"Ada orang yang sangat pintar menyembunyikan luka agar orang lain melihatnya baik-baik saja." —Bara Andromeda
-
-
-Agatha memandang bangunan di depannya, sebuah rumah yang terbilang megah. Setelah dari rumah es krim, Agatha di bawa ke sini oleh Irgi entahlah Agatha juga tidak tahu ini rumah siapa.
"Ini rumah gue," ucap Irgi, Agatha menoleh seakan bertanya untuk apa Irgi membawa dia kerumahnya.
"Jangan banyak tanya, ayo masuk." Irgi berjalan lebih dulu, Agatha segera mengekorinya. Irgi menyuruh Agatha duduk di ruang tamu, sedangkan dia pergi entah kemana.
"Eh ada tamu," ucap seorang wanita paruh baya menghampiri Agatha, wajahnya mirip dengan Irgi pasti dia Ibunya, pikir Agatha. Agatha berdiri, dia menyalimi wanita itu.
"Kamu pasti Agatha ya?" Agatha tersentak, kenapa Ibu Irgi bisa tahu tentang dia. Apa Irgi pernah bercerita tentang Agatha pada Ibunya.
"Saya Hana, Ibunya Irgi," ucap Hana.
"Eh iya tante, saya Agatha." Agatha jadi gelagapan sendiri.
Hana tersenyum sendu melihat Agatha, wajah Agatha sangat mirip dengan Adara. Tanpa sadar air matanya jatuh dengan segera dia mengusap air matanya.
"Tante kenapa?" Tanya Agatha kaget karena Hana tiba-tiba menangis.
"Gak papa, tante cuma keinget sesuatu aja. Tante pamit ke dalam dulu ya." Tanpa menunggu jawaban dari Agatha, Hana pergi meninggalkan Agatha yang masih bingung. Tidak lama setelah Hana pergi, Irgi menghampiri Agatha.
"Udah keremu Mama?" tanya Irgi sambil duduk di samping Agatha.
"Udah, tapi kok tadi tante Hana nangis sih. Padahal gue gak ngapa-ngapain," ucap Agatha. Irgi mengerti kenapa Ibunya seperti itu, pasti Hana sangat sedih.
"Katanya lo mau Olimpiade ya?" Irgi mengalihkan pembicaraan.
"Iya, satu minggu lagi," jawab Agatha.
"Oke, nanti gue ikut nganterin lo," ucap Irgi.
"Buat apa?"
"Buat nyemangatin lo lah buat apa lagi," jawab Irgi. Agatha boleh baper gak sih? Akhir-akhir ini setiap Agatha bersama Irgi selalu ada perasaan yang berbeda. Perasaan nyaman dan bahagia Agatha tak tahu perasaan apa ini, yang pasti setiap Irgi tertawa bersama perempuan lain Agatha merasakan sesak di dadanya.
***
Puluhan mobil terparkir bebas di sebuah lahan kosong dekat dengan sebuah bangunan tua. Barisan memanjang anak-anak Toughness memenuhi ruang jalan itu, Agatha yang memimpin di depannya.
Seperti rencana yang telah mereka rundingkan, mereka mendatangi markas Virgi. Hari ini semua anggota Toughness ikut, mereka seperti akan tauran.
"Wahh kita kedatangan tamu nih," ucap Vira yang menutupi keterkejutannya atas kedatangan Toughness.
"Nyerang kok gak bilang-bilang, melanggar aturan nih," ucap Vira lagi, Virgi sedang tidak lengkap hanya ada beberapa anggota di sana.
"Kenapa, takut kalah?" ucap Agatha maju berhadapan dengan Vira.
"Kalah? Enggak tuh, kita gak takut," jawab Vira.
"Gak takut tapi kok mukanya tegang gitu," ucap Dini.
"Eh jaga ya mulut lo," ucap Lola teman Vira.
"Nyantuy aja kali, kita bukan mau nyerang. Kita datang ke sini baik-baik, mau merayakan kelicikan kalian," ucap Agatha di depan muka Vira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smart Bad Girl (Selesai)
Teen Fiction"Wanita tidak lemah, tapi bukan berarti mereka kuat." -Agatha Anodia Gahazu