12 | Calon istri

3.2K 388 6
                                    

Vote comment readers ♡
.
.
.
.
.
.


Mentari membuka matanya perlahan, menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retina matanya. Ia mengerjapkan matanya menyadari jika ia tidak berada diruangan dapur caffe lagi. Ia bangun dengan panik, menatap sekeklilingnya, ternyata ia berada disebuah kamar.

Astaghfirullah, aku dimana? Batinnya.

"Udah bangun?"

Mentari membalik tubuhnya, terkejut melihat Bulan yang berada diambang pintu. "Kok ada kak Bulan? Aku juga kenapa disini?" Gumamnya.

Ia menatap Bulan sambil menutup mulutnya, "Kak Bulan nyulik aku ya?!"

"Iya, gue nyulik lo." Tuturnya santai.

Bulan masuk kedalam kamar, setelah mengompres Mentari tadi Bulan memindahkan Mentari kekamar tamu rumahnya. Bulan mendekat pada Mentari yang menatapnya takut.

"Kak Bulan jangan mendekat!"

Bulan acuh, ia semakin mendekat pada Mentari yang juga perlahan memundurkan badannya. "Kenapa?" Tanya Bulan dengan seringai jahil dibibirnya.

Mentari semakin terpojok hingga menabrak dinding belakangnya, dan kini Bulan tepat didepannya dengan jarak yang terbilang sangat dekat. Mentari menelan salivanya susah, tolong Mentari.

"Kak Bulan mau ngapain?" Tanyanya ragu.

"Menurut lo?" Bulan menunjukkan smirk nya, membuat Mentari semakin menatap Bulan takut.

"Aku teriak nih?!" Ancaman Mentari tak menggentarkan Bulan untuk menjauh, ia semakin memajukan wajahnya.

"TOLONG!!" Ya, Mentari berteriak dengan kerasnya seraya mendorong badan Bulan menjauh. Mentari berlari keluar dari kamar dengan tergesa-gesa.

Bulan menahan tawanya mengerjai Mentari cukup menyenangkan, Mentari yang tadi terlihat lemas sekarang malah berteriak sambil berlari sungguh aneh.

"Bulan! Ada apa?" Jasmin meninggalkan dapur sesaat setelah mendengar teriakan dari arah kamar tamu.

Bulan menggeleng pelan.

"Mentarinya mana?" Tanya Jasmin, ia tidak melihat Mentari ditempat tidur.

"Kabur." Uajar Bulan singkat.

"Apa?!"

Bulan keluar dari kamar, lalu keruang tengah melohat Mentari yang sedang memasang sepatunya dengan tergesa-gesa. "Mau kemana?"

"M-mau pulang." Ujar Mentari terbata.

Bulan tersenyum kecil, Mentari dibuat cengo melihat Bulan menunjukkan senyumnya untuk pertama kali. Wah benar-benar mempesona, sadar Mentari!

Bulan kembali mengubah raut wajahnya menjadi datar,ia menghampiri Mentari dan dusuk tepat disampingnya. "Nanti, gue antar!"

"Se-sekarang aja, Kak Bulan mau macem-macem ya?!" Tuduh Mentari dengan mata mengerjap.

"Iya, gue mau macem-macem dulu sama lo." Tutur Bulan dengan seringainya.

"KAK BULAN!" Mentari berteriak marah, benar-benar menyebalkan!

Bulan & Mentari [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang