“Kalau begitu bergabunglah dengan organisasi kami!” Ujar Yuki dengan ceria sambil menyatukan kedua telapak tangannya di depan dada. Tak lama setelah itu, ekspresi wajahnya kembali lagi serius dan terlihat sedikit jengkel. “Dan itulah yang dikatakan si Bapak Pelit Melek padaku saat aku menceritakan tentang krisis ekonomi yang kita alami.”
Banri, Riku dan Pythagoras Trio tertawa canggung melihat ekspresi serta tingkah Yuki yang demikian. Sedangkan Tenn hanya menghela nafas sambil menatap aneh senpai-nya yang sudah keluar dari dunia entertainment.
Sudah satu minggu berlalu semenjak Riku bertemu lagi dengan Tsukumo. Selama satu minggu tersebut, para anggota yang tersisa di markas berusaha mencari cara untuk menghadapi krisis ekonomi yang kini sudah mulai terasa. Yuki memerintahkan bawahannya untuk tidak meminta tolong pada Markas Takanashi tapi karena mereka tidak kian mendapatkan bantuan, akhirnya Yuki tidak memiliki pilihan lain selain meminta tolong pada Markas Takanashi. Sebelum itu, mereka sempat meminta tolong pada agensi dimana Tenn bekerja tetapi tentu saja atasan dari agensi itu menolaknya mentah-mentah.
Mengenai Tenn yang berada di markas bersama yang lain, itu karena sejak seminggu yang lalu dia sudah melakukan beberapa training bersama Riku. Juga, Tenn sudah mulai mengikuti beberapa rapat di markas itu. Karena Tenn adalah seorang profesional, ia mampu membagi waktunya antara mengurusi urusan untuk melawan Tsukumo dengan kehidupan idol-nya.
Cukup dengan flashback-nya, mari kita melanjutkan ceritanya.
Yamato menggeleng-gelengkan kepalanya heran, “Yare, yare... Yuki-san. Kenapa kau begitu bersikeras untuk menolak tawaran Takanashi-san? Ini kesempatan yang bagus, loh.”Banri menghela nafas serta memasang senyum terpaksa, “Ah, kalau itu...”
“...Karena Yuki adalah bocah yang kabur dari panti di markas tersebut.”
......
"EEEEEEEEEHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH................?????????!!!!!!!!"
——————————————————
Nanase Twins berjalan di lorong Markas Takanashi. Mereka hendak pergi ke perpustakaan untuk menggali informasi mengenai Tsukumo.
Sambil menaruh kedua tangannya di belakang kepala, Riku menghela nafas malas. "Dan... Akhirnya kita jadi bergabung dengan organisasi ini."
"Bukan kita. Tapi, kau dan teman-temanmu. Aku di sini hanya sebagai asistenmu," kata Tenn datar.
"Kata siapa?"
"Aku."
"Tapi, bagiku kau bukan asistenku tuh."
"Tapi, aku merasa demikian."
"Ya sudahlah. Ah, kita sudah sampai di perpustakaannya."
Nanase Twins pun masuk ke dalam perpustakaan tersebut. Mata Tenn menyusuri perpustakaan itu dengan rasa takjub. Karena, perpustakaan tersebut besar dan terlihat mewah dengan berbahan dasar kayu jati.
Riku berjalan mendahului Tenn dan matanya mulai mencari buku yang memuat informasi mengenai hal yang dibutuhkannya. Setelah beberapa detik, akhirnya Tenn mengikuti langkah adik kembarnya. Tenn mengangkat alis kirinya, "Riku. Apa kau yakin tidak bertanya mengenai buku yang kau maksud pada seseorang yang ada di sini?"
"A-Ah... Kalau itu...," Riku mulai salah tingkah mendengar apa yang ditanyakan Tenn. Ia pun membalikkan tubuhnya menghadap Tenn, "...Aku sedang... Etto... Ada masalah dengannya...(?)"
Tenn memiringkan kepalanya ke kanan dan raut wajahnya berubah menjadi lebih serius—ia bingung dengan reaksi yang ditunjukan Riku. "M-Maa, pokoknya seperti itu...," ujar Riku yang menggaruk belakang kepalanya dengan canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Song of Desperation [IDOLiSH7 Fanfic] || ✔️
FanfictionThis book has it 2nd Season titled: 暗いの光/DARKLIGHT "Tenn-nii, kau ingin aku mati, kan?" Remaja laki-laki berambut merah itu perlahan kehilangan jati dirinya. Entahlah, apakah ada sebuah nyanyian yang dapat menyelamatkan orang yang telah tenggelam te...