Vote comment !
Jangan siders ges!
.
.
.
.
.Mentari mengedarkan pandangannya ditengah lapangan sekolah, ia mencari keberadaan Aletha yang tak terlihat diantara siswa siswi yang berlalu lalang.
"Mentari!"
Mentari membalik badannya, mendapati Aletha yang berlari kearahnya. "Kamu kemana sih Tha? Aku cariin juga!"
Aletha meringis melihat raut kesal daei wajah Mentari. "Hehe, gue beli susu kotak bentar tadi."
Mentari mendengus kesal. "Bilang dulu kek, malah ngilang aja."
"Marah mulu, ayok kita keaula nanti gak kebagian tempat." Aletha menarik lengan Mentari berjalan cepa menuju aula.
Hari ini seluruh warga sekolah akan menyaksikam sebuah film diaula, ini merupakan acara bulanan agar siswa-siswi tidak bosan melakukan kegiatan sekolah.
Mentari dan Aletha duduk dibagian belakang, mereka tidak ingin berada ditengah-tengah. Aletha menyodorkan sekotak susu coklat yang ia beli tadi pada Mentari.
"Makasih," Ucap Mentari dengan senyumnya.
Sebentar lagi film akan dimulai, film yang akan ditayangkan ada 2 maka tidak ada pembelajaran hari ini. Semua siswa-sisiw sudah masuk, mereka sudah mendapst tempat masing-masing.
"Nih,"
Mentari dan Aletha mendongakkan kepalanya serempak, menatap Bulan, Orlan dan Delvin yang menyodorkan snack.
"Hah?" Aletha merasa gugup sekarang, Orlan tampak melempar senyum padanya.
"Buat lo," Ujar Orlan sembari menaruh snack berukuran besar keatas pangkuan Aletha.
Bulan meletakkan snack yang ia bawa keatas pangkuan Mentari. "Gak komplit kalau gak ada snack." Ujar Bulan kemudian duduk disamping Mentari.
Mentari tersenyum canggung, ia melirik Aletha yang sudah panas dingin disampingnya. Apakah ia boleh menertawakannya sekarang?
Delvin mendengus kesal, menatap kedua sahabatnya yang mempunyai pasangan untuk duduk bersama sedangkan dirinya, duduk sendiri dibelakang merasa. Sungguh miris.
"Anak-anak harap diam! Film akan segera dimulai!"
Seketika mereka diam tatkala suara pak Fahri terdengar dari pengeras suara. Bulan menyandarkan punggung pada sandaran kursi melirik Mentari yang terlihat membatu.
Mentari tersentak saat Bulan menarik snack yang ia genggam. Mentari menolehkan kepalanya menatap Bulan yang membuka snacknya, lalu meletakkan kembali keatas pangkuan Mentari.
"Mendadak jadi batu lo?" Cibir Bulan sambil menahan senyumnya.
Mentari mengerjabkan matanya beberapa kali, merubah raut wajahnya menjadi kesal.
Film dimulai, kalian tahu kan dengan Dilan? Sekarang itu lah yang ditayangkan, para siswi berhasil unggul dalam voting film ini. Mentari sendiri sebenarnya tidak terlalu tahu dengan film.
"Udah pernah nonton?"
Mentari menolehkan kepalanya menatap Bulan, sejurus kemudian menggeleng. "Ini baru nonton,"
"Kak Bulan pernah?"
Bulan mengangguk pelan, lalu mengunyah snack yang ia ambil.
"Nonton dibioskop?"
Bulan mengangguk lagi. Mentari bergumam paham, ia kembali fokus pada filmnya.
"Lo gak pernah kebioskop?" Tanya Bulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan & Mentari [ Terbit ]
Ficção AdolescenteFollow dulu sebelum baca ! Cover by Amaris_selene Mentari Febiola Khaelsi, gadis lugu kelewat polos yang selalu dibully dan jadi korban perundungan teman sekelasnya bahkan kakak kelasnya juga tidak jarang mengerjainya. Hari-hari sekolah ia selalu di...