[4]

2.6K 177 1
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________


🌻🌻🌻


Ruangan sekretariat Green Young Entrepreneur berukuran 4x4 meter ini terlihat penuh sesak dengan barang-barang yang diperlukan selama acara. Mulai dari dus-dus berisi dekorasi, kotak snack, hingga karung-karung berisi barang-barang divisi perlengkapan.

Setelah melaksanakan seminar nasional hari sabtu kemarin, kini mulai dari hari rabu hingga sabtu nanti, G-Young akan melanjutkan rangkaian acara dalam G-Young Fair 3.0, seperti expo-bazaar, BPC, dan G-Young Entrepreneur Award.

Hari ini rencananya panitia BPC akan menjemput para peserta dari luar daerah kampus hijau di bandara. Sembari menunggu jam kedatangan para peserta, mereka membantu panitia lain di expo-bazaar. Seperti hal yang dilakukan Rara sekarang ini.

Rara membantu panitia bazaar mengarahkan peserta-peserta bazaar ke standnya masing-masing. Lalu membagikan spanduk-spanduk kecil bertuliskan nama usaha dan asal kampus setiap tim. Bazaar yang diselenggarakan G-Young Fair 3.0 ini terdiri atas 150 stand bazaar dan diselenggarakan dengan peserta pengusaha-pengusaha muda berstatus mahasiswa.

Saat jam sudah menunjukkan pukul empat sore, sesosok laki-laki berbadan tegap terlihat mendekat ke arah Rara berdiri. Rara yang tengah beristirahat di salah satu stand anggota G-Young, menyipitkan matanya memastikan kalau orang itu memang mendekat ke arahnya.

Seutas senyum terlihat di wajah Rara saat dirinya mengkonfirmasi bahwa laki-laki yang mendekat ke arahnya ini adalah Leo. Leo berjalan melambat begitu jarak diantara keduanya semakin menipis.

"Ra, kamu itu ya, aku telfonin dari tadi enggak diangkat-angkat. Dicariin juga enggak ketemu-ketemu" omel Leo pada Rara.

Mendengar omelan Leo, membuat Rara refleks mengambil ponsel yang ada di dalam shoulder bag nya. Rara terkekeh merasa bersalah saat melihat notifikasi dua puluh panggilan tak terjawab dari Leo di layar ponselnya.

"hehe, sorry ya Yo, enggak kedengeran tadi. Kenapa kamu nelfon?"

Leo mengusap rambut Rara gemas melampiaskan kekesalannya. "aduh Rara, untung kamu temen aku ya. Ayo,"

"Hah? Kemana?"

"ke pelaminan"

Mendengar hal tersebut dari Leo, spontan Rara memukul lengan Leo yang segera di respon 'aduh' oleh Leo.

"bercanda mulu. Mau kemana?"

"Ke bandara lah Ra, jemput peserta. Udah jam empat ini. Ayo, buruan. Kita jemput Tim Isomi"

Leo memutar badan dan hendak berjalan menuju parkiran. Namun, langkah kakinya terhenti oleh cekalan tangan Rara di lengannya.

"bentar bentar, kok kita yang jemput Tim Isomi, Yo? Bukannya kita jemput Tim Dendes?"

"Tim Isomi delay pesawatnya, jadi mereka itu sampai sekitar jam lima. Kalo Tim Dendes udah dijemput Fajar sama Mela tadi. Mereka udah sampai duluan. Jadi Fajar sama Mela ngejemput dua tim. Nah Tim Isomi kita yang ambil alih" jelas Leo panjang lebar.

Rara termenung berusaha memahami perkataan Leo.

Hah? Kok jadi gini sih. Padahal kan aku udah berusaha ngehindar dari ketemu Raka, kenapa malah jadi aku yang jemput tim dia?

Melihat Rara yang tidak kunjung meresponnya, membuat Leo segera saja menarik tangan Rara dan membawanya menuju parkiran. Jarak bandara dengan kampus mereka cukup jauh, sekitar empat puluh menit perjalanan.

"Ra"

Rara bungkam.

"Ra"

Rara masih bungkam. Asyik dengan pikirannya sendiri.

"Rara!"

Suara Leo yang sedikit tinggi membuat Rara terperanjat. "Kenapa Yo?" Tanya Rara dengan ekspresi terkejutnya.

"kok bengong sih kamu Ra, mikirin apaan? Enggak usah mikir apa-apa. Otak kamu kecil, kasian otaknya nanti overload "

Rara mendengus pelan. "ih Nyebelin" Rara memanyunkan bibirnya menyerupai mulut bebek.

"mirip bebek ih, haha" Leo tertawa keras hingga suaranya memenuhi kesunyian mobil.

Malas mendengarkan suara tertawa Leo, Rara mengeraskan volume suara radio mobil yang memutarkan lagu Maroon 5.

"jangan ngambek dong Ra. Tadi aku mau nanya, kamu jadi kan nginep di kost-an Fany?" Rara mengangguk menanggapi pertanyaan Leo. "udah bawa baju belum?"

Rara menggeleng. "ke rumah aku dulu bisa enggak? Mau ngambil baju. Udah aku packing sih, tinggal angkut aja"

"siap bos. Tadi aku mau nanyain itu. Kalau belum bawa baju, mau mampir ke rumah kamu dulu, biar sekalian aja"

Rara mengangguk menyetujui perkataan Leo. Rara dan Leo berhenti sebentar di rumah Rara untuk mengambil pakaian Rara selama menginap di kostan Fany. Rara berpikir tidak mungkin setiap pagi dia harus bolak balik ke penginapan dengan kondisi pulang saat malam yang tidak bisa ditentukan. Maka dari itu, dia memutuskan untuk menginap di kostan Fany selama acara berlangsung.

Saat sampai di rumahnya, Rara menyuruh Leo untuk masuk ke dalam rumahnya terlebih dahulu sembari menunggu dirinya mengambil tas pakaiannya.

Setelah menyuguhkan minuman, Rara bergegas ke kamarnya. Sementara itu Leo dan Kinar berbincang-bincang singkat.

Sepuluh menit kemudian, Rara kembali ke ruang tamu dengan sebuah backpack berwarna hitam di tangannya. Dia menghampiri Kinar, mengatakan beberapa hal kepada wanita paruh baya itu, kemudian mencium tangan Kinar dan mengecup pipinya, pamitan khas keluarga Rara. Leo pun menyusul perbuatan Rara. berpamitan dan mencium tangan Kinar. Setelah berpamitan, keduanya melanjutkan perjalanan menuju bandara.

***

Jangan lupa vote ya, Terima Kasih 💜

Next, Bagian Tiga [B]

Ruang RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang