01 | Sosok Mentari

12.6K 647 19
                                    

Vote Coment readers :)
.
.
.
.
.

Pagi ini SMA  Venus heboh dengan berita kehadiran siswa baru yang katanya anak dari pengusaha terkenal dikota mereka. Para siswa dan siswi tak henti-hentinya membicarakan sosok itu, bahkan ada rumor yang menyebutkan bahwa dia tidak sendiri melainkan bertiga.

Disaat yang lain tengah sibuk dengan berita tersebut mentari hanya diam dibangkunya, ia menyumpal telinga nya dengan earphone lalu fokus kembali membaca buku fisikanya. Ia tidak perduli dengan topik yang tengah ramai sekarang.

Mentari menghela nafas panjang, hari-harinya semakin terasa berat. Ia memukul-mukul bahunya sejenak menghilangkan rasa sakit yang tiba-tiba menyerang bahunya. Mentari mengalihkan pandangannya  ke jendela yang berada tepat disampingnya, ia menatap langit yang terlihat cerah pagi ini.

Ia menghirup oksigen sejenak lalu tersenyum. Mentari menutup buku fisikannya kemudian ia menatap keadaan kelasnya yang masih ramai. Walaupun ramai mentari tetap merasa sepi karena tidak ada yang mau berteman dengannya, sosoknya yang sangat tertutup dan pendiam membuat teman kelasnya mendeskripsikannya dengan aneh.

Mentari tersentak kaget ketika kakak kelasnya datang sambil melemparkan tas keatas mejanya, ia menatap takut.

"Bawain tas gue!"

Perlahan mentari mengambil tasnya. "Kak kelsa bukannya kemaren batas waktunya?"

Kelsa berdecak pelan. "Hari ini terakhir, udah cepetan."

Mentari beranjak dari duduknya lalu berjalan dibelakang kelsa sang kakak kelas yang senang sekali mengusilinya, mentari menghela nafas ketika teman kelsa yang lain juga melemparkan tas kearahnya.

"Cocok lo jadi babu." Celetuk erna teman kalsa yang kini tengah menatap remen mentari.

Mentari hanya tersenyum kecil kemudian menenteng 3 tas ditangannya, rasanya mentari ingin mencaci maki seniornya ini. Teman laki-laki kelsa datang sambil mengatikan tasnya dileher mentari membuatnya kewalahan.

"Hari terakhir jadi babu." Ucap kevin dengan tawa devilnya.

Mentari menghela nafasnya, ia berjalan dengan gontai mengikuti kelsa dan temannya menuju kelas mereka yang terletak dilantai atas. Seminggu ini kelsa benar-benar menyiksanya, mulai dari membawakan tasnya sampai memesankan makanannya setiap istirahat.

Mentari berhenti ditengah anak tangga, kakinya sungguh pegal begitu juga dengan tangan dan lehernya yang membawa tas dengan isi yang cukup berat. Ia menatap kelsa dan temannya yang sudah dilantai atas sembari menatapnya.

"Mentari! Cepet, lama banget sih!"

"Iya sebentar!"

Mentari menenteng tasnya lagi, lalu melangkahkan kakinya namun baru saja memijak tangga berikutnya seseorang mengambil alih tas yang ada ditangannya dan juga lehernya.

Mentari menelengkan kepalanya menatap 3 orang lelaki yang asing dimatanya mengambil alih tas dari tangan dan lehernya tadi.

"Hai." Sapa laki-laki yang berada dikanan sembari melambaikan tangannya.

Mentari menatap heran ia mengerjapkan matanya bingung. "S-siapa?"

"Mau dibawa kemana tasnya?" Ucap laki-laki yang ditengah.

Bulan & Mentari [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang