan orang yang membunuh anakmu?"

David terdiam menyesali semua. Aku menghapus kasar air mataku. Aku melihat kedua orang tuaku datang. Aku menunduk menyembunyikan air mataku.

Papa :"pergi dari sini."

Aku menatap papa yang tidak sudi menatap david. Mama berusaha menenangkan papa dengan mengusap lengannya dengan lembut.

David :"tapi pa.."

Papa :"jangan sebut kami papa dan mama. Kau tidak diizinkan mengunjungi anak kami. Segera buat surat cerai. Kami tidak akan menuntut pembagian harta. Aku akan pastikan kami tidak akan menerima hartamu sepeserpun."

David :"aku tidak mau."

Papa :"kalau kau tidak mau kami yang akan melakukannya. Kau laki- laki brengsek yang sudah menghancurkan anakku!"

Papa menerjang david dan memukulnya dengan keras. Aku masih diam bergeming menatap langit di jendela kamar. Para suster berdatangan memisahkan papa dan david. David di bawa keluar oleh beberapa suster. Dia meronta dan memanggil namaku. Dia memohon untuk dibiarkan di sini bersamaku. Aku menahan air mataku agar tidak berjatuhan. Aku menyentuh perutku yang sudah datar. Aku merindukan anakku saat ini. Aku menutup mata dan mengingat betapa lincahnya dia di dalam perutku. Aku bahagia saat mengetahui kelamin anakku pertama kalinya. Dia seharusnya bisa hadir di tengah - tengah kami. Pangeran kecilku seharusnya berada dipelukanku yang hangat bukan di dalam makam sendirian dan kedinginan. Aku terisak menangis sambil memegangi perutku. Aku ingin melihatnya. Aku ingin menatapnya. Mama berusaha menenangkanku dengan menggenggam tanganku.

Chitra :"anakku..."

Mama berkali - kali berusaha menenangkanku dengan mengecup keningku lembut. Hatiku sakit karna anak yang aku harapkan menjadi kebahagiaanku dalam kedukaanku harus pergi tanpa melihatku atau merasa pelukkanku terlebih dahulu.

                              TBC



LOCKEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang