[21] empty inside

6.2K 984 196
                                    

Seperginya Mino sama Irene, Suho langsung keluar rumah dan menyendiri di trotoar depan rumah. Ia lesehan di samping lampu jalanan.

Ini ketiga kalinya Suho galau gegara Irene. Yang pertama waktu di bromo yang dia secara tidak langsung ditolak sama Irene, yang kedua pas dia putus sama Irene gegara dijodohin, dan yang ketiga, hari ini, dia dicampakkin, posisinya udah diisi orang lain.

Cowok itu mendongkak, menatap langit malam yang gelap. Bahkan langit malam ini mendukung banget Suho untuk galau, langitnya gelap gaada bintang, terus awannya juga agak mendung. Kurang indomie telor sama lagu Pamungkas aja ini pasti udah ambyar banget.

Lagi anteng ngeliatin langit, tiba-tiba dateng cewe lalu duduk samping Suho.

"Bagi duit dong," kata Jisoo ketika baru mendaratkan pantatnya di trotoar.

"Sepupu macem apasih dateng-dateng minta duit," sungut Suho sambil ngeluarin dompet. Tapi bukannya ngasih duit, Suho malah ngasih kartu timzone.

"Bangsat lu!!" seru Jisoo, Suho ketawa.
"Sabar ya," lanjut cewe itu kemudian ikutan natep langit.

Suho noleh ke Jisoo bentar lalu kembali ngedongkak natep langit. "Iya,"

"Lagian.. menurut gue kalian sekarang tuh udah gak bisa banget untuk nyatu. Ibarat Korea, lo berdua tuh Utara sama Selatan, beda paham. Lo nganggepnya lo tuh begini, Irene nganggepnya lo tuh begitu. Sama-sama mau negakkin argumen sendiri gaada yang mau ngalah."

"Tapi lo jangan ngecap Irene yang ngga-ngga. Dia gak langsung deket sama Mino kok. Seperginya elu ke Cianjur—"

"London, Jis.." ralat Suho.

"Nah iya seperginya elu ke London, Irene jadi sadgirl selama 2 bulan berturut-turut anying. Lagi masak nyalain lagu Pamungkas, lagi nyapu nyalain lagi Day6, tontonannya juga romance sedih-sedih gitu!! Gue yang mau nonton boboiboy aja harus ngalah gegara dia mau nonton Five feet aparts,"

Suho ketawa kecil. "Iya Jis,"

"Gue juga setuju ama Irene!! Kalo tunangan lo tau gimana coba? Sakit hati lah gelo. Coba yuk bisa yuk hargain yang ada disamping lo sekarang dan lupain masa lalu. Berevolusi gan,"

"Iya,"

"IYA IYA MULU INI GUE LAGI NGOMONG AMA OPERATOR SIMPATI APA GIMANA SIH." sungut Jisoo.

"Iyaa Jisoo ngerti. Gua juga baru sadar sih pas diomongin sama Irene tadi." kata Suho.
"Ibaratnya gua kapten Ri Jeonghyuk si Mino itu kapten Yoo Sijin. Dan Irene lebih milih pihak Selatan wkwk,"

"Nah iya bagus dah lo ngerti," kata Jisoo sambil ngangguk-ngangguk.
"Gue emang benci sama lo, tapi gue juga gamau lo terus-terusan galau, kasian juga gue liatnya, Irene udah bahagia ama Mino tapi lo masih mikirin itu Dewi Sanca,"

"Emang Irene bahagia sama Mino?" tanya Suho.

"...Ya bukan gitu juga anjeng,"
"Intinya mah lu harus move on lah," kata Jisoo, Suho ngangguk-ngangguk.

Lalu ga lama, dari ujung pos sana dateng rombongan mobil sedan item yang kayaknya mau ke rumah blackvelvet.

"Buset pak Jokowi kesini nih?" celetuk Jisoo, sedangkan Suho malah ngehela nafas sambil ngecek hpnya.

"Ck, lupa ngeluarin kartu sim." decak Suho.

"Hah? Emang kenapa?"

"Dilacak gua, itu mobil-mobil suruhan mama pasti,"

"ANJING SEREM BANGET TAI." pekik Jisoo merinding.
"TERUS GIMANA? KABUR-KABUR! KASIH AJA HP LO KE JOY BIAR DIA YANG DIBAWA,"

"Gelo wkwk," kata Suho lalu berdiri.
"Yaudah, gua balik, salam buat semuanya, Samlekom," finalnya lalu berniat masuk ke mobil sedan itu.

sma;blackvelvet 3.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang