"Aku tidak tahu siapa kamu, tapi kamu tahu segalanya tengangku." —Agatha Anodia Gahazu
-
-
-"Bu kita mau kemana?" tanya seorang gadis berumur 14 tahun yang sudah berpenampilan cantik.
"Ibu mau kenalin kamu sama seseorang," jawab wanita itu menatap anaknya hangat.
"Siapa Bu?" tanya gadis itu penasaran.
"Nanti juga kamu pasti tau, kamu harus bersikap sopan ya nanti," pesannya sambil melajukan mobilnya membelah jalanan yang cukup ramai. Gadis itu mengangguk lalu menatap ke arah jalan.
Sepanjang perjalanan mereka isi dengan saling bertukar cerita, memecah keheningan. Di pinggir jalan banyak pedagang kaki lima, dan bangunan-bangunan indah. Namun ada satu yang menarik perhatian gadis itu sebuah rumah es krim yang sepertinya baru saja buka.
"Bu berhenti Bu," ucap dia menyuruh Ibunya menghentikan mobilnya.
"Ada apa nak?" tanya sang Ibu sambil meminggirkan mobilnya.
"Liat Bu, itu ada rumah es krim kayaknya baru buka. Kita kesana dulu ya Bu, pliss," mohonnya dengan menunjukan puppy eyes nya.
Ibunya melihat ke satu bangunan di pinggir jalan yang cukup ramai, lalu menatap anaknya yang masih memohon.
"Sebentar aja ya, nanti yang mau ketemu kamu nungguin."
"Iya Bu, bentar aja makasih," gadis itu mendekat ke arah Ibunya lalu mengecup pipi Ibunya.
"Sama-sama sayang," ucap wanita itu, lalu menyalakan mesin mobilnya bersiap untuk berputar balik. Saat itu jalanan cukup lenggang membuat dia dengan leluasa memutar balik mobilnya, tapi dia tidak melihat ada sebuah truk yang melaju sangat kencang dari arah berlawanan, klakson yang sangat keras membuat mereka menoleh ke asal suara. Namun nahas truk itu melaju sangat kencang dan menabrak mobilnya membuat mobil itu mengguling.
"Aaaaaa ... ." gadis itu berteriak sambil memegang Ibunya pandangannya seketika kabur dan menghitam.
"Tha ... Agatha ... Bangun," seseorang menepuk-nepuk pipi Agatha. Agatha membuka matanya dengan nafas tersenggal-senggal. Keringat bercucuran di pelipis nya, matanya basah karena menangis.
Dia mengedarkan pandangannya ke sekitar ruangan itu, seorang lelaki sedang menatapnya khawatir. Mimpi mengerikan itu terjadi lagi, mengganggu Agatha membuat gadis itu sesak.
"Lo mimpi buruk?" tanya dia pada Agatha yang masih mengumpulkan nyawanya.
"Lo kenapa ada di sini, dan kenapa gue ada di rumah?" tanya Agatha heran, seingatnya terakhir dia sedang di rooftop dan sekarang dia sudah berada di rumahnya bersama Irgi.
"Tadi lo ketiduran sampe jam pulang, gue gak tega bangunin lo yaudah gue anter lo pulang aja. Lagian tidur kebo banget sih," ucap Irgi. Satu hal yang ada di pikiran Agatha, bagaimana Irgi membawanya ke sini?
"Tenang gue gak sekejam itu, gue gendong lo dengan baik gak gue gusur kok," ucap Irgi seakan tau pikiran Agatha.
"Lo gendong gue!" Agatha berteriak.
"Ya terus gimana caranya gue bawa lo ke sini, gue gusur? Emang lo mau?" ucap Irgi santai. Benar juga tapi kalau banyak yang liat kejadian tadi bisa-bisa bakal banyak gosip tentang nya di Alexi.
"Gak banyak orang, sekolah udah sepi gak ada siapa-siapa." Agatha tersentak mendengar Irgi, dia jadi curiga jangan-jangan Irgi utusan cenayang lagi
"Lo cenayang ya?" tanya Agatha menyelidiki.
"Ya kali gue cenayang."
"Terus kenapa lo tau isi pikiran gue, dan dari awal kenapa lo bisa tau rumah gue, nomor telepon gue, dan tadi siang di rooftop kenapa lo tau masalah gue?" Ya Agatha heran kenapa cowok ini bisa tau segala tentang Agatha, mungkin kalo rumah atau nomor telpon itu sudah biasa tapi tentang masalah keluarganya hanya Flo,Dini,Sesil serta Reni yang tau.
"Gue tau semua tentang lo, bahkan gue juga tau Papa lo lagi gak ada ke Ausi kan?" ucap Irgi membuat Agatha melongo, sejauh itu Irgi mengenalnya.
"Gak usah kaget gitu, gue pamit dulu ya lo hati-hati di rumah kalo ada apa-apa hubungin gue." Irgi beranjak dari duduknya lalu pergi meninggalkan Agatha yang masih terdiam.
***
"Tha di panggil Bu Nadya tuh ke ruang guru," Ucap Dio ketua kelas mereka. Sekarang sedang kelas mereka sedang tidak ada guru.
"Oke," jawab Agatha.
Agatha segera beranjak pergi menuju ruang guru, dia sebenarnya sudah tau apa maksud Bu Nadya memanggilnya. Sebentar lagi akan ada olimpiade antar sekolah, pasti Bu Nadya ingin membahas itu.
"Assalamualaikum," ucap Agatha masuk ke ruang guru.
"Waalaikumsalam, duduk di sini Tha," ucap bu Nadya menunjuk kursi di depannya, Agatha mengikuti arahan Bu Nadya.
"Kamu mungkin sudah tau apa maksud Ibu memanggil kamu," ucap Bu Nadya menatap Agatha yang hanya menampilkan raut datarnya. "Olimpiadenya sebentar lagi Ibu harap kamu sudah siap, dan Ibu mohon dengan sangat perbaiki penampilan kamu," lanjutnya, yang di maksud Bu Nadya adalah warna rambut Agatha yang tak kunjung dia cat hitam.
Agatha tau dia di terima di sekolah ini hanya karena tahun kemarin sekolah ini kalah tanding oleh Adi Bakti karena dia yang mewakili Adi Bakti. Alexi yang selalu membawa piala kejuaraan tahun kemarin pulang dengan tangan kosong karena dia, karena itu saat Papa Agatha mendaftarkan nya di sini sekolah ini sangat menyambutnya tidak mau menyianyiakan kesempatan emas ini. Dan itu juga menjadi alasan mengapa mereka sangat jarang menegur perilaku Agatha, memang salah tapi itu juga karena Agatha terselamatkan oleh prestasinya.
"Dan jangan lupa untuk ikut bimbingan dari para guru setelah pulang sekolah," ucap Bu Nadya.
Ini alasan Agatha mengapa tidak mau mengikuti Olimpiade, dia harus mengikuti bimbingan setelah pulang sekolah. Kalau saja bukan untuk mempertahankan dia untuk masih bisa berada di sekolah mungkin Agatha akan menolaknya, namun dia tidak bisa hanya ini yang bisa membuat sekolah tidak mengeluarkan Agatha.
"Kamu boleh kembali ke kelas," ucap Bu Nadya. Dia sedikit terganggu karena Agatha tidak menjawab semua ucapannya.
Agatha mengucapkan salam lalu keluar dari ruangan itu, dia kembali ke kelasnya yang masih ribut karena belum ada guru masuk.
"Abis ngapain Tha?" tanya Flo pada Agatha yang baru saja duduk di sebelahnya.
"Biasa bahas tentang Olimpiade," jawab Agatha.
"Oh iya gue lupa lo pinter," ucap Flo membuat Agatha mendengus. "Jangan lupa ntar malem balapan, siang kita rapat dulu sama yang lainnya," lanjut Flo mengingatkan.
"Sesil udah cek tempatnya?" tanya Agatha.
"Udah, nanti kita bahas bareng," jawab Flo, Agatha hanya menganguk mengiyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smart Bad Girl (Selesai)
Teen Fiction"Wanita tidak lemah, tapi bukan berarti mereka kuat." -Agatha Anodia Gahazu