✖️Chapter 19✖️

538 76 13
                                    

Author's POV:

"Kejadian... yang sangat ingin kau lupakan...?" tanya Tenn dengan wajah bingungnya. Riku terkejut ketika mendengarnya. "Apa yang orang itu bicarakan?"

Riku menghela nafas kemudian mengarahkan pandangannya pada kakak kembarnya. Dengan senyum manisnya, ia menjawab, "Tidak ada apa-apa, kok, Tenn-nii. Saa~ Kita ke dalam~ Di sini dingin soalnya," Ia membalikan tubuh Tenn dan mendorong punggungnya untuk masuk ke dalam rumah, "Tsunashi-san dan Yaotome-san juga ke dalam, yuk!"

"Ah, haik!" meski masih bingung, Ryuu membalas ajakan Riku sambil menunjukan senyumnya. Gaku hanya menghela nafas pasrah melihat tingkah Riku yang agak aneh.

Mereka berempat pun masuk ke dalam rumah. Riku berjalan di depan TRIGGER—ia akan membawanya menuju ruang tamu. Saat berjalan, TRIGGER melihat-lihat ke sekeliling mereka dan langit-langit rumah. "Besar sekali...," benak mereka.

"Nanase. Kau tinggal sendiri di sini?" tanya Gaku pada Riku. Belum sempat Riku menjawab, seseorang entah dari mana memanggil namanya, "RIKU-KUN!!!"

Riku menghentikan langkahnya. 'Uwaa... Mati aku... Yuki-san memanggilku...,' Riku menelan ludah, 'Eh, tunggu, sejak kapan Yuki-san tiba di sini?'

Ryuu merasa familiar dengan suara yang memanggil nama Riku. "Suara ini..."

BRUKK!!!

"ITTAI!!!!" teriak Riku yang kini sudah terjatuh tengkurep di lantai dengan seseorang yang menduduki punggungnya. Orang yang menduduki Riku langsung menjambak rambut panjang Riku.

"Siapa yang nyuruh buat ngerusakin pintu ruang kerja gua, hah?!" Orang itu menarik rambut panjang Riku lebih kuat lagi.

"ITTATATATATATATA!!!!! YUKI-SAN!!!" Teriak Riku.

TRIGGER terkejut melihat kehadiran Yuki yang tidak disangka-sangka. "Yuki-san!" seru TRIGGER bersamaan.

"Yuki-san sedang apa di sini?!" tanya Gaku.

Yuki menatap Gaku dengan tatapan polosnya dan tangannya yang masih terus saja menjambak rambut Riku. "Oh... TRIGGER...," Yuki bangun berdiri dari punggung Riku. Lalu, ia memegang bagian belakang kerah mantel Riku. "Kau. Betulkan pintu ruang kerjaku!"

"Hee...?" ujar Riku kecewa, "Tapi ada TRIGGER di sini... Masa' aku membiarkan tamu yang kuundang... Eh, tidak... Yang kuundang hanya Tenn-nii..."

Riku menggelengkan kepalanya, "Lupakan. Juga, lagian aku 'kan tokoh utama... Masa' aku—"

Tak kuasa lagi menahan amarahnya, Yuki melempar Riku ke arah ruang kerjanya. "Kau takkan boleh makan ataupun bertemu kakakmu lagi sampai kau membetulkan pintu ruang kerjaku!"

"HAAAHHHH....????" seru Riku kecewa.

"CEPAT BETULKAN!!!"

Riku menggembungkan kedua pipinya. "Hngg... Menyebalkan..." Meski sambil mengeluh, Riku mulai bertanggung jawab atas apa yang ia perbuat tadi.

Tenn tertawa kecil melihat tingkah Riku. Gaku menatap aneh Tenn yang tiba-tiba tersenyum tulus karena yang ia sering lihat dari Tenn adalah wajah julitnya. Sedangkan Ryuu merasa lega bahwa Tenn bisa tersenyum setulus itu.

Yuki mengajak TRIGGER untuk pergi ke ruang tamu, "Saa, mari kita melupakan Si Setan Merah itu untuk sementara."

Mereka pun pergi ke ruang tamu. Setelah Yuki mempersilahkan TRIGGER untuk duduk di sofa, ia pun duduk di sofa seberangnya. Ia menyilangkan kedua kakinya. "Jadi, ada keperluan apa kalian datang ke sini?"

"Riku menyuruhku untuk datang ke sini. Tapi, entah kenapa, kedua orang ini malah ikut denganku," jawab Tenn dengan nada datarnya.

"Heh! Lo gak inget apa si Nanase pernah nyiksa lo ampe gimana?! Tar lo kenapa-kenapa lagi gimana?! Lo 'kan center-nya TRIGGER!" omel Gaku.

Song of Desperation [IDOLiSH7 Fanfic] || ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang