#15 - the secretary

35 11 6
                                    

Dia memperhatikan. Satu tangannya masuk ke dalam saku. Tidak begitu jelas bagaimana ekspresinya karena dia membelakangi lampu di belakang kasurku dan gemerlap dari lanskap perkotaan.

"Aku akan terbuka denganmu sejujur-jujurnya. Aku tidak akan menyembunyikan apapun selama bermain di Chessnut, jadi kau bisa 'mencegah' kalau ada sesuatu," kataku. "Itu yang kau inginkan, kan?"

"Dan bagaimana aku tahu kau jujur?" Satu sudut bibirnya terangkat.

"Please, kau satu-satunya orang yang kupercayai meskipun kau tukang selingkuh, Nick. Kau juga tahu aku tidak punya teman atau apapun lagi selainmu."

Rahangnya mengeras. Aku mencatat baik-baik dia terganggu setiap kali topik itu diangkat. Haha, memangnya kenapa? Toh memang benar. Dan perbuatannya itu membuat Afra seperti janda yang ditinggal mati suaminya.

Dia mengulurkan tangan dan mengangkat daguku. "Aku yakin besok kau akan punya banyak teman dekat," katanya. "Kau harus tinggal denganku."

Wajahku mengerut seakan habis disiram air keras. "What?"

"Itu penawaran finalnya."

"Kau bercanda? Bahkan kita tidak benar-benar suami-istri. God, bukunya bahkan sudah dibuang!"

Dia mendengus. "Kenapa pikiranmu selalu pergi ke arah sana? Aku cuma ingin memastikan janjimu sungguhan."

Mataku melotot sebesar-besarnya. "Oh, yeah? Bagaimana mungkin pikiranku tidak kesana? Kau pikir aku mau menjadi babysitter nina-bobomu setelah kau berkeluyuran mencari gadis-gadis yang lebih cantik?"

"Ini saatnya aku pergi." Tangannya melewati lenganku dan mendorong daun pintu.

"Heh, kau pikir bisa pergi seenaknya? Apakah wajahku sekarang seperti orang yang sepakat?"

"Kau akan sepakat," katanya dengan nada super kalem.

"Heh, kembali, aku tidak akan melepaskanmu seenaknya saja." Aku menarik tangannya.

"Tiga menit lagi dan otomatis ruangan ini akan terkunci," katanya. "Atau kita bisa tinggal bersama mulai dari sekarang, hm?"

Aku tidak tahu lagi apa yang harus dikatakan, jadi aku mundur selangkah dan menutup pintu kamarku.

...

Somehow, tempat ini bukan seperti rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Somehow, tempat ini bukan seperti rumah sakit.

Melalui dinding kaca yang tinggi hingga perlu menenggak melihatnya, matahari masuk, seakan lobi ini adalah herbarium modern dengan berbagai tanaman di dalamnya.

Hanya ada segelintir keluarga yang menjemput sanak-saudaranya. Setiap memperoleh kartu bebas rumah-sakit, mereka akan mengacungkannya penuh kebahagiaan. Kartu yang ada di samping mangkuk chicken cordon bleu-ku juga. Karton tebal seperti undangan pernikahan itu baru diberikan suster pagi tadi.

THE GREY AFRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang