✖Chapter 14✖

561 80 26
                                    

"Saat aku tersadar, tubuhku sudah bukan lagi manusia. Aku sudah berubah sepenuhnya menjadi yokai. Tak hanya itu, seluruh penduduk Lama juga menjadi demikian. Mereka menjadi mahluk pemakan manusia yang kejam. Bahkan Yang Mulia Orion."

"Aku sudah tidak dapat mengenalnya lagi. Yang Mulia Orion yang aku layani tidak akan pernah memerintahkan hal yang kejam dan tak manusiawi. Karena itulah, aku lari. Aku lari dari Kerajaan Lama dan menetap di Kerajaan Sirena bersama dengan Sardinia yang tidak sadarkan diri."

"Aku tahu dia masih hidup walaupun sebagai yokai. Tapi, aku bingung... Meskipun aku sudah menunggunya untuk sadar hingga bertahun-tahun, ia tak kunjung sadar."

-----------------------------------------------------------
Erin' POV:

Aku berjalan-jalan di depan istana Kerajaan Sirena sambil memikirkan suatu hal.

Kenapa Sardinia tak kunjung sadar? Kenapa aku dan dia tidak menua? Padahal, seharusnya kini kami sudah berusia 70 tahun.

Aku senang, sih... Akhirnya kita bisa merayakan ulang tahun kita bersama. Jadi, harapan kita terwujud. Ya... Walaupun tidak sepenuhnya terwujud... Karena, kau tidak sadarkan diri...

Saat aku sedang melamun, seseorang muncul di depanku dan bertanya, "Apa kau ingin membuat Yang Mulia Sardinia sadar?"

Aku mendongakkan kepalaku yang sedari tadi menunduk dan menatap laki-laki itu. Aku menatapnya dengan tatapan dinginku, "Siapa kau?"

"......"

"Isumi Haruka. Masa' kau lupa? Kita pernah bertemu 52 tahun yang lalu. Saat pertama kali kau menjadi seorang yokai," jelas anak laki-laki bersurai biru butek itu.

Setelah diingat-ingat, benar juga. Kita pernah bertemu. Dia adalah salah satu orang yang muncul di hadapanku saat aku dan Yang Mulia Orion berubah menjadi yokai.

"Jujur saja... Aku merasa ingin membantumu..."

"...setelah aku mengetahui niat jahat Ryo-san."

Ryo...san...? Ryosan? Nama yang aneh... Aku tak pernah mendengar nama seperti itu sebelumnya. Mungkin dia berasal dari negara lain?

"Tsukumo Ryo. Itulah orang yang berdiri paling depan saat kita bertemu dulu. Yang berkata 'Last Card'."

Oh, iya... Aku tidak mengerti dengan perkataannya. Bahasa mana tuh, ya?

Dan namanya bukan Ryosan, toh... Kalau begitu, apa itu -san?

"'Last Card', 'Kartu Terakhir'. Kartu terkuat. Dan kartu itu adalah kau, Yang Mulia Sardinia serta... Nanase Riku dan Nanase Tenn di masa depan."

Aku membelalakan kedua mataku. Aku terkejut. Sekaligus semakin tidak mengerti dengan perkataannya.

Tiba-tiba, seorang perempuan(?) ah, bukan. Dari auranya dia itu lelaki. Au ah, pokoknya dia tahu-tahu muncul dan memukul kepala Isumi dengan kasar serta berkata, "Kau membuatnya bingung, bodoh!"

Yang punya kepala meringis kesakitan dan menatap kesal si pemukul, "Sakit tahu, Mina!!!"

"Lagian kau menjelaskannya secara membingungkan. Biarkan aku yang menjelaskan detailnya pada orang ini."

Aku menatap pria yang memukul kepala Isumi. Ah, dia juga ada saat aku perlahan berubah menjadi yokai. Tapi, siapa namanya?

"Natsume Minami."

Hee...?! Dia bisa membaca pikiranku?! Mana mungkin?! Gimana caranya..?!

"Fufufu... Orang biasa tidak akan dapat melakukannya..."

Song of Desperation [IDOLiSH7 Fanfic] || ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang