Eccedentesiast adalah suatu istilah dalam psikologi dimana seseorang menyembunyikan rasa sakit (dalam konteks luas) mereka dibalik senyumnya. Ada yang mengatakan Eccedentesiast adalah munafik, sebenarnya tidak tepat mengatakan hal tersebut demikian. Para eccedentesiast dan sebagian besar orang seringkali mengatakan mereka adalah orang yang kuat, dapat tersenyum dalam kesedihan atau masalah mereka.
" SOMETIMES WE SMILE TO HIDE THE SADNESS"
Orang yang tabah dan kuat dalam menghadapi masalah atau kehilangan dibagi menjadi dua tipe, mereka yang bisa melepaskan semua kesedihan mereka dan memutuskan untuk bahagia sementara yang lainnya adalah berpura-pura untuk bahagia.
Mengapa banyak orang yang lebih memilih tersenyum walaupun sebenarnya dia tidak ingin tersenyum? Itu akibat dari lingkungan sosial kita yang melihat bahwa kesedihan adalah hal yang tabu. Ketika masyarakat melihat orang yang sedih, mereka akan menuntut orang itu untuk terlihat bahagia. Bukan karena mereka peduli terhadap orang itu, tapi demi kepuasan hati sendiri karena melihat orang sedih itu tidak menyenangkan. Perkataan paling mainstream adalah, "Kok kamu sedih? Senyum dong, Nah gitu kan Cakep."
Hebatnya, seorang eccedentesiast adalah penghibur yang sangat baik. Semakin orang terluka, semakin pandai dia menyenangkan orang lain. Walau dia tidak bisa menyelesaikan masalah-masalah yang besar miliknya, dia dapat dengan mudah menyelesaikan masalah kecil orang lain.
" FAKING SMILE IS EASIER THAN EXPLAINING WHY YOU ARE SAD"
Mulut masih tersenyum , tapi kadang kadang hati sendiri yang akan terluka. Kadang kamu memilih tuk terlihat bahagia, karena tak ingin menjelaskan mengapa kamu bersedih pada mereka yang bahkan tak berusaha tuk mengerti. Tak seorangpun dalam hidup ini sangat kuat. Semua orang merasa kesedihan, tapi terkadang seseorang mampu pura-pura tersenyum.
1. Selalu terlihat ceria.
Orang yang terlihat selalu ceria belum tentu hidupnya bahagia, sama halnya seperti seorang Eccedentesiast. Mereka tersenyum namun hati mereka merasa sedih, mereka tertawa namun hati mereka menangis, mereka bahagia namun hati mereka terluka, mereka layaknya oranglain yang tak mempunyai masalah. Bagaimanapun caranya, seorang Eccedentesiast berusaha ceria dihadapan orang lain, walau tidak sama dengan kenyataan yang dialami pada dirinya.
2. Berusaha merasa baik-baik saja.
Berusaha merasa baik-baik saja dihadapan orang lain tentulah hal yang sangat sulit bagi kita sama halnya seperti kita membohongi diri kita sendiri, tentunya hati kita sangatlah terluka. Namun seorang Eccedentesiast dapat melakukannya. Bukan berarti mereka tak butuh dukungan, tetapi mereka tak mau membuat orang lain khawatir akan dirinya karena mereka pandai bersandaiwara dalam menyembunyikan perasaannya.
3. Lebih memilih serba sendiri.
Seorang Eccedentesiast memiliki sifat mandiri, mereka terbiasa menghadapi masalah yang mereka miliki sendiri karena mereka pandai mendapatkan sebuah solusi. Solusi yang mereka dapatkan adalah dari pengalaman hidup mereka sendiri. Mereka termasuk tipe orang yang optimis karena sepahit apapun hal yang mereka hadapi, mereka mencoba tersenyum dan menyembunyikan lukanya menandakan bahwa mereka adalah orang yang bersyukur.
4. Melakukan hal yang mereka sukai.
Bebas bukan berarti hidup tanpa aturan, tetapi bebas adalah dimana kita dapat melakukan hal yang kita sukai. Seorang Eccedentesiast memiliki sifat bebas dimana mereka melakukan hal yang mereka sukai untuk menghilangkan kesedihan yang mereka hadapi. Mereka bukan lari dari kenyataan ataupun menghindari masalah, namun mereka ingin mencoba menikmati hidup setidaknya ketika mereka tak merasakan sedih walaupun mereka sedang bersedih.
5. Merekapun bisa terlihat bersedih.
Walaupun seorang Eccedentesiast pandai menyembunyikan luka dihatinya, tetapi ada kalanya ia akan terlihat bersedih layaknya orang ketika bersedih, mereka akan akan menyendiri dan tentunya mencari seseorang untuk mengadu.
Doc: ig: ruang.dokter
:monicaevdn bloger secret lover
KAMU SEDANG MEMBACA
Psikologi Harianku
Non-FictionEdukasi tentang psikologi dari berbagai sumber. Yukk yang mau jadi psikolog atau psikiater atau bahkan sudah menjadi keduannya,luangkan waktu sebentar untuk menambah atau mengulang wawasan kita^^