Song of Desperation [IDOLiSH7 Fanfic] || ✔️

✖Chapter 16✖

"Setelah sekian lama, akhirnya aku dapat bertemu dengan Riku lagi. Tapi, sayang sekali, kondisi saat itu bukanlah kondisi yang cocok untuk melepaskan kerinduanku."

"Saat aku melihatnya berdiri di depanku dengan sebuah pedang di tangannya, aku menyadari bahwa... Adikku sudah besar. Sayang sekali aku tidak berada di sisinya saat ia bertumbuh dan berkembang."

"Riku berusaha melindungiku bahkan sampai saat kami terjebak di dunia penuh kegelapan. Tapi..."

"Kami terpisah secara tiba-tiba. Iya, Riku hilang dari sisiku. Aku sangat panik. Sudah aku sendirian, gelap pula..."

"Aku tidak tahu harus apa."

"Dan di saat itulah aku melihat sebuah kristal muncul di hadapanku secara tiba-tiba. Aku pun menyentuh kristal tersebut."

"....Tak lama kemudian(?), aku tiba di tempat penuh kristal dan bertemu dengan Sardinia..."

•

•

•

•

•

•

•

•

•

•

•

•

•

•

Author' POV:

Setelah Riku menutup panggilannya, Mitsuki terheran-heran. "Apa, sih?! Nanya gitu doang terus tutup panggilan!" omel Mitsuki.

Melihat tingkah Riku yang aneh, Banri pun berpikir keras. Di saat ia berpikir, Tamaki berkata, "Nee, aku ingin melihat keadaan yokai yang ada di dalam istana. Boleh, 'kan?"

"Yokai yang tidak sadarkan diri itu, ya...?" tanya Yamato. Tamaki mengangguk. "Jaa, aku ikut," Yamato beranjak dari tempat duduknya tadi—di atas anak tangga istana.

Tepat saat Tamaki dan Yamato hendak meninggalkan dua orang lainnya, Banri berkata, "Matte."

Tamaki dan Yamato pun menghebtikan langkahnya dan menatap Banri dengan tatapan heran mereka. Begitu pun juga Mitsuki.

"Dari reaksi Riku-kun tadi..." Banri menoleh ke samping kanannya, "...Sudah kuduga ada yang aneh dari ini semua."

"Sebenarnya kau itu berberapa, sih, Tsukumo?"

Mitsuki, Yamato dan Tamaki membelalakan kedua mata mereka. "T-Tsukumo...?" tanya Yamato ketakutan.

"Are~ Aku ketahuan, ya?" ujar mahluk yang daritadi mengaktifkan kemampuan menghilangnya, "Padahal aku berniat untuk menonton lebih lama lagi~"

Wajah Mitsuki dan Tamaki memucat. Tentu saja, mereka berdua sama sekali tidak menyadari bahwa Tsukumo berada di dekat mereka. Karena itu, mereka merasa sangat takut pada mahluk abadi jahat yang satu ini.