Toughness

3.6K 256 3
                                    

"Hanya orang-orang beriman yang tahu jika wanita itu tidak lemah." —Author:)

Siapa yang tidak mengenal 'Toughness'  geng yang mayoritasnya perempuan namun sangat kejam. Geng pembuat onar di masyarakat, walaupun anggotanya cewek semua tapi selalu mengundang kerusuhan dengan tawuran.

Anggota Toughness dari berbagai SMA. Geng ini tidak terbentuk di sekolah seperti pada umumnya, geng ini terbentuk real di jalanan. Geng yang disegani karna sang ketua yang menyeramkan, tidak bukan penampilannya tapi kelakuannya.

Mereka sering nongkrong di sebuah kafe milik salah satu anggota, anggota Toughness tidak sembarang rata-rata mereka anak-anak orang terpandang dan rata-rata anak broken home. Mereka mencari pelarian, mencari teman karna kesepian di rumah dengan orangtua yang gila kerja.

"Buketu datang juga," ucap Dini, salah satu anggota Toughness.

"Ck! Sekali lagi lo panggil gue buketu gue get out lo dari sini," ucap Agatha lalu duduk di samping Dini.

"Galak amat lagi pms ya lu?" ucap Dini.

"Yang lain pada kemana kenapa cuma seginian?" Bukannya menjawab Agatha malah balik bertanya.

"Biasa manasin mesin," jawab Dini. Yang dimaksud manasin mesin itu balapan liar, mereka sudah biasa melakukan ini bahkan Agatha juga setiap minggu ikut trek trekan  tapi bukan menggunakan motor melainkan mobil.

"Kabarnya sekarang lo sekolah di Alexi?" tanya Dini, dia mendengar kabar dari teman-temannya kalau ketua Toughness sekolah di Alexi siapa lagi kalau bukan Agatha.

"Hm."

"Lo kok bisa sih masuk di sekolah kayak gitu, setau gue Alexi sekolah yang terkenal dengan kedisiplinan tinggi. Cuman si Flo yang gila milih sekolah gitu." Memang tidak ada yang mau sekolah di Alexi karena kabar tentang bagaimana peraturan di sana, tapi Flo pernah bilang gak 'seburuk' apa yang dibicarakan orang-orang berandal yang tidak mau terikat aturan.

"Ngomongin apa nih bawa-bawa nama gue," ucap Flo yang baru saja datang sudah mendengar namanya di sebut dalam percakapan Dini dan Agatha.

"Kepo lu," ucap Dini.

"Heh lo bawa-bawa nama gue ya jelas lah gue kepo, Tha ada apa sih nih si Dini ngomong apa?" ucap Flo.

"Tadi dia bilang lo cerewet," ucap Agatha lalu pergi meninggalkan Flo yang sudah siap mengeluarkan omelan pada Dini yang sekarang sedang melongo tidak percaya dengan ucapan Agatha.

"Itu lo yang bilang bukan gue ya," teriak Dini pada Agatha. "Serius Flo gue gak bicara gitu, gue cuma bilang lo gila aja, HAHAHA ..." Dini segera berlari sebelum Flo meledak di depan nya.

"Dini bangsat lo ya!" teriak Flo.

***

Hari ini langit terlihat sedang murung, awan hitam menutupinya membuat suasana gelap. Sekarang sudah pukul tujuh dan Agatha masih di rumah sudah pasti dia akan kesiangan pergi ke sekolah.

"Non gak sarapan dulu?" ucap Bi Darsih pembantu di rumah Agatha.

"Engga Bi udah siang Agatha pamit ya Bi, assalamualaikum." Agatha menyalami tangan Bi Darsih. Dia sangat dekat dengan Bi Darsih apalagi setelah ibunya meninggal, hanya Bi Darsih yang perhatian kepadanya di rumah ini. Walaupun Agatha anak berandal tapi dia selalu berlaku sopan kepada Bi Darsih, almarhumah ibunya selalu bilang semua orang sama dan kita harus menghormati yang lebih tua.

"Waalaikumsalam," jawab Bi Darsih.

Agatha melajukan mobilnya menuju sekolah yang sudah pasti gerbangnya sudah tertutup rapat. Jika dia masih di Adi Bakti mungkin sekarang dia tidak akan melajukan mobilnya menuju sekolah melainkan ke kafe tempatnya berkumpul bersama teman-temannya. Tapi sekarang dia tidak melakukan itu, bukan karena Agatha berubah menjadi siswi disiplin namum dia tidak ingin di hari kedua dia masuk dia sudah bolos, dan berakhir pada panggilan orangtua. Pasti Yuda akan marah jika mendengar di hari kedua Agatha sudah membolos.

Akhirnya Agatha sampai di sekolahnya, dia melihat sudah ada siswa-siswi yang berjaga di gerbang siapa lagi kalau bukan anak-anak OSIS.

Gerbang dibuka, Agatha memarkirkan mobilnya lalu keluar dari sana. Dua orang siswi menghampiri dia, sepertinya kelas sepuluh.

"Kakak ikut kami dulu," ucap salah satu siswi itu sedikit gemetar karena tahu siapa yang ada di depannya.

"Gue mau ke kelas," jawab Agtha ketus.

"Tapi kak, kakak kesiangan."

"Bodoamat," jawab Agatha hendak pergi namun seseorang menghentikan langkahnya.

"Mau kemana lo?" suara berat itu milik seorang cowok yang sekarang berdiri di depan Agatha.

"Menurut lo?" ucap Agatha.

Bukan menjawab cowok itu malah berbicara kepada kedua siswi tadi, "kalian pergi aja dia urusan gue."

"Iya kak Irgi," jawab kedua siswi itu lalu pergi.

Sekarang Irgi menatap Agatha kembali dengan tatapan dinginnya, begitupun Agatha menatap Irgi tak kalah dingin.

"Lo murid baru itu? Baru masuk udah kesiangan gak disiplin banget," ucap Irgi.

"Bodoamat hidup-hidup gue, minggir lo!" ucap Agatha.

"Lo kesiangan harus dapat hukuman, ayo ikut gue," ucap Irgi.

"Lo siapa berani banget ngatur-ngatur gue," ucap Agatha.

"Gue ketua OSIS Alexi, dan gue ditugasin buat ngurusin murid bandel kayak lo."

"Ketua OSIS aja bangga."

"Ikut gue!"

"Gak!"

Irgi menarik pergelangan tangan Agatha menyuruh Agatha mengikutinya. Agatha terus berontak mencoba melepaskan cekalan tangan Irgi namun gagal karena cekalan tangan Irgi sangat erat. Jika saja ini bukan sekolah mungkin Agatha sudah menendang Irgi, namun dia harus mengurungkan niatnya karena dia tidak mau mendapat surat peringatan di hari keduanya sekolah.

Irgi berhenti di lantai tiga di depan toilet wanita khusus kelas 12, dia melepaskan cekalan tangannya pada Agatha.

"Hukuman lo bersihin toilet ini sampai bersih, sebelum bersih lo gak bisa kembali ke kelas," jelas Irgi.

"Gila lo ya, ini toilet luas banget masa gue harus bersihin sendiri," proses Agatha. Serius Agatha tidak bohong, toiletnya sangat luas butuh berjam-jam jika harus membersihkan toilet itu sendirian.

"Suruh siapa kesiangan," ucap Irgi.

"Gue gak mau, gue mau ke kelas." Agatha melangkahkan kakinya pergi, namun baru beberapa langkah Irgi kembali bersuara.

"Masa ketua Toughness yang bikin ketua OSIS Adi Bakti patah tulang disuruh bersihin toilet segini aja gak bisa, hah lemah."

Ingin sekali Agatha menyumpal mulut Irgi dengan tong sampah, bagaimana tidak setiap ucapan yang Irgi keluarkan sungguh menyebalkan. Sungguh hari ini Agatha sangat sial harus bertemu dengan ketua OSIS menyebalkan seperti Irgi. Biasanya tidak ada yang berani kepada Agatha baru ditatap tajam olehnya saja mereka langsung takut, tapi Irgi malah mengejek.

"Mana alat-alat nya?" tanya Agatha dingin.

"Tuh di dalam," tunjuk Irgi ke ruangan kecil di sebelah toilet.

"Gue gak akan jagain lo, gue mau ke kelas. Tapi jangan seneng dulu, gue bakal sering cek ke sini jadi jangan berniat untuk kabur."

"T.E.R.S.E.R.A.H," ucap Agatha menekan setiap hurufnya.

Irgi tersenyum simpul, ternyata gadis yang menurut sahabatnya barbar itu dan tidak sekasar yang orang katakan. Irgi bersyukur, semoga saja gadis itu bisa berubah dan misinya bisa berjalan dengan baik.

****

Guys jangan lupa komen, apapun itu🙊

Smart Bad Girl (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang