➵ 𝐟𝐭. 𝐤𝐰𝐨𝐧 𝐲𝐮𝐥𝐢 & 𝐡𝐰𝐚𝐧𝐠 𝐡𝐲𝐮𝐧𝐣𝐢𝐧
Ada yang bilang, jika ingin mendekati seseorang maka ambil lah hati orang terdekatnya.
Begitupula Hyunjin, yang ingin mendekatimu. Maka ia harus bisa akrab dan menyukai adikmu, untuk masuk ke keh...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
▪▪▪
Sejak malam itu, temanmu benar-benar melakukan niat yang ia bicarakan padamu.
Niat awalnya, ia mulai dari rutin belajar dengan seorang ustad untuk memahami lebih lanjut mengenai agama islam. Hingga hal-hal kecil, mengenai apa yang halal dan haram.
Bahkan, sangking exited nya temanmu itu. Beberapa hari sekali, kamu beserta adikmu selalu ia ajak untuk mengikuti dirinya yang tengah menimba ilmu agama di salah satu masjid terbesar di kota kalian.
Kamu, terutama adikmu tentu langsung antusias akan keinginan temanmu itu.
Adikmu sangat menyukai temanmu yang semakin lama, semakin akrab padanya.
Hal itu terus kalian lakukan, dan tanpa sadar jika bulan puasa sebentar lagi akan usai.
Malam-malam sahur yang dulunya hanya ada kamu dan adikmu. Kini bertambah satu personil. Yaitu temanmu.
Walau lelaki itu tidak benar-benar berpuasa, ia akan dengan senang hati membangunkanmu untuk sahur.
Hal itu telah menjadi aktivitas rutin yang terus ia lakukan tiap malam. Dimulai dari hari pertama puasa saat itu, hingga kini. Menjelang berakhirnya bulan puasa.
Semua terasa singkat dan menyenangkan sejak malam itu.
Sama halnya dengan malam-malam sebelumnya. Kamu sudah bisa menebak, jika saat ini yang membuat ponselmu menyala itu adalah dirinya.
Demi meminimalisir hal yang membuat adikmu kembali menangis, dikarenakan suara panggilan masuk dari ponselmu.
Tak sampai beberapa detik kemudian, kamu langsung menerima panggilan itu.
"hallo?"
"ahmm—hallo?"
"tumben kamu terima telfonnya cepet banget. Kamu udah bangun duluan ya?"
"hoamm.. Enggak. Ini baru bangun kok"
"ahh gitu.. Yuyu udah kamu bangunin?"
"kayaknya nanti aja. Aku mau cuci muka sama nyiapin sahur dulu. Kalo udah dibangunin duluan yang ada dia bakal nangis kayak yang udah lalu-lalu"
"haha—iya. Maaf ya udah bikin dia nangis"
"iya nggak papa. Makasih juga kamu udah luangin waktu. Padahal aku bisa bangun sendiri lohh"
"haha—nggak papa lah. Sekalian belajar bangun subuh, biar nanti pas kita nikah kamu nggak kelimpungan sendiri pas sahur"
Tanpa kamu sadari, semburat kemerahan mulai nampak dikedua pipimu.
"ishhh. Apasihh. Yakali kamu mau nikah sama aku yang nggak seberapa ini"
"eyy. Nggak boleh gitu. Aku suka sama kamu, dan kamu harus nikah sama aku. Tungguin aku buat sempurnain agamaku nanti. Kalo udah sempurna dan yakin, kamu bakal aku lamar"