Vote dan Comment !
Jangan siders :))
.
.
.
.
.
.
Bulan menatap nanar pintu ruang icu didepannya, hatinya begitu sakit bahkan mulutnya tak mampu mengeluarkan sepatah kata. Ia kacau! Perasaannya campur aduk.Orlan, Delvin dan Aletha di bangku sana membiarkan Bulan yang tersandar didinding depan ruangan. Kecelakaan yang dialami Mentari benar-benar diluar dugaan.
"Dia anak kandungku." Ujar Erlan dengan wajah dinginnya.
"Anak kandung?!" Beo sang istri terkejut begitu juga dengan Aletha dan Delvin.
Mentari tersenyum pahit air matanya mengalir begiu saja, apa ini alasan Erlan mengusirnya dari rumah? Apa Erlan tidak mau Mentari tahu jika ia sudah memiliki kehidupan baru.
"Ayah udah bahagia sama mereka?" Tanya Mentari sesenggukan.
Erlan terdiam, menatap manik sang anak yang begitu terluka. "Maafkan ayah,"
"Jadi ayah sudah menemukan kebahagiaan ayah disaat aku masih mencari tahu mengapa ayah begitu membenciku?"
Mereka semua terdiam, mendengarkan penuturan Mentari. Aletha sudah terisak disamping Orlan ia cukup terkejut dengan ini.
"Ayah sudah tidak mencintai bunda lagi? Atau karna aku yang selalu merepotkan ayah?"
"Kenapa ayah benci sama Mentari? Beri tahu Mentari! Apa Mentari pernah melakukan kesalahan?!" Mentari menaikkan suaranya.
Erlan masih berdiam diri, enggan menatap sang putri. Lidahnya kelu untuk mengeluarkan sepatah kata.
"Mentari sudah cukup tersiksa selama ini! Ayah gak pernah memperdulikanku! Setiap kesalahan kecil yang Mentari perbuat selalu ayah sangkut pautkan dengan Bunda!"
"Sebenarnya apa salah Mentari!? Mentari ingin membenci ayah, tapi semua itu tidak pernah terjadi. Mentari selalu memikirkan ayah!"
Mentari terduduk lemas, ia memukul-mukul dadanya terasa sesak. "Kenapa dunia gak adil pada Mentari?" Ucapnya lirih.
"Kenapa!?" Teriaknya. "Ayah jahat!"
Mentari berdiri, ia berlari tertatih melewati Erlan air matanya mengalir dengan deras. Ia tidak sanggup untuk menanggung semua ini, ia putus asa berada didunia. Ia ingin bertemu dengam Bundanya.
Tin!
Suara klakson mobil dengan suara tabrakan yang cukup keras mengalihkan atensi merek, Bulan dengan segera berlari kearah gerbang mendapati Mentari yang tergeletak lemas dengan darah yang mengalir ditengah jalan.
Kakinya melemas, ia menoleh pada mobil yang menabrak pohon diujung sana. Bulan berjalan mendekati Mentari.
"Mentari.." Panggilnya sembari menaruh kepala Mentari kepahanya.
"Buka mata lo." Ujarnya lagi, ia menepuk-nepuk pipi Mentari.
"Mentari!" Erlan menjerit berlari menghampiri Mentari. Begitu juga yang lainnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan & Mentari [ Terbit ]
Novela JuvenilFollow dulu sebelum baca ! Cover by Amaris_selene Mentari Febiola Khaelsi, gadis lugu kelewat polos yang selalu dibully dan jadi korban perundungan teman sekelasnya bahkan kakak kelasnya juga tidak jarang mengerjainya. Hari-hari sekolah ia selalu di...