Sudah Ada Yang Mengatur

985 106 0
                                    

"Ibu, bapak, yang anak-anaknya mau kuliah, yang mau melanjutkan sma atau smp atau bahkan belum sekolah, sekolahkan cepat. Sesungguhnya ibu, bapak. Ilmu itu sangat sulit dicari, sekali ditemukan masyaAllah jadi kalau ada kesempatan, rezeki apapun jangan sia-siakan ilmu, kita punya ilmu bimbing anak-anak kita. Diriwayatkan oleh Imam Abu 'Ali At-Turmudzi akan suatu do'a yang didapat dari Nabi Muhammad saw. Beliau bersabda: manqoro a'uaaqiba kullasholatiin shoroa'liman albattata. "Barang siapa yang membaca doa tersebut tiap-tiap selesai shalat, niscaya dia menjadi orang 'alim yang tidak diragukan." Dan juga faedahnya do'a tersebut, supaya dibukakan, dilapangkan dada untuk menerima ilmu yang bermanfaat dan diberi kefasihan. Demikian pelajaran kita hari ini ibu, bapak. Semoga bermanfaat dan segera dilaksanakan. Subhanarobbika robbilijjati ammayasifun wasalamun alalmursaliyn walhamdulillahi robbilalamiyn. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."

'Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh!'

"Pulau dulu Pak Ustadz?"

"Iya-iya pak. Hati-hati dijalan,"

"Fikri."

"Sahna? Kamu disini?" Sahna tersenyum menganggukkan kepalanya.

"Iya. Kamu udah mau pulang?" Fikri mengangguk sembari memakai sendalnya. Berdiri agak jauh dari Sahna.

"Aku habis dari warung kebetulan lewat di masjid, liat kamu lagi ceramah yang aku tunggu sampai kamu selesai. Bolehkan pulang bareng?"

"Em, ya boleh aja tapi ngga boleh terlalu dekat, ngga papa kan?" Sahna mengerjapkan matanya lalu mengangguk.

Kemudian Fikri dan Sahna berlalu melangkah meninggalkan masjid, sekiranya ada 1 meter jarak diantara mereka. Sahna melihat sekelilingnya, banyak warga yang berlalu lalang dengan aktivitas mereka, tak jarang mereka menyapa Fikri yang berjalan disamping Sahna, dan dibalas dengan Fikri sambut salam dan senyuman.

Sampai dirumah Fikri melihat Bakri yang tengah mengangkat galon minuman, dengan langkah cepat Fikri menghampiri Bakri.

"Abah. Kenapa sendirian angkat galonnya, nanti encoknya abah kumat." ucap Fikri seraya mengambil alih galon dari tangan Bakri dan membawanya masuk.

"Air minum didapur sudah habis, kalau nunggu kamu sama Fakri lama, abah keburu haus." Fikri menggelengkan kepalanya. Lalu mengambil gelas dan menuangkan air minum, memberikan pada Bakri.

"Terima kasih nak."

"Sama-sama abah. Oh iya sampai lupa.. Assalamualaikum abah." salamnya dengan mencium punggung tangan Bakri.

"Waalaikumsalam." jawab Bakri.

"Yang lain kemana bah? Kenapa rumah kayaknya sepi."

"Mamak mu sama sahabatnya lagi jalan-jalan ngga tahu kemana, Fakri lagi ke pasar, terus om Khairul udah pulang soalnya ada meeting penting ngga bisa diwakilkan, terus Sahna kamu tahu pasti.. kamu kan tadi datang sama dia." Fikri menganggukkan kepalanya lalu tersenyum.

"Astaghfirullah, Sahna mana abah?"

"Loh abah ngga tau. Diluar mungkin," Fikri mengangguk lalu berjalan keluar rumah. Dan benar saja Sahna sedang duduk diteras sambil memainkan handphonenya.

"Lagi apa?"

"Astaga! Fikri, aku kaget." Fikri mengulas senyumnya dan duduk lesehan dilantai, mendongak menatap Sahna. Sekarang Fikri bisa menatap Sahna sambil mengendalikan diri, walau hanya lima detik menatap lalu melihat ke lain.

"Lagi apa? Kayaknya lagi asik."

"Oh ini cuman buka ig liat-liat postingan orang."

"Fikri, kamu punya ig?"

"Punya. Tapi jarang digunakan." Sahna menganggukkan kepalanya, ia mematikan handphonenya lalu menatap Fikri yang melihat kearah jalanan.

"Fikri, kamu sudah punya pacar ya?" Fikri tersenyum tipis, menundukkan kepalanya.

"Aku tidak pacaran Sahna,"

Sahna mengernyit, "Tapi, Fasha?"

"Kami ta'arufan. InsyaAllah awal tahun depan saya meminangnya."

"Kamu yakin?" Fikri terkekeh kecil.

"Kalau memang jodoh, pasti Allah mudahkan jalan ku dan Fasha. Tapi kalau memang tidak jodoh, berarti Allah masih menyuruhku untuk mencari yang lain, dan mungkin karena Fasha sudah Allah jodohkan dengan yang lain." Sahna terpana mendengar jawaban Fikri. Sungguh Sahna sangat beruntung kalau mempunyai suami seperti itu.





BERSAMBUNG
...

Ustadz Kembar (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang