▪▪▪
"—kakak! Abang dari tadi nangis tuh"
Kamu yang semula tengah berbaring di atas brankar berniat ingin beristirahat pun berhasil dikejutkan akan pekikan adikmu itu.
Kepalamu tertoleh pelan ke arah adikmu, lalu kamu tersenyum tipis.
"abangnya dimana dek?"
"ada di depan, kak. Katanya nanti nyusulin yuyu nemuin kakak"
Kamu mengangguk pelan, memahami mengapa suamimu itu mengeluarkan air matanya.
Karena memahami hal itu, tanganmu pun tergerak menyentuh kepala adikmu untuk kamu usap pelan.
"dek, tolong panggilin abang ya.."
Adikmu mengangguk, menuruti permintaanmu. Lalu, tak sampai beberapa menit kemudian adikmu kembali beserta suamimu yang katanya tadi tengah menangis tanpa henti.
Senyummu kembali terbit sesaat sadar kalau wajah lelaki yang digandeng adikmu itu kini terlihat sangat merah dan sembab di bagian kedua matanya.
Tanganmu melambai pada sesosok itu, meminta dirinya untuk segera duduk di atas kursi yang letaknya berada tepat di samping brankar yang kamu gunakan saat ini.
Dengan posisi setengah berbaring, tanganmu bergerak menyentuh kepala suamimu itu dengan gerakan sayang.
Matanya dan matamu kini berpandangan. Kamu dengan tatapan teduh, sedangkan lelakimu itu dengan mata memerah sisa menangis.
"—hyun, kamu kenapa hm?"
Dipanggil dengan suara lembutmu Hyunjin tak bergeming, ia terus saja memandangimu tanpa berniat menyahuti panggilan itu.
Lalu, tanganmu segera ia raih dan ia kecup lama di bagian punggung tanganmu. Kamu yang tak tega dengan apa yang ia rasakan saat ini pun mendekatkan kembali telapak tanganmu ke wajahnya.
"it's okay, aku ada disini. Anak kita juga ada tuh. Udah jadi papa, jangan cengeng gini dong, sayang.." tenangmu sembari melirik anak kalian yang memang berada di dalam keranjang khusus bayi di samping brankar-mu.
Iya. Kamu dan Hyunjin kini telah resmi menjadi sepasang orangtua dan memiliki seorang anak. Penyebab lelakimu itu menangis juga dikarenakan ia sangat khawatir pada dirimu yang mengalami pendarahan disaat harus melahirkan anak kalian.
Maka disaat kamu mendengar jika suamimu terus menangis itu bukanlah hal yang tak wajar. Kamu sangat memaklumi kelembutan hati suamimu itu. Jika kamu berada di posisi Hyunjin mungkin kamu juga akan menangis disaat tahu bahwa pujaan hatimu itu bisa kapanpun meregang nyawa.
Bersyukur pada Allah SWT. kamu diberi kesempatan untuk selamat dari masa pendarahan itu dan kamu masih diberi kesempatan untuk merawat dan membesarkan anak yang kamu lahirkan kemarin malam. Beruntung juga bagimu, kamu diberi kesempatan untuk terus bersama suami dan adikmu sampai batas usia yang tentu tak kamu ketahui sampai kapan masa itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐮𝐛𝐛𝐥𝐞 𝐆𝐮𝐦 [✔]
Fanfic➵ 𝐟𝐭. 𝐤𝐰𝐨𝐧 𝐲𝐮𝐥𝐢 & 𝐡𝐰𝐚𝐧𝐠 𝐡𝐲𝐮𝐧𝐣𝐢𝐧 Ada yang bilang, jika ingin mendekati seseorang maka ambil lah hati orang terdekatnya. Begitupula Hyunjin, yang ingin mendekatimu. Maka ia harus bisa akrab dan menyukai adikmu, untuk masuk ke keh...