[39]

1.4K 73 1
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________

🌻🌻🌻

"Ka," Rara memanggil Raka pelan. "bisa kita bicara sebentar?"

Raka tentu mengangguk. Dia mendekat pada Rara yang berdiri agak jauh dari Leo, Dimas, dan Bayu.

Rara mengambil tangan kanan Raka yang bebas. Dia meletakkan sesuatu di sana. Sebuah benda kecil yang pasti akan dikenali Raka. Benda itu adalah liontin huruf R milik Rara yang diberikan oleh Raka dulu.

Raka terkejut saat melihat liontin itu. Kedua matanya menatap Rara heran. Bagaimana bisa Rara masih menyimpan liontin ini. Raka pikir Rara sudah membuang semua barang pemberiannya saat mereka berpisah dulu.

"Ra," kata Raka tercekat.

Rara tersenyum tipis. Sebuah senyuman yang begitu menyedihkan. "aku balikin ini ke kamu Ka. Ini bukan hak milik aku lagi sekarang. Kamu udah sah milik orang lain, aku enggak mungkin mengharapkan kamu lagi"

"Ra"

Rara lagi-lagi tersenyum. "Terima kasih Ka, terima kasih karena sudah pernah menjadi pengisi hati aku. Pernah jadi pemeran utama dalam kisah hidupku. Semoga kamu bahagia dengan keluarga kamu yang sekarang"

"aku minta maaf Ra" ujar Raka penuh penyesalan.

Rara menggeleng. "hey Ka, udah stop. Jangan minta maaf lagi sama aku. I just want you to take good care of your family. You are a father now "

"tapi anak kamu lucu banget loh Ka" lanjut Rara sambil tertawa.

Raka terdiam.

"Ra, apa boleh aku peluk kamu?" Raka mengambil jeda. "for the last time "

Rara terlihat berpikir. Kemudian mengangguk memberi izin. Raka melingkarkan kedua tangannya pada tubuh Rara. Ia menumpukan dagunya di atas kepala Rara yang hanya setinggi bahunya. Raka mengelus rambut Rara berkali-kali. Mendekap tubuh mungil itu dengan erat, tak ingin melepaskannya meski itu mustahil.

Rara menghapus setetes air mata yang keluar dari ujung matanya. Dia mendorong tubuhnya menjauh. Melepaskan dirinya dari dekapan Raka. Dia menundukkan kepala tidak mau menatap mata Raka.

Melihay Rara yang seperti tiu membuat Raka menghembus napas pelan. Rara sudah mengambil keputusan dan Raka tidak bisa berbuat apa-apa tentang hal itu. Alhasil Raka memilih untuk membalikkan badannya. Perlahan ia berjalan menjauh dari Rara. Satu per satu derap langkahnya terdengar begitu sulit. Dia harus pergi. Lagi.

Rara mendongakkan kepalanya melihat kepergian Raka disusul dengan Dimas dan Bayu yang mengekor di belakang Raka. Kini semuanya sudah selesai. Sebagian kecil hati Rara yang menginginkan Raka untuk kembali padanya sudah pergi meluap bersama liontin yang dia berikan pada Raka tadi.

Rara memejamkan kedua matanya. Ia menghirup oksigen sebanyak yang dia bisa. Rara tersenyum. Usai sudah semuanya. Rara dan Raka selesai. Kisah mereka sudah berakhir.

Leo mengampiri Rara. Dja mengelus rambut sebahu Rara. Leo melihat semua yang dilakukan Rara dan Raka tadi. Dia juga sudah mengetahui semua cerita Rara dan Raka. Fany yang memberitahunya tadi malam.

Leo membukakan pintu mobil untuk Rara, menyuruh Rara masuk dengan kepalanya.

"Yo," panggil Rara saat Leo sudah duduk di kursi kemudinya.

Leo memandang Rara dengan lembut.

"tentang tawaran kamu tadi malam," Rara berhenti. "maaf, aku belum bisa kalau sekarang"

Leo terkekeh. Berusaha mencairkan suasana. "Ra, enggak usah ngerasa bersalah gitu. Aku enggak mau perasaan aku ke kamu malah membebani hati kamu, Ra. Lagian, aku kan udah bilang, aku bakal nunggu kamu sekarang atau lima puluh tahun lagi"

Rara tersenyum simpul. Lelucon garing Leo selalu bisa membuat dia tersenyum. "Thanks ya Yo"

"Okay, kalau gitu kita mau makan dimana nih? Perut aku udah laper lagi" tanya Leo sambil memegang stir mobilnya. "DooDoo gimana?"

"setuju" seru Rara tersenyum tipis pada Leo yang berusaha untuk membuatnya tersenyum.

Jatuh hati pada seseorang memang bukan perkara mudah. Bukan sebuah kisah yang selalu berjalan indah. Ada kalanya hati merasa sakit. Ada kalanya pula hati merasa bimbang. Itu semua urusan hati. Hal paling rumit yang dimiliki setiap manusia.

***

Kisah mereka usai. Rara dan Raka selesai. Bagaimana dengan Leo? Entahlah, kita tunggu saja apa yang akan dilakukan takdir kepada mereka.

Jangan lupa vote nya ya, terima kasih 💜

Next, Duapuluhdua

Ruang RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang