16

2K 283 19
                                    


Setelah acara lamaran Mark waktu itu, dia benar-benar mengajak bapak dan ibu untuk katanya bersilaturahmi ke rumah ayah dan ibu Jaemin. Seperti yang dikatakan ayah Jaemin kemarin, mereka mengopi bersama. Ada pak lek dan bu leknya—orang tua Chenle—juga.

Bahkan kalau dilihat-lihat mereka seperti sekumpulan bapak-bapak sedang mengobrol bersama di warung kopi.

Tapi memang benar sih, mereka mau silaturahmi bukan rapat kenegaraan. Kenapa harus terlalu tegang. Dibawa santai saja.

Tapi sayangnya Mark masih tegang. Kali ini dia kembali kesini untuk melamar Jaemin dengan sungguh-sungguh. Yang artinya setelah ini Mark dan Jaemin akan segera menuju pelaminan, mengucap ijab kabul, lalu sah. Dan mereka menjadi suami istri, berjuang bersama dalam suka dan duka. Ah, bahagianya.

"Iya pak, anak saya ini sudah ngebet banget minta nikah. Katanya takut kalau Jaemin diambil orang" kata bapak Mark setelah sebelumnya mereka berbasa-basi lumayan lama.

Suasana ruang tamu Jaemin jadi sedikit agak tenang. Jaemin yang duduk di samping ibu dan budhenya juga cuma diam menunduk memainkan ujung jilbab merah mudanya yang terjuntai di pangkuan. Padahal dari tadi Mark terus melihat Jaemin, mengode supaya calon istrinya itu mendongak dan melihat dia.

Hm, calon istri ya.

Setelah akhirnya mereka berdiskusi, tanggal pernikahan pun ditentukan. Ayah Jaemin menyarankan supaya mereka menikah pada bulan Rajab nanti, sekitar dua bulan lagi dari waktu itu.

Selanjutnya mereka menentukan bagaimana acara nanti akan berlangsung.

"Nanti ijab kabulnya disini aja. Dilanjut resepsi" usul ayah Jaemin, lagi.

Semuanya pun setuju.

"Berarti dua hari kemudian sepasaran mereka diantar balik ke rumah saya, begitu ya pak, bu?"

Kembali semuanya berseru setuju.

Mark dan Jaemin sih setuju saja. Kalau boleh jujur sih sebenarnya Mark cuma mau sahnya saja, masalah resepsi itu biar ibu-ibu dan bapak-bapak yang mengatur. Karena menurut Mark waktu menikah itu yang penting ijab kabulnya, resepsi cuma untuk merayakan.

Tapi karena orang tuanya dan orang tua Jaemin meminta begitu, baik Mark maupun Jaemin setuju saja.

...

Aku dabel apdet karna ada markmin hikd seneng banget

Seperangkat Alat Tulis [markmin] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang