HAPPY READING!!4
****
"Eh Bang Rafa, lagi nyari buku juga ya?" tanyaku basa basi agar bang Rafa tidak menceramahiku nantinya.
"Enggak, nyari kamu." Bang Rafa mendekatkan tubuhnya dan menatapku tajam sehingga membuatku bersandar di rak buku.
"Ehe he he" aku mendorong badan bang Rafa pelan agar dia menyingkir dariku.
Bang Rafa tersenyum tanpa makna dan meninggalkanku begitu saja. Padahal aku kan mau bicara bentar sama dia, mau dikejar eh itu orang jalannya cepet banget. Gak mungkin aku teriak teriak di perpustakaan.
Akupun mencari buku kembali. Setelah kami mendapatkan buku yang kami cari, aku dan Dea keluar dari perpustakaan.
"Ke kantin yok va?" ajak Dea.
"Kantin coy." aku mengiyakan ajakan Dea.
"Kamu pesen apa va, biar aku pesenin sekalian,"
"Sama aja kayak kamu yaak."
"Siap bosque."
Akupun membuka ponselku dan mencari kontak bang Rafa lalu menelponnya.
"Assalamualaikum bang Rafa""Wa'alaikumsalam. Apaan? Chat aja, abang lagi ada kelas."
"Pesanannya non," ucap Dea meletakkan makanan yang ia pesan."Wah, dikacangin dong aku."
"Eh iya yak, makasi ya." jawabku gelagapan karena sedang tidak fokus. Aku tengah membaca pesan Bang Rafa.
"Abis makan kita belanja yok" ajak Dea sambil melahap mie ayam.
"Jangan hari ini, tante Zia bakalan marah kalo aku pulang lama."
"Gini nih temenan sama orang yang baru nikah, bawaannya pengen pulang aja." ledek Dea.
"Minggu deh, gimana?"
"Janji ya minggu."
"Siap bos."
Selesai makan aku pergi ke mushola dengan terburu-buru, takutnya bang Rafa udah nungguin. Kalo aku gak disana semenit aja pasti ditinggal.
Kubesarkan langkahku agar cepat sampai mushola. Eh pas udah di musholla orangnya gak ada. Kepaksa deh aku nungguin bang Rafa.
-------------------------12.35--------------------------
1 jam berlalu bahkan lebih, sampe sekarang bang Rafa gak nongol nongol. Adzan zhuhur sudah berkumandang, akupun berdiri dan melangkah menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADEERA
Teen FictionGak kebayang nikah di umur yang masih belasan tahun. Gimana ya rasanya? Aku terpaksa menikah dengan lelaki yang tak kucintai. Kami menikah bukan karena dijodohkan, namun karena sebuah kondisi yang memaksa kami untuk menikah. Sama halnya seperti ce...