Gusti tidak tau lagi bagaimana mengekspresikan dirinya, wajahnya kusut dan lusuh tidak lagi memancarkan keceriaan sedikitpun ia benar-benar lelah saat itu bahkan untuk sekedar mendengarkan pembina apel saja telinganya sudah terlalu malas, Oliv benar-benar sudah menguras semua tenaganya, ia pasrah jika kali ini harus pulang dengan tangan kosong.Sore itu pembina apel tampak sibuk membagikan tropi dan Piagam pada para pemenang lomba, tapi Gusti hanya menatap kosong ke arah sekumpulan orang-orang yang tengah berbahagia.
"Gusti... " panggil suara itu, sayangnya sang pemilik nama hanya bengong tanpa menyadari bahwa namanya telah di panggil berulang-ulang.
Arin menyikut lengan temannya "heh di panggil tuh sama kak Lucas."
Gusti terperangah, "mana?"
"Tuh di pojok," Arin menujuk Lucas yang tengah melambai-lambaikan tangan.
Setelah tatapan Gusti bertemu dengan Lucas, Lucas tersenyum. Gusti yang melihat itu mengerutkan keningnya tidak mengerti, jelas Gusti tidak mengerti pasalnya pelatihnya itu memang aneh hari ini.
"Juara Satu putri sangga pencoba dari SMAN 3!" ucap suara pembina apel yang membuat Gusti menganga.
Gusti menoleh kearah Lucas seakan tidak percaya, Lucas kemudian mengangguk membenarkan seraya tersenyum lalu mengangkat tangannya mengisyaratkan kata "semangat!"
"Gusti kita juara satu," pekik Arin, Gusti mengangguk kemudian merangkul Arin saking senangnya. Bukan hanya itu teman-teman yang lain juga ikut jingkrak-jingkrak tanpa peduli jika mereka tengah menjadi pusat perhatian.
Gusti melangkah menuju dimana pembina apelnya berada lalu mengambil tropi dan Piagam sebagai hadiah pemenang perlombaan, setelah itu ia kembali ke barisan bersama teman-temannya.
"Selamat!" ucap seseorang seraya mengulurkan tangannya, "kalian patut di banggakan" imbuhnya, orang itu adalah Lucas.
Gusti tersenyum sembari menyambut uluran itu, "berkat kakak juga" ucapnya.
Lucas mengangguk setuju, "gimana kalau kita foto dulu?"
"Boleh."
Gusti dan teman-temannya bersuka cita mengabadikan momen mereka, sebenarnya bukan hanya regu mereka saja tapi keempat regu yang berasal dari sekolahannya juga ikut berpartisipasi.
Tidak ada usaha yang menghianati hasil bukan? ketika Gusti dan teman-temannya tadi bersusah payah membopong tubuh Oliv nyatanya sekarang semua terbayar.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA TANPA ABA-ABA (End✔)
Ficção AdolescenteDanton tengil yang kebiasaannya selalu marah-marah dilapangan itu nyatanya berbeda jika di belakang Gusti. Diam-diam cowok galak bernama Alan menyimpan perasaan padanya. Namun sikap Alan yang berubah-ubah membuat Gusti tidak tau disisi mana Alan yan...