Fikri dan Fasha saat ini sedang berada ditaman dekat rumah mereka. Fasha dengan senang menyenderkan kepalanya pada bahu Fikri, dan suaminya itu yang dengan syahdu melantunkan shalawat sembari mengusap kepala Fasha.
"Mas Fikri benar-benar ngga lagi sibuk kan mas?" tanya Fasha mendongak menatap Fikri.
"Ngga sayang. Jadwalnya lagi kosong,"
"Terima kasih ya mas. Udah mau ajak jalan-jalan aku." peluk Fasha pada pinggangnya.
"Iya sama-sama. Kebahagiaan kamu juga bahagiaku."
Fikri menatap dalam mata Fasha, senyum dibibir mereka merekah dengan saling berbagi rasa cinta melalui tatapan dan batin.
Allahu akbar, Allahu akbar...
"Sayang, udah azan ashar. Kita pulang ya nggak baik kalau azan kita masih jalan-jalan. Besok lagi jalannya hm." Fasha menganggukkan kepalanya lalu menyambut tangan Fikri untuk berdiri dari duduknya. Kemudian melangkah bersama Fikri meninggalkan taman.
"Mas, lihat itu ada balon nyangkut."
"Mana?"
"Itu itu mas. Bentar aku mau ambil dulu,"
"Fasha!" Fasha tidak mendengar seruan Fikri dengan cepat ia bergerak lari menyeberang jalan. Dan tanpa Fasha tahu sebuah truk dari jalur kanan bergerak oleng tepat kepadanya.
"FASHA!"
"MASSS!"
Bruukk!
Kecelakaan tidak bisa terhindari, Fikri merasakan pusing dikepalanya, suara Fasha yang berteriak meminta tolong dan menangis terdengar mendengung ditelinganya. Fikri mengernyit saat azan ternyata masih berkumandang terdengar. Perlahan Fikri menutup matanya, tangannya menyentuh pipi istrinya dengan lembut mengusap airmata Fasha yang deras mengalir dipipi perempuan itu.
"Mas jangan tutup mata mas, ambulan sebentar lagi datang mas. Jangan tinggalin aku mas, hiks hiks." isak Fasha memeluk kepala Fikri.
"Mas."
"Iya sayang."
"Aku nanya nih, kalau kita berdoa itu ada caranya ngga mas? Ya selain menadahkan kedua tangan dan memuji nama-nama Allah swt."
"Iya ada. Ada tiga cara berdoa yang mustajab insyaallah dikabulkan sama Allah swt." ucap Fikri menatap Fasha.
"Tiga? Apa aja mas?"
"Satu, berdoa saat azan berkumandang. Kedua, berdoa ditengah-tengah azan dan iqomah. Ketiga, saat hujan turun." Fasha menganggut-anggutkan kepalanya.
"Doanya pasti dikabulin kan mas?"
"InsyaAllah sayang. Kalau kita sungguh-sungguh berdoa, Allah swt. pasti kabulkan. Allah swt. tidak pernah bosan mendengar doa hamba-hambanya yang bersungguh-sungguh. Hanya hambanya saja yang terkadang bosan berdoa."
"Emang kamu mau doa apa sih? Punya anak?" Fasha mengangguk lalu menggeleng, Fikri tersenyum gemas.
"Iya aku pasti selalu doa itu mas. Tapi aku mau doa yang lain, aku berdoa semoga Allah swt. selalu melindungi kita dan menjauhkan kita dari mara musibah, dan semoga kita selalu bersama sampai akhir usia." Fikri tersenyum membawa Fasha kedalam pelukannya.
"Amiinn."
Fasha masih terisak, perempuan itu mendongakkan wajahnya lalu menatap pada Fikri yang menutup matanya.
Allahu akbar
Allahu akbar
Laailahaillallah...'Ya Allah, yang maha pengasih lagi maha penyayang, yang maha melindungi dan segalanya. Selamatkanlah suami hamba ya Allah, hamba masih ingin bersamanya, hamba masih ingin dia ada bersama hamba membangun keluarga kecil kami, bersama anak-anak kami. Hamba tahu betapa besar rasa sayangmu pada Mas Fikri, tapi ya Allah hamba jujur tidak sanggup kalau engkau mengambilnya saat ini juga. Ampuni segala dosa hamba dan suami hamba ya Allah.'
"Fasha." Fasha menangis kencang dengan kuat memeluk Qori dan Saida. Mereka semua sekarang berada dirumah sakit, Fasha yang menelpon dan mengabarkan berita kecelakaan pada semua orang. Fakri dan Sahna juga datang bersamaan dengan keluarga Bakri, Khairul serta Ridwan. Mereka langsung bergegas begitu mendengar berita sedih itu, apalagi Saida yang menangis pilu mendengar kondisi Fikri.
"Yang sabar ya nak, suami kamu pasti baik-baik saja." Fasha mengangguk memeluk erat ibunya, Qori.
Pintu ruangan UGD dibuka dengan pelan, Bakri pun langsung menghampiri dokter laki-laki yang menangani Fikri diikuti oleh semuanya.
"Dokter, bagaimana keadaan anak saya dok?" tanya Bakri.
Dokter itu menatap wajah Bakri dengan raut senyumnya.
"Alhamdulillah bapak, ibu. Beliau selamat, walau tadi jantungnya sempat terhenti." ucap dokter yang membuat Fasha meluruh jatuh dengan tangisnya. Sahna dengan sigap memeluk Fasha.
"Alhamdulillah ya Allah. Terima kasih."
BERSAMBUNG
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadz Kembar (SELESAI)
Narrativa generale" Cover by @RahmatunNufus3 " Diantara sebuah tirai kita terpisah antara laki-laki dan perempuan. Hukumnya haram saat sentuhnya menghalalkan segala cara agar memalingkan wajah menatap sinarnya yang cantik. Menghitbah diantara shalat tahajud sepertiga...