"Sepertinya tidak ada manusia yang tidak memiliki rahasia." —Author:)
-
-
-Agatha sedang berbaring di tempat tidurnya, dia menerawang ke atas langit-langit kamarnya. Dia bosan terus berdiam diri di kamar tanpa melakukan apapun, kakinya masih terasa sakit dan sulit bergerak.
Tuk ... Tuk ... Tuk ...
Suara ketukan pintu membuat Agatha mengalihkan pandangannya. "Masuk aja," teriak Agatha.
Seorang lelaki paruh baya masuk ke dalam kamar Agatha, dia menatap Agatha dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Bagaimana keadaan kamu nak?" tanya Yuda duduk di pinggir ranjang Agatha.
"Seperti yang Papa liat," jawab Agatha singkat. Yuda tersenyum tipis lalu mengelus pucuk kepala anaknya namun Agatha segera menepis tangan Yuda.
"Papa besok berangkat ke Ausi, ada yang harus Papa urus di sana. Kamu gapapa kalau Papa tinggalin?" ucap Yuda hati-hati, Agatha memutar bola matanya malas. Bukannya Papa itu sering meninggalkannya tanpa meminta izin padanya.
"Bukannya dari dulu Agatha udah sering di tinggal Papa tanpa izin, kenapa sekarang Papa nanya dulu Agatha?" ucap Agatha.
Yuda menghelas nafasnya, dia tahu akan sangat sulit mengembalikan anaknya seperti dulu.
"Papa akan pergi beberapa bulan, jaga diri kamu baik-baik Papa sayang kamu," ucap Yuda lalu mengecup pucuk kepala Agatha. Yuda keluar dari kamar Agatha meninggalkan Agatha yang diam mematung. Sudah lama Papanya tidak memperlakukan dia seperti itu, hal yang selalu Agatha rindukan.
**********
"Kamu sudah bertemu dengan dia?" Seorang wanita paruh baya menghampiri putranya yang sedang duduk di kursi balkon kamarnya.
"Udah Ma," jawabnya singkat.
"Mama harap kamu bisa jaga dia dengan baik," ucap wanita bernama Hana itu, yang langsung diangguki putranya. Hana tersenyum menatap anak semata wayangnya ini.
"Boleh aku nanya sesuatu Ma?" tanya dia, raut wajahnya terlihat sangat gusar.
"Kenapa harus meminta izin, aku itu Mamamu," jawab Hana tersenyum hangat.
"Sepertinya ada banyak hal yang aku belum ketauhui tentang gadis itu, ceritaan semua tentang gadis itu tanpa ada yang ditutupi, aku berhak tau Ma," ucap dia dengan raut memohon.
Hana tersenyum lalu mengangguk, dia menceritakan segalanya pada putranya. Putranya sedikit kaget karena mengetahui suatu fakta itu, dia sangat menyesal atas apa yang dia telah perbuat pada gadis itu.
"Sekarang kamu mengertikan kenapa dia seperti itu?" ucap Hana.
"Iya Ma, sekarang Irgi ngerti."
**********
Sudah tiga hari Agatha tidak sekolah, dan hari ini dia akan kembali sekolah. Kakinya belum sembuh sempurna tapi kakinya sudah tidak menggunakan gips lagi, hanya sedikit sakit saat di gerakan cepat atau di tekan.
"Non Agatha yakin mau sekolah?" tanya Bi Darsih yang sedang menemani Agatha sarapan.
"Yakin Bi, Gatha udah sembuh ko cuma belum bisa bawa mobil aja," jawab Agatha.
"Terus Non ke sekolahnya naik apa?" tanya Bi Darsih.
"Agatha kan bisa naik taxi atau minta jemput Flo Bi, Bibi gak usah khawatir gitu. Yaudah Bi Agatha berangkat dulu ya, Assalamualaikum." Agatha menyalimi tangan Bi Darsih lalu pergi ke luar rumah.
Agatha membuka ponselnya, tadinya dia akan menghubungi Flo meminta untuk di jemput tapi dia yakin Flo sudah berangkat karena ini sudah siang. Agatha mengurungkan niatnya, dengan segera membuka aplikasi untuk memesan taxi online.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smart Bad Girl (Selesai)
Teen Fiction"Wanita tidak lemah, tapi bukan berarti mereka kuat." -Agatha Anodia Gahazu