[33]

1K 67 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________

🌻🌻🌻

Beberapa saat kemudian, pintu ruangan panitia terbuka. Menampilkan sosok Fany dengan maxi dress birunya.

"Ra, udah ready belum? Anak acara udah nanyain kamu nih daritadi"

Fany melihat Rara yang menelungkupkan wajahnya di atas meja. Feelingnya mengatakan ada yang tidak beres di sini.

"Ra? Rara"

Fany memanggil Rara sembari berjalan mendekat. Semakin dekat, Fany bisa mendengar dengan jelas isakan dari bibir Rara. Kedua bahu Rara nampak bergetar. Langsung saja Fany meraih tubuh Rara agar menghadapnya.

"Ra?"

Fany terkejut melihat kedua mata Rara yang berlinang air mata. Riasan wajahnya sudah tidak berbentuk lagi.

"Ra? kamu kenapa, hei?"

Rara memeluk Fany erat. Menumpahkan tangisnya di bahu Fany. Fany meringis mendengar isakan pilu Rara. Dia membalas memeluk Rara. Berusaha menenangkannya.

Rara melepaskan pelukannya pada Fany. Mengusap kedua pipinya yang basah oleh air mata. Sedangkan Fany diam menunggu Rara untuk bercerita.

"Fan," Rara terhenti. Dia mengatur napas yang memburu. "tadi Raka ke sini"

"terus dia macem-macem sama kamu?"

Rara menggeleng. "enggak, cuma satu macem aja"

Fany melongo mendengar jawaban Rara. Rara tertawa. "serius, cuma satu macem aja kok"

"fine, dia ngapain?"

"hemm, dia minta maaf ke aku. Dia bilang, dulu dia pergi bukan karena mau kuliah di Semarang. But because of him.. he has a child" Rara berhenti lagi. "with Angel "

Perkataan Rara sukses membuat Fany melongo kebingungan. "Ra, kamu serius? Ini kamu lagi enggak nge-prank aku kan?"

Rara mendecak sebal. "ya menurut kamu? Lagian nge-prank kamu enggak ada untungnya. Aku enggak dapat duit. Dia bilang dia nikah di Semarang dua tahun lalu. Kamu tau kan kalau keluarga Angel itu di Semarang semua, ya jadi gitu deh. Dia nunjukin foto anaknya juga ke aku"

Fany memegang kedua pundak Rara. Menatap kedua mata Rara intens. "Ra, are you okay? "

Rara mengangguk mengiyakan. Fany bangkit dari duduknya. Hendak melangkah pergi.

"Fan, mau ke mana?"

"mau nyari orang gila itu. Aku mau ngasih pelajaran gratis ke dia"

Rara menahan Fany yang hendak pergi. "Eh Fan, udah biarin aja. Ngapain deh kamu ngehabisin tenaga buat dia"

Fany menatap Rara memelas. Berusaha merayu Rara agar bisa menemui Raka dan memberikan pelajaran gratis pada laki-laki itu. Rara menggeleng tegas melarang Fany menemui Raka.

Fany duduk kembali. "terus sekarang kamu jadi tampil?"

Rara mengangguk mengiyakan.

"Yakin? Atau enggak biar aku bilang aja ke anak acara kalau kamu lagi enggak enak badan. Jadinya kamu enggak bisa tampil"

"Heh jangan, kasian anak acara. Bisa kok aku tampil, percaya sama Rara Devanny"

Fany terkekeh. Memang ajaib sahabatnya yang satu ini. "oke, tapi kamu enggak mungkin tampil kayak gini kan Ra?" kata Fany melihat wajah Rara yang berantakan.

Dasar Raka nyebelin, gara-gara dia penampilan aku udah enggak paripurna lagi

Fany mengambil sebuah kotak make up yang memang ada di ruangan itu lalu menyerahkannya kepada Rara. Rara mulai memperbaiki make up yang menghiasi wajahnya secepat yang ia bisa.

***

Jangan lupa vote nya, terima kasih 💜

Next, Bagian Tujuhbelas [C]

Ruang RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang