Cenayang?

1.4K 116 2
                                    

"Apa mungkin gue suka sama dia?" —Agatha Anodia Gahazu
-
-
-

Motor hitam itu berhenti di depan sebuah cafe yang cukup ramai, Agatha turun dari motor itu di ikuti sang pengendara.

"Lo hutang penjelasan sama gue," ucap dia melipat kedua tangganya di depan dada.

"Kenapa juga gue harus jelasin ke lo, gak penting," ucap Agatha memutar bola matanya malas.

"Karena gue udah bantuin lo, pokoknya gue gak mau tau lo ikut gue ke dalam," ucap cowok itu menarik lengan Agatha.

"Lo gak bisa maksa gitu dong." Agatha menyentakan tanggannya agar terlepas dari cowok itu.

"Oke kalau gitu gue sebar aja waktu lo ngeroko di belakang sekolah, btw gue punya fotonya." Agatha lupa sedang berhadapan dengan siapa, Bara Andromeda dari sekian banyaknya orang kenapa harus Bara yang di kirim tuhan untuk menjadi penyelamatnya.

"Berarti leher lo siap patah," balas Agatha balik mengancam.

Bara mengangkat bahunya acuh. "Kalau itu sampai terjadi berarti lo juga udah siap keluar dari Alexi."

Satu hal lagi yang Agatha lupa, Bara anak pemilik SMA Alexi, masa Agatha baru masuk sudah harus keluar lagi.

"Oke lo menang," ucap Agatha pasrah berjalan terlebih dahulu meninggalkan Bara yang tersenyum menang.

Bara mengejar Agatha yang sudah dulu masuk, ternyata Agatha sudah duduk di meja dekat kaca dari sana bangunan-bangunan pencakar langit terlihat jelas sangat indah dengan gemerlap lampu.

"Pinter juga milih tempat romantis," gumam Bara lalu menghampiri Agatha.

"Udah pesen?" tanya Bara yang sudah duduk di depan Agatha.

"Gak laper dan gak haus," balas Agatha menampilkan raut datarnya.

"Oke," ucap Bara. Dia memanggil pelayan lalu memesan untuknya dan Agatha.

"Sekarang apa yang lo mau tau?" ucap Agatha malas berbasa-basi.

"Kenapa lo tadi ada di sana, dan ketakutan. Gue juga denger ada sirine polisi, lo buat kejahatan apa sampai di kejar polisi?" tanya Bara penasaran.

"Gue gak lakuin kejahatan apa-apa," jawab Agatha.

"Lantas kenapa lo ketakutan?"

"Gue lagi balapan, lawan gue licik dia jebak gue."

"Balapan?" beo Bara, Bara sebenarnya sudah tahu Agatha sering balapan. Tidak, bukan hanya Agatha tapi semua anggota gengnya sering balapan liar.

"Gak budeg kan?"

"Masa ganteng gini budeg," ucap Bara percaya diri.

"Pede banget, udahkan gue udah gak punya hutang lagi. Sekarang gue mau pulang." Agatha beranjak dari duduk nya namun Bara segera menahannya.

"Lo udah gue selametin, gue mau minta imbalan sama lo," ucap Bara. Lagi dan lagi, kenapa Agatha selalu di pertemukan dengan cowok yang tidak ikhlas menolongnya. Pertama Irgi dan sekarang Bara, besok siapa lagi? Ken?Atau Ucup, teman sekelasnya yang suka molor sampai ileran di kelas? Oh tidak jangan sampai itu terjadi.

"Gak usah basa-basi, mau lo apa?" ucap Agatha kesal.

"Permintaan gue gampang, cukup lo izinin gue buat deketin lo sampai lo jatuh cinta sama gue," ucap Bara membuat Agatha melotot. Apa-apan cowok ini, pikirnya.

"Gila, gue gak mungkin jatuh cinta sama cowok kayak lo," ucap Agatha membuat Bara menyeringai.

"Apa salahnya di coba, gue bakal nyerah kalo gue udah cape," ucap Bara pasti.

"Coba aja kalau lo bisa."

"Oke, sebagai awal anggap aja ini kecan pertama kita," ucap Bara.

"What ken—"

"Gak boleh bantah." Sebelum Agatha menyelesaikan ucapnnya Bara segera memotongnya.

Oke, sekarang kehidupan Agatha benar-benar kacau. Dia harus berurusan dengan dua cowok menyebalkan yang meminta imbalan tidak masuk akal setelah menolongnya.

"Untung gue sabar," gumam Agatha.

***

Agatha pulang ke rumahnya diantar oleh Bara, ini sudah sangat malam beruntung Papanya sedang di luar negeri jadi tidak akan ada yang memarahinya. Dia turun dari motor Bara, tangannya bergerak hendak membuka helm yang tadi di berikan Bara. Namun, tertahan karena Bara dengan segera mengambil alih membukakan helm Agatha. Jarak mereka sangat dekat, Agatha memandang Bara yang fokus membuka helmnya. Ada desiran aneh yang di rasakan Agatha, Agatha tidak tau perasaan apa itu.

Bara sedikit mundur, menyimpan helm yang tadi Agatha kenakan ke atas motornya. Lalu kembali menatap Agatha yang masih mematung di depannya.

"Kenapa? Baper? Katanya lo gak mungkin suka sama gue, baru di gituin aja udah baper," ucap Bara menyadarkan Agatha yang menatapnya tajam.

"Siapa yang baper, sana lo pulang," ucap Agatha salah tingkah. Bara baru lihat, cewek galak seperti Agatha bisa salah tingkah. *heh bang galak juga tetep cewek gampang baperlah!

Bara mengikis jarak dengan Agatha, jarak yang lebih dekat dari sebelumnya. Bara mendekatkan wajahnya pada wajah Agatha, Agatha bisa merasakan hembusan nafas Bara pada wajahnya membuat jantung Agatha berdegup sangat cepat. Bara menatap Agatha, gadis itu sangat cantik penampilannya manis tidak seperti prilaku atau sifatnya. Agatha sudah bersiap memukul Bara jika Bara macam-macam, Bara semakin mendekat lalu ...

"Good night my dear, nice dream," bisik Bara lalu menjauhkan badannya, mengacak pucuk kepala Agatha sebelum naik ke atas motornya dan pergi dari hadapan Agatha.

"Sial!" umpat Agatha, belum satu hari tapi dia sudah di buat seperti ini oleh cowok itu.

Agatha segera masuk ke dalam rumahnya tidak mau memikirkan apa yang barusan terjadi. Biarlah kedua cowok itu mengganggu kehidupannya, dia akan bersifat bodoamat.

***

Seperti biasanya, pagi ini di depan rumah Agatha sudah ada mobil Irgi dengan Irgi yang bersandar di sana menatap Agatha dengan raut datarnya. Irgi membukakan pintu untuk Agatha tanpa mengucapkan sepatah katapun. Tumben, pikir Agatha.

Sepanjang perjalanan hanya ada keheningan menemani mereka, baik Agatha ataupun Irgi tidak ada yang membuka suara. Agatha tidak tau kenapa cowok di sampingnya ini tidak bawel seperti biasanya, hingga mereka sampai di sekolah pun tidak ada percakapan diantara mereka.

Agatha keluar dari mobil, begitupun Irgi. "Tha," panggil Irgi menghentikan langkah Agatha, dia membalikan badannya menghadap Irgi.

"Apa?" jawab Agatha seperti biasa dengan raut datar dan dinginnya tidak beda jauh dengan Irgi. Mereka seperti dua bongkahan es balok bernyawa dingin dan datar.

Irgi mendekat pada Agatha, tangannya bergerak menyelipkan rambut Agatha yang tergerai pada telinganya.

"Kapan-kapan kalau main jangan sampe larut malam gitu, apalagi bareng cowok bahaya," ucap Irgi lalu pergi begitu saja dari sana. Agatha merasakan jantungnya berdegup tidak normal, apalagi ini Agatha rasa dia harus periksa ke dokter sepertinya jantungnya bermasalah.

Tapi, bagaimana Irgi bisa tau semalam dia pulang larut malam. Cowok yang di makasud Irgi pasti Bara, apa Irgi melihat dia bersama Bara? Tapi di mana, tidak mungkin jika Irgi berada di sekitaran komplek rumah Agatha. Arrgghh Agatha pusing memikirkan cowok cenayang itu, yang tahu semua tentang Agatha. Tapi, apa kegiatan sehari-hari Agatha juga diketahui Irgi? Bagaimana bisa, apa benar Irgi itu cenayang? Ah sudahlah Agatha sudah sangat pusing.

Smart Bad Girl (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang