11

2.3K 327 26
                                    


Jaemin mengajak Mark untuk mencoba bakso mercon di dekat pasar, katanya itu menu baru dan Jaemin si pecinta bakso itu mau mencoba. Awalnya Mark mau protes karena pasti sangat pedas. Tapi melihat bagaimana antusiasnya Jaemin membuat Mark urung.

Jadi sore itu setelah memesan keduanya duduk di bangku warung menunggu pesanan. Jaemin memperlihatkan foto anak didiknya yang tadi dia minta untuk bernyanyi di kelas kepada Mark.

Mark ikut tertawa waktu Jaemin menceritakan anak didiknya yang kebanyakan lucu-lucu itu. Bahkan Jaemin juga bercerita bagaimana dirinya harus menggendong salah satu anak didiknya karena malu dan menangis di kelas.

Mark jadi berpikir, kalau Jaemin benar-benar menjadi istrinya dan mereka memiliki anak, pasti Jaemin akan sangat menyayangi anak mereka.

"Na?" Mark tiba-tiba teringat sesuatu.

"Iya?"

"Hari sabtu ada Sheila on 7 di GOR. Mau lihat?"

Jaemin berpikir sebentar. Bukannya tidak mau sih, Jaemin mau sekali menonton band kesukaannya dari jaman SMA itu. Tapi Jaemin tidak ada teman, dan tidak berani kalau harus menonton sendirian di tengah lautan manusia.

"Aku nggak ada tiket. Kemarin udah habis waktu mau beli" ini juga salah satu alasannya.

"Aku ada tiket dua. Harusnya satu lagi buat temenku. Tapi dia nggak jadi nonton. Dari pada dibuang sayang, buat kamu mau kan?"

Jaemin menggigit bibirnya. Inginnya mengiyakan, tapi masih ada satu hal lagi yang membuat Jaemin tidak yakin.

"Kalau aku nggak mau?"

"Ya, nggak apa-apa. Aku nonton sama temen-temenku"

Bibir Jaemin mencebik. "Yaudah kamu nonton sama teman-temanmu aja"

Dua mangkok bakso dan dua gelas es jeruk pesanan mereka sudah datang. Jaemin berbinar melihat kuah bakso berwarna merah dihadapannya. Belum lagi bulatan-bulatan seukuran bola pingpong dengan isi cabai di dalamnya.

Mark menatap Jaemin yang berbinar. "Emang kamu nggak mau nonton sama aku?"

Sendok ditangan Jaemin mengaduk asal kuah bakso di mangkok. Kembali berpikir mau mengiyakan tawaran Mark atau tidak. Tapi sejujurnya Jaemin memang sangat ingin.

"Sebenarnya, mau sih" kata Jaemin lirih akhirnya.

"Yaudah, nanti soal izin biar aku mintain izin ke ayah sama ibu" lanjut Mark.

Mendengar itu Jaemin tersenyum senang. Kalau Mark yang minta izin pasti ayahnya membolehkan.

...

Seperangkat Alat Tulis [markmin] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang