[24]

1.3K 90 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________

🌻🌻🌻

Perhatian Raka lagi dan lagi terarah pada Rara. Memperhatikan setiap inchi dari sosok Rara. Menikmati wajah bahagia gadis itu yang sudah lama ia rindukan. Rara yang tengah tertawa lepas bersama teman-temannya. Rara yang berlari kecil ketika dikejar oleh Fany dan Mela. Rambut Rara yang berkibar ditiup angin bahkan semakin membuatnya terlihat cantik di mata Raka.

Raka mengarahkan lensa kameranya pada Rara. Mengambil beberapa foto candid Rara di ujung sana. Raka melihat screen kamera yang menampilkan foto Rara hasil jepretannya tadi. Sebuah senyuman kecil muncul di wajah tampan Raka.

Raka tersentak saat seseorang menepuk pundaknya pelan. Buru-buru ia mengganti foto Rara dengan foto lain.

"Enggak gabung sama anak-anak yang lain Mas Raka?"

Raka tersenyum sopan. "panggil Raka aja. Enggak, saya di sini aja"

"Masnya dulu dekat sama Rara? Saya perhatiin, Rara canggung banget kayaknya kalo ketemu sama Mas" ujar Leo.

"Hem, mungkin.. cukup dekat? Oh ya, mungkin karena udah lama enggak ketemu kali ya makanya jadi canggung" kilah Raka. Ia tertawa miris dalam hati.

Leo mengangguk-angguk. "bisa jadi juga sih ya. Tapi canggung kalian lain loh Mas, kalau saya perhatiin, beda aja gitu. Mas pernah punya hubungan ya sama Rara?" tanya Leo masih berusaha mengorek informasi dari Raka.

Sejak awal kemunculan Raka, Leo tau ada yang janggal diantara Raka dan Rara. Setiap bertemu Raka, Rara akan menjadi sosok yang berbeda. Tidak seperti Rara yang dia kenal. Gadis itu menjadi pendiam, merasa canggung dengan keadaan sekitar. Rara juga lebih sering melamun.

Leo butuh jawaban dari rasa penasarannya. Dirinya merasa tidak tenang saja melihat Rara selama dua minggu ini. Dimulai tepat saat malam itu. Malam pengumuman top 10 finalis BPC. Leo mencoba mencari informasi pada Fany yang notabenenya teman dekat Rara. Namun nihil, Fany menutup rapat-rapat mulutnya. Tidak ingin berbagi informasi mengenai hal tersebut pada Leo sedikit pun. Tidak mungkin dia bertanya pada Rara, bisa-bisa dirinya habis dipukul Rara. Alhasil, Leo berusaha mengorek informasi dari pemeran utama lainnya, Raka.

Raka menatap Leo penuh selidik. "kenapa memangnya?"

Leo terkekeh berusaha mencairkan suasana. "Ya enggak kenapa kenapa sih. Asumsi saya aja,"

Keheningan tercipta diantara keduanya. Leo dan Raka sama-sama meluruskan pandangan, menatap ke depan. Memusatkan perhatian mereka pada Rara di ujung sana yang perlahan berjalan mendekat ke arah mereka.

"Rara pacar saya"

Perkataan Raka terhenti, membuat Leo otomatis menahan napasnya mendengar hal tersebut.

"Dulu" sambung Raka.

Rara berhenti di hadapan Leo. Dia menyodorkan ponsel miliknya pada Leo. "Iqbal nelfon nih, katanya kamu ditelfonin dari tadi enggak diangkat"

Leo menerima ponsel yang disodorkan Rara. Dia berjalan beberapa langkah menjauh dari Rara dan Raka untuk menerima telfon.

Rara melirik Raka yang sedari tadi menatapnya. "hai"

"hai" Raka tersenyum membalas sapaan Rara.

Rara yang melihat senyum Raka, buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah lain asal tidak pada Raka. Dia tidak sanggup melihat hal itu. pertahanannya bisa runtuh kapan saja. Rara menggoyang-goyangkan kakinya gelisah. Berkali-kali dia melirik ke arah Leo yang sedang menelfon.

Lama banget sih Leo nelfonnya

Rara dan Raka keduanya hanya diam, tidak mengeluarkan sepatah kata pun setelah kata 'hai' yang mereka ucapkan. Rara menghembuskan napas lega ketika Leo kembali ke posisinya tadi.

"ada masalah?" tanya Rara pada Leo.

Leo menggeleng, "Enggak ada, aman terkendali kok"

Leo mengulurkan tangannya mengacak rambut Rara yang dibalas teriakan sebal dari Rara. Leo tertawa melihat reaksi Rara yang sangat disukainya itu

"Rara! Leo! Mas Raka!"

Sayup-sayup terdengar suara seseorang memanggil nama mereka. Ketiganya lantas menoleh ke sumber suara. Rupanya Mela yang memanggil mereka.

"ayo ke sini, kita mau foto bersama nih!" teriak Mela sambil melambai-lambaikan tangannya. Begitu juga dengan anak-anak yang lain mengajak mereka untuk datang ke sana bergabung bersama.

"ayo ke sana" kata Rara

Rara bersiap melangkah menuju tempat Mela berada. Belum sempat dia melangkahkan kaki kanannya, kedua tangan Rara sudah digenggam terlebih dahulu oleh Raka dan Leo. Tangan kanan Rara digenggam oleh Leo, dan tangan kirinya di genggam oleh Raka. Rara menolehkan kepalanya ke kiri dan kanan. Bingung dengan situasi yang dihadapinya saat ini.

Karena tidak ada yang berinisiatif untuk melepaskan tangannya, Rara berdeham dengan keras.

"Ehem, bisa dilepasin dulu enggak tangan aku. Aku bisa jalan sendiri, kalau kalian mau tau"

Rara melepaskan genggaman tangan Raka dan Leo paksa. Dia melangkahkan kakinya berjalan sendirian menuju tempat Mela tanpa menolehkan lagi kepalanya ke belakang. Tidak peduli dengan keterkejutan kedua laki-laki itu. Sementara Raka dan Leo, keduanya saling bertatapan sengit. Berusaha mengklaim Rara milik mereka dengan tatapan mata.

***

Dududu.. Ada yang mau perang nih kayaknya. Siapa ya yang bakalan menang?

Jangan lupa vote nya ya, terima kasih 💜

Next, Bagian Empatbelas [A]

Ruang RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang