#25 - the catwalk

28 1 0
                                    

Binar mata Sofie memantulkan Hellsing yang menjulang ke atas. Dibanding Chessnut, setiap lantainya hanya setengah luas Chessnut. Kemegahannya terdapat pada tingkat-tingkat vertikal. Semakin tinggi semakin berbahaya.

"Wow, lihat betapa megahnya Hellsing," gumam Sofie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wow, lihat betapa megahnya Hellsing," gumam Sofie. Kepalanya menenggak. "Jika Chessnut bintang-bintang, Hellsing selalu dilatarbelakangi oleh bulan." Dia menunjuk bulan sabit yang setengah tertutup awan. "Seperti sarang werewolf, ya."

Parker memutar matanya. "Kita akan main di lantai satu dan dua saja."

"Huh, aku bilang ini tinggi bukan karena ingin ke lantai yang lebih jauh." Sofie mengernyit.

Parker melihatnya kewalahan, lalu mendengus. "Memangnya aku bicara padamu?"

Aku melihat sekitar. Jalanan Hellsing tidak semacet Chessnut. Lebih banyak orang yang lalu-lalang sambil tertawa di trotoar. Tak terhitung berapa pasang mata yang melihat ke arah kami. Ke arahku. Lantas mereka menunduk, dan saling mendekatkan diri. Saling berbisik.

Bisikan itu seakan didekatkan ke telingaku. Sejenak, aku merasa kepalan tanganku di saku mantel mulai dingin. Seperti kemarin. Kau takut, Mulan? Batinku.

Aku memejamkan mata sambil mengatur pernafasan. Pucuk landasan helikopter Chessnut di ujung sana seakan memanggil. Kau tak akan menang jika berita picisan seperti itu melemahkanmu.

Karena trotoar Utara besar, kami berjalan bersisian menempuh sekitar sepuluh blok menuju pintu masuk. Aku ada di pinggir, paling dekat jalan raya. Jarak yang jauh dengan lajur berlawanan membuat lirikan orang yang lewat kentara sekali.

"Duh," Sofie di sampingku berbisik. "Ada apa dengan orang-orang ini? Apa kita artis?"

"Bukan, Bodoh, ini karena berita kemarin yang sudah menyusut tapi menjadi gosip banyak orang," kata Parker. "Oh, sori, Madam, bukan bermaksud apa-apa."

Sofie menggenggam tangan kananku. "Tidak apa-apa, Afra, this because you are a badass girl, yeah," katanya, lalu merogoh sesuatu dari balik mantelnya. "Kau tahu apa yang dilakukan tokoh-tokoh series Utara ketika tokoh utama wanitanya menjadi perbincangan?"

Dia menunjukkan kacamata hitam berbentuk kotak padaku. "Mereka berjalan dengan ini sambil menaikkan dagu," dia menarik tanganku untuk memegangnya. "Bentuk kotak menandakan perlawanan, kau bisa rasakan dari ujung-ujungnya yang tajam seakan mau menyerang."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE GREY AFRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang