26

2.5K 222 40
                                    


Spesial JenRen

...

Sore itu Renjun duduk sendiri di tepi ranjang tempat tidurnya sambil memegangi perut. Meringis kecil begitu rasa nyeri pada perutnya semakin terasa.

"Jeno" panggil Renjun sesekali meringis.

Jeno yang kebetulan baru selesai mandi masuk ke kamar begitu mendengar panggilan dari Renjun. Raut mukanya berubah khawatir melihat Renjun meringis memegangi perut.

"Perutku sakit, apa udah mau lahiran ya?"

Sejujurnya, menurut perkiraan dokter tempat Renjun periksa bersama Jeno, anak mereka akan lahir sekitar minggu ini. Entah itu di awal atau di akhir. Dan sepertinya perkiraan dokter memang benar.

Jeno segera keluar memanggil ibu Renjun.

"Kamu mau lahiran, Jun. Jeno siapin mobil sama ayah ya, cepetan"

Jeno mengangguk dan berlari ke depan. Kebetulan ayah memang sedang memanasi mobil. Sementara ibu membantu Renjun untuk berjalan. Untung saja Renjun sudah mempersiapkan keperluannya di tas besar. Jadi kalau sewaktu-waktu dia melahirkan seperti ini, tidak perlu lagi ribet.

Sekitar pukul delapan malam, bayi Renjun dan Jeno lahir. Dengan jenis kelamin perempuan. Mereka tidak masalah dengan jenis kelamin, yang terpenting ibu dan bayi semua selamat. Setelah diadzani, Jeno tidak berhenti melihat pada box bayi tempat bayinya.

"Renjun" Renjun yang masih sedikit lemah menyahut pelan. "Aku jadi ayah. Terima kasih"

Suasana haru melingkupi ruang bersalin Renjun malam itu. Keluarganya juga berkumpul untuk ikut merasakan kebahagiaan Jeno dan Renjun.

Keesokan siangnya, Jaemin datang bersama Mark. Jaemin baru pulang mengajar langsung menemui Renjun. Semalam Jaemin sudah memberi ucapan selamat lewat video call. Dan sekarang Jaemin mau melihat adek bayi Renjun yang lucu.

"Kapan mau punya juga?"

Jaemin menoleh dan tersenyum. "Insyaallah, doain ya"

Renjun yang mengerti maksud Jaemin ikut tersenyum dan berkata semangat.

Haechan datang sekitar setengah jam kemudian. Karena Haechan mengajar di SD, jadi Haechan pulang lebih siang dari Jaemin.

"Ponakan tante cantik banget. Tante culik aja ya" kata Haechan setelah melihat bayi Renjun. Jarinya menoel pipi putih itu dengan gemas.

"Makanya nikah, biar punya juga"

Sifat Renjun yang dari dulu belum berubah adalah sifat bar-barnya. Kadang Haechan dibuat diam karena sifat Renjun itu. Tapi karena mereka sudah kenal lama dan tau sifat masing-masing, Haechan sudah kebal dengan Renjun.

"Doain aja jadi" jawab Haechan lirih.

"Ha?"

Yang dasarnya memang telinga Jaemin ini paling peka diantara ketiga manusia itu, Jaemin masih mendengar kalimat Haechan walau samar-samar.

"Gimana? Kamu mau nyusul kita juga? Jadi sama Lucas?"

Haechan mengedik bahu. Tapi bukan itu yang Jaemin dan Renjun mau lihat.

"Eh eh, cantiknya bunda Renjun. Bibirnya lucu banget minta minum ya?"

Jaemin segera membantu menggendongkan bayi Renjun untuk disusui. Kebetulan juga asi Renjun sudah keluar dari pagi.

"Doain tante Nana punya yang lucu macam kamu ya, nduk"

...

Spesial noren punya anak yey

Seperangkat Alat Tulis [markmin] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang