6

2.9K 366 36
                                    


"Kamu tau nggak, masa muridku yang baru pindah kemaren itu, dia aku suruh mencocok nggak bisa. Aku suruh baca juga nggak bisa"

Mark menyimak setiap kalimat yang sebenarnya mirip curhatan dari Jaemin, yang terus bercerita tentang anak didiknya. Mark sama sekali tidak mau menyela. Menurutnya, Jaemin itu lucu waktu bercerita seperti itu.

"Katanya dari sekolah lamanya dia cuma diajari mewarna. Sekolah apaan itu" lanjut Jaemin

"Waktu menyanyi juga dia diam aja. Aku jadi kasian"

Mark tertawa pelan lalu mencubit pipi Jaemin yang menggembung. Bibir Jaemin yang tadinya mengerucut kini mencebik.

"Jangan sentuh-sentuh. Bukan mukhrim"

"Iya nanti aku mukhrimin"

Rasa hangat menjalar di pipi Jaemin. Menampilkan rona merah disana. Belum lagi Mark yang malah tertawa pelan setelah berkata seperti itu.

"Pacaran yuk"

"Ha?"

"Aku bukan keong"

Jaemin lagi-lagi mencebik. Tangannya tanpa permisi mencubit lengan Mark.

"Tiba-tiba?"

"Heem, kenapa? Nggak mau ya?"

Bukan, bukannya Jaemin tidak mau. Tapi ya, Jaemin malu. Apalagi mereka ini bari dekat baru sekitar dua bulan dari hari pernikahan Renjun.

Wah, hebat ya. Baru dua bulan mereka sudah sedekat ini.

"Aku nggak tau" jawab Jaemin akhirnya.

Melunturkan muka penuh harap Mark.

"Gimana kalau kita jalanin aja dulu?"

Setelah sedikit agak lama berpikir, Jaemin mengangguk mengiyakan. Memunculkan kembali senyum di bibir Mark.

Mark lalu mengajak Jaemin pergi berjalan-jalan. Omong-omong mereka sedang di taman dekat sungai. Suasana yang cukup sejuk itu seperti pendukung bagus untuk awal hubungan Mark dan Jaemin.

...

Hee apdet lagi aku, jangan bosen ya hshs
Semangat kalian ♥️

Seperangkat Alat Tulis [markmin] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang