12. Open House

343 57 72
                                    

▪▪▪

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▪▪▪

Setelah berminggu-minggu menjalankan ibadah puasa. Kamu beserta adikmu, dan juga umat muslim di seluruh dunia, pada akhirnya telah menyelesaikan kewajiban yang dilakukan selama satu bulan dalam satu tahun itu.

Kebahagiaan tentu saja terpancar dari wajah adikmu. Gadis kecil itu bangga pada dirinya sendiri, dikarenakan telah berhasil melakukan kewajiban umat muslim itu untuk pertama kalinya.

—yang tentunya, dibalik keberhasilan adikmu terdapat sosok yang berperan besar dalam memberikan semangat padanya.

Ahh ya. Berbicara masalah lebaran. Tahun ini kamu sengaja melakukan open house, dikarenakan temanmu berkata jika hari ini ia akan membawa kedua orangtuanya untuk bertamu menemuimu dan adikmu.

Yaa.. Walau disisi lain, ketiga orang itu tidaklah merayakan lebaran dikarenakan bukan seorang muslim. Namun, yang namanya silahturahmi itu tidak memandang keyakinan.

Maka dari itu, kamu tidaklah keberatan jika harus melakukan open house. Toh kamu dan Hyunjin, kini semakin dekat. Tidak baik jika harus menolak permintaanya, iya kan?

Awalnya semua berjalan lancar. Acara Open house mu tahun ini, ternyata banyak juga yang bertamu ke rumahmu. Tidak hanya Hyunjin dan keluarganya, melainkan teman-teman kampusmu dan tetangga sekitar pun ikut berdatangan kerumahmu.

Namun, seiring berjalannya waktu. Acara yang tadinya nyaman dan terasa kekeluargaannya, tiba-tiba berubah muram. Hanya karena kedatangan sosok ayahmu, beserta anak dan istri barunya.

Ahh ya. Masih ada satu sosok lagi. Tapi kamu tidak mengenalnya, yang pasti sosok itu seorang lelaki dewasa. Mungkin seumuran denganmu, atau tidak diatasmu.

Intinya kamu tidak terlalu perduli akan keberadaan orang asing itu.

Kamu yang bingung dan bercampur marah dikarenakan kedatangan tamu yang tidak diundang, pun segera berpamitan pada kedua orang tua Hyunjin yang kini tengah bermain dengan adikmu.

Berbeda hal dengan kedua orangtuanya yang terduduk nyaman di ruang keluarga. Temanmu itu justru segera beranjak dari tempatnya dan terus saja mengikuti langkahmu, yang kini tengah menghampiri ayahmu beserta keluarga barunya.

Sadar jika kamu terbawa suasana dan mulai emosional. Lelaki itu segera saja merangkul bahumu, dan sesekali merematnya pelan. Seakan memberikan kekuatan padamu.

Hyunjin tahu masalah yang menimpamu dan adikmu. Lelaki itu bahkan, sangat-sangat tahu mengenai semua hal yang kamu suka maupun tidak kamu suka.

Maka dari itu, lelaki itu terus saja berdekatan denganmu. Tanpa mau berjauhan, disaat mendapat tatapan tidak suka dari ayahmu.

Kamu pun segera menarik nafas perlahan dan menghelanya secara perlahan juga. Sesaat berhasil mendapatkan kekuatan dari teman yang kamu sukai ini.

Disaat kalian telah berhadapan dengan ayahmu. Kamu berusaha tersenyum manis, walau pahit disaat memandang seorang bayi mungil yang kamu yakini itu adalah adik tirimu, dan seorang bocah berumur 4 tahunan yang tengah bergandengan tangan dengan ayahmu itu.

𝐁𝐮𝐛𝐛𝐥𝐞 𝐆𝐮𝐦 [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang