"Tara! Brownies cokelat lumer dimulut." teriak Sahna dan Fasha yang berada didapur. Kedua perempuan itu nampak asik dengan kegiatan mereka dihari minggu dirumah Fasha, melupakan kedua suami yang berada diteras menunggu kue buatan mereka.
"Coba aku cicipi dulu Na."
"Wahh enak banget Na. Cokelat nya lembut banget, lumer lagi." girang Fasha yang memang sangat penyuka cokelat. Fasha memakan dua potong kue itu lalu saat hendak mengambil ketiganya Sahna langsung menjauhkan dari Fasha.
"Sahna."
"Jangan dihabiskan Fasha. Ini kan buat suami-suami kita."
"Buat lagi juga gampang."
"Capek tauk. Kamu mau buat sendiri," Fasha menggelengkan kepalanya polos. Sahna pun dengan senyum membawa kue itu ditangannya sedangkan Fasha dengan sigap mengambil piring dan sendok. Mereka lalu berjalan meninggalkan dapur menuju kedepan rumah. Terlihat Fakri dan Fikri yang mengobrol sesekali tertawa.
"Abang."
"Sahna, jangan lari-lari. Ingat perut kamu," Sahna terkekeh lau memelankan jalannya yang semula berlari kecil karena tidak sabar menyajikan kuenya untuk Fakri cicipi. Fasha yang berada dibelakang Sahna pun dengan senyuman mendekati Fikri dan mencium pipi suaminya itu.
Sahna dan Fasha berlomba-lomba memotong kue itu lalu meletakkannya dipiring untuk Fakri dan Fikri.
"Heum, enak." ucap Fikri.
"Iya enak." sambung Fakri lalu memakan lagi kuenya.
Fasha dan Sahna lantas berteriak lalu bertos ria. Kedua perempuan itu dengan erat memeluk sang suami, dan menciumi wajah suami mereka.
Fakri dan Fikri yang merasa geli hanya tertawa dengan mengusap-ngusap kepala istri mereka.
Siangnya, Fasha sedang duduk dipangku Fikri. Melihat Sahna dan Fakri yang tengah mengajak bicara anak mereka. Fikri tersenyum menatap saudaranya yang dengan raut sangat bahagia menempelkan telinganya pada perut Sahna, tersenyum mengusap perutnya Sahna lalu menciuminya dengan sayang.
Fasha pun sama tersenyum atas kebahagiaan Sahna dan Fakri. Fasha mendongak melihat pada Fikri, Fasha menempelkan pipinya pada pipi suaminya itu.
"Semoga kita cepat diberikan anak yang mas, seperti Mas Fakri dan Sahna." ucap Fasha.
"Amiinn." ucap Fikri yang disambung oleh Sahna dan Fakri.
"Amiinn." mereka semua tersenyum lalu tertawa dan berlalih pada perut Sahna, mengajak calon bayi itu berbicara dan mengusap-ngusap nya.
"Abang."
"Iya?" Fakri menoleh pada Sahna yang duduk didepannya. Sahna memalingkan wajahnya menatap sekeliling, mereka masih berada dirumah Fasha. Tapi tuan rumah tersebut sedang pergi berbelanja dipasar, Fakri dan Sahna turut menjaga rumah mereka.
Sahna bangkit berdiri lantas kembali duduk namun dipangkuan Fakri. Fakri tersentak saat handphonenya tertarik keatas, Sahna tersenyum meletakkan handphonenya keatas meja. Perempuan itu mengalungkan lengannya dileher Fakri.
"Mau.."
"Mau apa?"
"Itu." rona Sahna. Semoga suaminya itu peka.
Fakri tersenyum penuh arti, mengusap bibir Sahna, gotcha. Fakri mendekatkan wajahnya dan mencium dalam bibir Sahna.
*sensor kwkwkwkwk*
"Abang. Kok udahan," cemberut Sahna saat Fakri melepaskan tautan mereka.
"Ini rumah orang Sahna. Dirumah kita aja nanti ya." Sahna merajuk, memalingkan wajahnya lalu berucap pelan.
"Aku ngga mau."
"Hm?"
"Aku maunya disini bang, ngga mau dirumah." ucap Sahna dengan berlinang airmata. Fakri terkekeh geli, mengusap punggung Sahna.
"Tapi ini dirumah orang, ngga sopan."
"Ini rumah saudara kamu, bukan rumah orang bang."
"Iya. Tapi tetap aja ngga sopan, kita kan punya rumah sendiri."
"Tapi aku maunya disini bang.." Fakri tersenyum, mengerti. Istrinya ini pasti sedang mengidam.
BERSAMBUNG
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadz Kembar (SELESAI)
Narrativa generale" Cover by @RahmatunNufus3 " Diantara sebuah tirai kita terpisah antara laki-laki dan perempuan. Hukumnya haram saat sentuhnya menghalalkan segala cara agar memalingkan wajah menatap sinarnya yang cantik. Menghitbah diantara shalat tahajud sepertiga...