[15]

1.3K 81 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________

🌻🌻🌻

Setelah hampir dua jam rapat, akhirnya masalah pun terselesaikan. Ketika semua orang sudah bubar dan meninggalkan ruang OSIS, Rara mendudukkan dirinya di bangku panjang yang ada di depan ruang osis. Rara refleks menoleh ke arah kiri saat seseorang menempelkan botol minuman di pipi kirinya.

Raka.

Rara memiringkan kepalanya menandakan kebingungan dengan kehadiran Raka di hadapannya. Raka menyodorkan botol minuman itu kepada Rara.

"Enggak usah, terimakasih" kata Rara menolak.

Raka mengambil tangan Rara dan meletakkan botol minuman itu di genggaman Rara. "Enggak aku kasih racun kok, tenang aja. Lagian enggak haus apa kamu setelah bertempur di dalam tadi"

Rara terkekeh. Bertempur. Hiperbola yang pas menggambarkan situasi yang baru saja di alaminya tadi.

"thanks ya"

Rara kemudian meneguk minuman yang diberikan Raka. Sebenarny dia memang merasa haus. Bukan hanya kerongkongannya, mulutnya bahkan terasa sangat kering.

"Pulang sama siapa Ra?"

"sendiri, kenapa? Mau nganterin?" Tanya Rara dengan nada gurauan.

"iya, kalau kamu mau"

Rara yang sedang meneguk minumannya pun tersedak. "Hah? Aku bercanda doang kok tadi"

"akunya serius"

Raka mengacak rambut Rara pelan. Gemas melihat raut wajah Rara yang kebingungan.

"yaudah, pulang yok. Udah ke-sore-an nih" kata Raka sambil menggenggam tangan Rara dan membawanya menuju parkiran sekolah tempat motornya berada.

Dua puluh menit kemudian mereka sampai di rumah Rara. Tunggu dulu, Rara baru sadar kalau dia sama sekali belum menyebutkan alamatnya kepada Raka. Jadi, kenapa Raka bisa tau rumahnya?

"Ka, bentar deh. Kok kamu tau rumah aku. Perasaan tadi aku belum ngasih tau rumah aku dimana deh" tanya Rara penasaran saat baru turun dari motor besar milik Raka.

Raka tersenyum lebar mendengar pertanyaan Rara. "Eits, jangan gitu dong ngeliatinnya. Aku bukan orang jahat kok, tenang aja"

"terus, kok kamu tau rumah aku? Jangan-jangan kamu stalker aku ya? Iihh," Rara bergidik ngeri.

Tawa Raka pecah seketika. "Rara Rara, ada-ada aja deh pikiran kamu"

"Apa?" tanya Rara melihat tangan Raka yang menjulur di hadapannya.

"Helm"

Rara baru ingat akan hal itu. Dia segera melepaskan helm yang masih menempel di kepalanya dan menyerahkan helm itu pada Raka.

"eh bentar, kamu belum jawab pertanyaan aku"

Raka tersenyum menampilkan deretan giginya yang rapi. Membuat siapa saja yang melihatnya pasti terpesona. Ditambah dengan lesung pipi di pipi kirinya.

"besok tunggu aku di gerbang pas pulang sekolah, aku kasih tau kamu jawabannya besok. Yaudah aku balik dulu, bye"

Raka meninggalkan pekarangan rumah Rara. Sementara Rara masih melongo kebingungan menatap punggung Raka yang menjauh.

***

Jangan lupa vote nya, terima kasih 💜

Next, Bagian Sembilan [C]

Ruang RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang