21

2.1K 272 40
                                    


"Bismillah hirahman nirahim"

Tangan Mark dijabat dengan mantap ayah Jaemin. Bersiap untuk melaksanakan ijab kabul. Gugup, sudah pasti. Siapa yang tidak gugup kalau sebentar lagi kalian akan menikah. Mengambil kewajiban menjaga anak orang dari orang tuanya.

"Saya nikahkan anak kandung saya Jaemin Narayana dengan engkau Mark Satya Prasakti bin Surya Prasakti dengan mas kawin seperangkat alat tulis dan—"

"Ayah" mbak Chitta berteriak dari belakang Jaemin.

Suasana yang sebelumnya tegang pun ramai dengan tawa para tamu, karena ayah Jaemin salah menyebut mas kawin. Jaemin di tempatnya menunduk menahan tawa, dan juga malu. Demi apa ayahnya kenapa bisa seperti itu.

Mark berkali-kali mengambil membuang napas. Padahal dirinya sudah tegang, bahkan jantungnya serasa mau keluar karena terlalu gugup.

"Maaf ya pak. Anu, yang mau nikah ini anaknya bukan bapak. Bapak nggak perlu grogi" kata penghulu di samping ayah Jaemin.

Ayah Jaemin mengangguk dan berkata maaf. Tersenyum lebar seperti tanpa dosa.

Ayah Jaemin lalu kembali menjabat tangan Mark. Padahal sebelumnya ayah Jaemin ini sudah pernah menikahkan mbak Chitta. Dan seharusnya kalau pun salah mengucap itu Mark. Karena ya Mark baru pertama kali dan juga grogi.

"Saya nikahkan anak kandung saya Jaemin Narayana dengan engkau Mark Satya Prasakti bin Surya Prasakti dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang tunai senilai dua ratus ribu rupiah dibayar tunai"

"Saya terima nikahnya Jaemin Narayana binti Chandra Nurdin dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang tunai senilai dua ratus ribu rupiah dibayar tunai"

"Bagaimana para saksi"

"Sah"

Lantunan doa menjadi penutup acara ijab kabul malam itu di kediaman Jaemin. Ayah, ibu bahkan kak Chitta meneteskan air mata melihat Jaemin akhirnya mempunyai pendamping hidup. Mempunyai suami yang siap menerima, menjaga dan menafkahi Jaemin.

Meskipun sempat ada kesalahan kecil, tapi setidaknya Jaemin bersyukur. Dirinya sudah menjadi tanggung jawab Mark sekarang ini. Siap menerima lahir batin Mark sampai ajal menjemput nanti.

Jaemin meraih tangan Mark dan dia cium pelan. Kedua mata mereka bertemu. Senyum menghiasi wajah kedua pengantin baru itu.

Mark juga melakukan sama. Dia raih wajah Jaemin dan dia kecup pelan kening Jaemin. Mark bergumam terimakasih setelah melepasnya. Perasaan campur aduk melingkupi dadanya.

Mark dan Jaemin lalu berdiri di depan, dekat pintu masuk untuk menyalami para tamu. Karena acara malam itu sudah selesai dan akan dilanjut besok siang.

"Selamat ya pengantin baru. Cepet nyusul, nih" kata Renjun setelah Mark dan Jaemin kembali, mengelus perutnya untuk menunjukkan maksudnya.

Pipi Jaemin menghangat menangkap maksud Renjun. Mereka ini kan baru saja sah menjadi suami istri, tidak mungkin kan bisa jadi secepat itu. Bahkan Jaemin saja tidak pernah membayangkan hal semacam itu.

...

Dobel apdet hehe :)
Udah sah-sahan yg artinya cerita ini juga udah hampir tamat :)

Seperangkat Alat Tulis [markmin] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang