Vote comment !
.
.
.
.
.
.Mentari tersenyum disetiap langkahnya menuju kost-an tempatnya tinggal, mengingat momen bersama Bulan tadi membuatnya merasa beban yang ia tanggung sedikit berkurang. Ia melirik arloji ditangannya, sudah menunjukkan jam 10 malam dengan tergesa-gesa ia berlari menuju kostnya.
Ia bernafas lega pagar kost belum dikuci, segera ia masuk kedalam dan langsung menuju tempatnya. Ia mengunci pintu kostnya sesaat setelah masuk kedalam, ia menaruh tas ranselnya ketepi kasur lalu merebahkan diri disana.
Menghela nafas sejenak, tatkala teringat permasalahannya yang semakin membesar karena ulah ayahnya. Ah, rasanya sangat sakit mengingat perlakuan ayahnya. Seperti yang dilontarkan ayahnya tempo hari, ia benar-benar diusir dari rumah kejam bukan? Meskipun begitu ia tidak akan sanggup membenci, anggap saja ia sedang belajar mandiri.
Apa kalian tau? Yang paling mengejutkan, ayahnya telah menikah kembali beberapa bulan setelah bundanya meninggal dan ia baru mengetahuinya sekarang. Ia mengandalkan bakat stalkernya untuk mencari informasi ayahnya, saat mengetahui itu ia benar-benar merasa dibodohi.
Mungkin karena itu juga ia diusir dari rumah, agar ayahnya bisa bergerak bebas dan mempunyai kehidupan baru enggan bertemu dengan masa lalu.
Baiklah, lupakan sejenak masalah itu. Mentari beranjak dari posisi rebahannya mengambil handuk dan masuk kedalam kamar mandi, membersihkan badannya yang terasa lengket.
Selesai dengan ritualnya, ia merebahkan kembali tubuhnya sembari merengangkan otot-otot yang terasa kaku.
Ting!
Suara notifikasi dari ponselnya berbunyi, dengan malas ia mengambil ponselnya yang berada disamping bantalnya. Ternyata Aletha yang mengiriminya pesan.
Alethaaa
Mentari?
Iya? Kenapa tha?
Hehe, gakpapa lagi gabut.
Gue kira udah tidur.Ini baru mau tidur, kamu chat
jadi pending tidurnya.Ngakak! Bisa pending.
Yaudah, gue juga mau tidur
Dadah!Iyaaa.
Read.
Mentari mematikan ponselnya setelah keluar dari roomchatnya dengan Aletha. Matanya mulai terpejam saat udara malam yang masuk lewat celah fentilasi jendela menerpa wajahnya.
Lembaran baru, kehidupan baru. Semangat! Batinnya.
■ ■ ■ ■ ■ ■ ■
Seperti biasa Bulan, Orlan dan Delvin menjaga pintu gerbang setiap paginya memeriksa setiap siswa yang mulai memasuki gerbang sekolah. Memastikan jika mereka mentaati peraturan sekolah, sesekali ia memberhentikan siswa yang melanggar dan kebanyakan kaum laki-laki.
Bulan melirik arloji tangannya, sudah hampir bel namun sosok yang ia tunggu belum juga menujukkan batang hidungnya siapa lagi kalau bukan Mentari. Ia sedikit cemas pasalnya tadi malam ia mengajak jalan Mentari cukup lama
![](https://img.wattpad.com/cover/224506225-288-k985816.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan & Mentari [ Terbit ]
Teen FictionFollow dulu sebelum baca ! Cover by Amaris_selene Mentari Febiola Khaelsi, gadis lugu kelewat polos yang selalu dibully dan jadi korban perundungan teman sekelasnya bahkan kakak kelasnya juga tidak jarang mengerjainya. Hari-hari sekolah ia selalu di...