Pernikahan Fakri dan Fikri

1.1K 103 1
                                    

"Barokallahulaka wabarokaa'laika wajama'a bainakuma fikhoiirin."

Dengan persetujuan semua keluarga dan kerabat pernikahan mereka berjalan lancar tanpa hambatan. Iya, Fakri dan Fikri. Kedua saudara yang menikah dihari yang sama, sesuai keinginan Fikri yang ingin menikah dihari dan tanggal pernikahan yang sama seperti Fakri. Alhamdulillah acara akad berjalan sesuai rencana Allah swt. sekarang status kedua perempuan yang tengah berada diatas ranjang itu adalah seorang istri dari Ustadz kembar dari kampung Seri. Mereka berhasil meluluhkan hati dan menetap dihati para ustadz dengan cinta tentunya.

"Fasha, gimana nanti kalau bulan madu, kita barengan aja. Gimana?" Fasha menatap Sahna.

"Aku sih nurut sama Mas Fikri, Na. Emang Mas Fakri udah setuju kalau kita bulan madu barengan?" Sahna menggelengkan kepalanya.

"Ngga tahu. Aku juga belum ngomong. Nanti deh aku ngomong sama Fakri."

"Sahna. Kamu santai banget ya nyebut nama suami kamu, ngga ada panggilan khusus gitu?" tanya Fasha menaikkan alisnya.

"Ada lah.."

"Terus?"

"Ya aku malu.. kalau sama Fakri aja aku manggil dia bukan nama."

"Heumm. Kasih tahu lah, apa sih. Kalau aku tetap manggil 'Mas' sama Mas Fikri, soalnya udah enak manggil gitu lagian Mas Fikri lebih tua dari aku."

"Iya. Aku jarang panggil Fakri itu dengan panggilan lain. Biasanya yang cuman 'Abang'."

"Abang?" Sahna mengerjap polos menganggukkan kepalanya. Fasha menutup mulutnya, lalu tertawa lebar sampai kedua matanya menyipit.

"Assalamualaikum.." Fasha dan Sahna mengalihkan perhatian mereka kearah pintu. Kedua suami mereka yang masih memakai baju pengantin putih sama itu menatap mengernyit pada Sahna dan Fasha yang masih dengan tawanya.

"Waalaikumsalam Mas."

"Waalaikumsalam Fakri."

"Eh ngga manggil abang sama Mas Fakri, Na?" Sahna merona melototkan kedua matanya pada Fasha yang sudah berlari menuju Fikri. Fasha dan Fikri lalu keluar dari kamar pengantin Sahna dan Fakri, setelah Fasha menarik tangan Fikri seraya tertawa melihat wajah pias Sahna.

"Kenapa mukanya?" Fakri tersenyum memandang teduh wajah perempuan yang sudah ia halalkan menjadi istrinya beberapa jam yang lalu.

"Ish Abang!"

"Haha, malu hm. Biasain ya, jangan manggil nama sama suami ngga sopan." Sahna tersenyum manis menganggukkan kepalanya. Sahna dengan pelan melingkarkan kedua lengannya dipinggang Fakri, meletakkan wajahnya dalam dada Fakri.

"Abang.." Fakri mengusap pipi Sahna lembut.

"Boleh ngga kalau kita bulan madu, bareng sama Fasha dan Fikri?" Fakri mengerutkan dahinya.

"Bulan madu?"

"Iya bang," angguk Sahna.

"Tanya Fikri dulu mau ngga dia."

"Pasti mau lah, masa ngga mau nurutin kamu. Kamu aja nurutin pas Fikri minta pernikahan dia dan Fasha disamain sama kita." Fakri tersenyum dengan gemas mencubit hidung Sahna.

"Ngga boleh bicara seperti itu. Iya nanti aku coba bicara sama Fikri." Sahna tersenyum menganggukkan kepalanya. Fakri mengecup kepala Sahna, mengusap-ngusap mahkota istrinya itu.

"Abang. Sahna udah siap malam ini,"

"Iya. Kita shalat sunnah dulu ya, minta doa sama Allah swt. supaya malam ini kita melakukannya atas ridho-Nya dan dijauhkan dari kejahatan hawa nafsu."

"Amiinn. Jangan lupa, berdoa semoga Allah swt. cepet kasih kita anak."

"Amiinn."

Fakri lalu menuntun Sahna untuk berwudhu setelah itu mereka menunaikan shalat dan berdoa dengan khusuk.

Dikamar pengantin Fikri dan Fasha pun melakukan hal yang sama. Seusai berwudhu mereka menggelar sajadah untuk menjalankan shalat sunnah dua rakaat.

"Sini mas bantuin," Fasha merona saat Fikri yang membantu merapikan mukena nya. Memasukkan kedalam mukena rambut-rambut kecil Fasha.

"Kalau mau shalat diperhatikan rambutnya takut masih ada yang keluar dari lingkup mukena. Tiga jari menyentuh sajadah."

"Iya mas. Terima kasih selalu ingetin aku."

"Iya sayang. Ayo shalat." Fasha menganggukkan kepalanya.

Fikri lalu mulai mengangkat tangan untuk takbir, kemudian berlanjut sampai akhir, dilanjutkan dengan berdoa.

Kedua pengantin itu malam ini benar-benar berbahagia, telah menyempurnakan diri mereka dan menjauhkan dari dosa. Menghalalkan yang haram serta menghapus diri dari zina. InsyaAllah.





BERSAMBUNG
...

Ustadz Kembar (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang