Berharap lebih

1.1K 91 1
                                    

"Harapan datang karena sebuah perhatian bukan?" —Agatha Anodia Gahazu
-
-
-

Hari ini anak-anak OSIS sedang sibuk mempersiapkan untuk pensi besok malam, mulai dari panggung, dekorasi dan lain-lain.

"Tha pulang sekolah ikut gue ya," ucap Irgi.

"Kemana?" tanya Agatha.

"Beli baju buat acara besok malam," ucap Irgi.

"Oh oke," ucap Agatha.

"Yaudah gue balik ke sana ya, nanti tungguin gue aja di kelas lo, nanti gue ke sana," ucap Irgi lalu pergi dari hadapan Agatha.

"Tha, kenapa sih lo masih mau aja sama Irgi. Dia itu cowok playboy, ke Nesya iya ke lo iya," ucap Flo.

"Apaan sih Flo, lagian gue cuma temen sama Irgi."
"Emang kayak gini ya, musuh lama-lama jadi temen, temen lama-lama pasti jadi demen."

"Flo."

"Lebih baik lo sama Bara deh, biarpun dia bandel tapi dia baik."

"Udah ah kenapa jadi bahas ini," ucap Agatha masuk ke dalam kelasnya.

"Eh apa nih?" tanya Flo bergabung dengan grup gosip kelas.

"Hah serius? Wah seru dong," ucap Flo lagi, Agatha tidak tahu apa yang mereka bicarakan.

"Tha, ya ampun berita hot nih," ucap Flo duduk di sebelah Agatha.

"Gak peduli, gak mau denger."

"Ihh Tha, ini serius. Katanya pensi kali ini datangnya harus berpasangan pake bajunya harus senada, ahh seneng gue sama Ken. Gue mau beli dress nya sekarang ahh," ucap Flo heboh, dia mengambil ponselnya untuk menghubungi Ken.

"E-eh lo sama Bara aja ya, jangan sama Irgi," ucap Flo teringat sesuatu.

"Gimana nanti aja," ucap Agatha. Berpasangan, pake baju senada? Apa Irgi nanti pulang sekolah mengajaknya untuk membeli baju yang sama dengannya? Apa Irgi akan bersama Agatha? Semoga saja, batin Agatha.

"Kenapa lo senyum-senyum?" tanya Flo.

"Siapa, enggak kok," elak Agatha.

***

"Tha, cobain dress ini," ucap Irgi, menunjuk satu dress berwarna biru muda selutut. Sangat anggun dengan bunga di pinggangnya, dress ini sangat sederhan tapi elegan.

"Oke, mba saya coba yang ini," ucap Agatha, dia pergi ke ruang ganti dengan pelayan butik yang membawakan bajunya.

Agatha mencoba baju baju itu, sangat pas di tubuhnya. Rambutnya dia biarkan tergerai, menambah kesan cantik. Agatha menatap pantulan dirinya di cermin, dia tersenyum senang melihatnya.

Agatha keluar dari ruang ganti dengan senyum yang masih merekah di bibirnya, dia menatap Irgi yang sepertinya terpukau dengan Agatha.

"Pas banget Tha, bagus," ucap Irgi, Agatha tersenyum bahagia.

"Lo suka, Tha?" tanya Irgi, Agatha mengangguk antusias, dia sangat senang dan berpikir mungkin Irgi akan membelikan untuknya karena Irgi sudah memakai jas berwarna senada dengan dress yang di gunakan Agatha.

"Bagus kalau lo suka, berarti Nesya juga pasti suka, selera cewek kan hampir sama."

Deg.

Apa Irgi bilang, Nesya pasti suka? Jadi dia akan membelikan ini untuk Nesya? Agatha hanya di suruh untuk mencoba saja, dan membantu Irgi untuk memilih untuk Nesya?

"Ja-jadi, ini untuk Nesya?" tanya Agatha.

"Iya, cocok gak menurut lo di Nesya?" tanya Irgi.

"Kenapa lo ajak Nesya aja, nanya langsung ke dia?"

"Nesya lagi pemulihan, dia lagi sakit harus banyak istirahat biar besok dia bisa jadi pasangan gue," ucap Irgi. Sudah cukup, Agatha tidak ingin sakit lebih lagi.

"Mba saya ambil ini ya," ucap Irgi pada pelayang butik.

Agatha segera masuk ke dalam ruang ganti untuk membuka baju yang bukan untuknya itu, seharusnya dia tidak berharap lebih pada Irgi.

Agatha sudah selesai menggati bajunya, rasanya dia ingin segera pulang. Irgi juga sudah kembali dengan pakaian sekolahnya, dia sedang menunggu Agatha.

"Makasih ya Tha, eh lo sama siapa ke pensi nya? Mau beli baju sekalian, gue bayarin deh," ucap Irgi.

"Agatha pergi sama gue, gue udah pilihin bajunya." Bara, Flo dan Ken, tiba-tiba datang menghampiri Agatha dan Irgi.

"Kalian juga ke sini?" tanya Agatha menetralkan suaranya.

"Iya, Tha. Ini Bara minta tolong buat pilihin baju buat lo, sekalian gue mau beli sama Ken juga," jawab Flo.

"Nih Tha, pasti pas di lo. Besok malam gue jemput ke rumah lo," ucap Bara.

"Ikut gue sebentar Tha," ucap Irgi menarik Agatha menjauh dari Bara, Flo dan ken.

"Lo sama Bara?" tanya Irgi, Agatha menimbang sedikit lalu mengangguk.

"Iya gue sama Bara," ucap Agatha.

"Kenapa harus sama Bara?" tanya Irgi.

"Emang kenapa kalau gue sama Bara?" tanya Agatha.

"Bara itu berandal Tha, Bara bukan anak baik. Gue khawatir kalau lo sama Bara," ucap Irgi.

"Kalau lo khwatir kenapa lo lebih milih ajak Nesya bukan gue Gi," ucap Agatha dalam hati.

"Bara itu baik, lo jangan nuduh sembarang," ucap Agatha.

"Lo bareng sama Hitto atau Brama, nanti gue bilang sama mereka. Gak usah sama Bara," ucap Irgi membuat Agatha geram.

"Gak usah ngatur gue, lo gak tau apa-apa tentang Bara. Dia baik sama gue," ucap Agatha.
Dan seengaknya dia gak pernah bikin gue sakit hati, batin Agatha.

"Gue pulang bareng Bara aja," ucap Agatha menghampiri Bara.

"Bar, gue pulang bareng lo," ucap Agatha lalu pergi lebih dulu.

"Tha, bentar." Bara mengejar Agatha sampai ke parkiran, Bara membuka pintu mobilnya mempersilakan Agatha masuk.

"Lo gapapa Tha?" tanya Bara. "Lo nangis?"

Agatha mengalihkan pandangannya ke kaca jendela mobil, dia menghapus air matanya.

"Anterin gue pulang Bar," ucap Agatha masih enggan menatap Bara. Bara tidak bertanya lagi karena dia tahu ini bukan saatnya, Bara menyalakan mesin mobilnya lalu melajukannya meninggalkan butik itu.

'Lo yang bilang, kalau gue sakit lo juga pasti ngerasa sakit. Lantas jika gue sakit karena lo, apa itu sama seperti lo nyakitin diri lo sendiri Gi?" batin Agatha.

Smart Bad Girl (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang