✖Chapter 4✖

932 97 27
                                    

Yuki duduk di kursi depan meja kerjanya. Ia menghela nafas lelah. Iya, pekerjaanya sebagai idol sedikit menghabiskan tenaganya. Ia melihat ke arah jam dinding. Jam sudah menunjukan pukul sepuluh lewat.

Misi Riku-kun dan Mitsuki-kun gimana, ya?’ tanya Yuki dalam hati. Matanya sudah terbuka dan tertutup beberapa kali. Kelelahan membuatnya mengantuk.

Seseorang mengetuk pintu ruangannya. Yuki yang hampir tertidur itu langsung mengucek-ngucek matanya dan berkata, “Masuk.”

Orang itu membuka pintu, “Permisi, Yuki-san.”

“Mitsuki-kun! Ah, misinya gimana?” tanya Yuki.

Mitsuki memencet salah satu tombol di jam tangannya. Hologram berisi laporan yang ia buat keluar dari sana. Kemudian, Mitsuki mengarahkan hologram itu ke Yuki.

Wajah Yuki langsung berubah drastis. Iya, wajahnya menunjukan bahwa ia ogah sekali membaca laporan itu. Panjang banget soalnya.

“Perlu Saya singkat?” tanya Mitsuki setelah melihat keogahan atasannya.

“Hooh,” Yuki mengangguk.

Mitsuki menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya. “Kami bertemu Tsukumo dan ia berkata bahwa tujuannya ke sana ialah menghapus pengganggu rencananya. Lalu, ia menghilang. Kemudian, ketika Saya dan Riku mendengar suara ledakkan dari gedung Yaotome Production, kami langsung ke sumber suara. Di sana, kami melihat MEZZO”, unit dari Markas Takanashi sedang melawan yokai. Kami membantu mereka. Dan...”

Mitsuki melihat ke lantai dan mengepalkan kedua tangannya, “Riku... Mengeluarkan jurus api lagi...”

Yare,yare...” Yuki memegang kepalanya, “Padahal sudah kukatakan untuk tidak menggunakan jurus itu lagi. Jurus itu dapat menyebabkan asmanya kambuh,” Yuki memadang wajah Mitsuki lagi, “Jadi? Apakah dia menang dengan jurus itu?”

Mitsuki mengangkat dan menggelengkan kepalanya, “Tidak. Sogo yang menghentikannya.”

“Sudah kuduga.”

“Eh?”

“Tampaknya... Papa Takanashi dan bawahannya sedang mengawasi Riku.”

“Darimana kau tahu? Dan atas dasar apa?”

“Angra Mangiu. Tsukumo. Unit terhebat Markas Takanashi yang tiba-tiba menahan diri di pertarungan mengakhiri pertarungan tersebut. Bukankah itu semua sudah membuktikan niat Papa Takanashi?”

“Kau tajam seperti biasa, ya, Yuki-san.”

“Tentu saja,” Yuki memasang wajah bangganya. “Lalu, apa lagi?”

“Aku tahu identitas kakaknya Riku.”

“Oh? Bagaimana caranya?”

“Ia yang mengatakannya langsung kepadaku. Tapi, ia berkata untuk tidak memberitahukan hal ini kepada siapapun.”

“Hee?? Jaa, beri tahu aku. Aku janji tidak akan mengatakannya ke siapa pun. Sekali pun itu Momo atau Ban.”

Mistuki menghela nafas, “Kujo Tenn.”
Yuki membelalakan matanya. “Tenn-kun?!” Yuki berdiri dari tempat duduknya lalu memegang mulutnya, “Bagaimana bisa aku tidak menyadarinya?”

“Yuki-san?”

Matte... Biarkan aku berpikir sejenak...” Yuki mulai berjalan bolak balik di belakang meja kerjanya, “Ada apa ini? Mengapa mereka semua terobsesi dengan Riku-kun? Apa yang telah terjadi? Apakah karena Riku-kun itu Angra Mangiu?” Yuki menggelengkan kepalanya, “Bukan. Tidak hanya itu...” Yuki membelalakan matanya lagi, “Jangan-jangan... Pembalasan dendam?!”

Song of Desperation [IDOLiSH7 Fanfic] || ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang